Dua Belas

8.2K 337 30
                                    

Rea memandang Reno yang saat ini berada dihadapanya dengan kedua tangan yang menumpu dagunya.

Saat ini Rea berada dirumah Reno karena ajakan Reno untuk segera menyelesaikan tugas kelompok. Awalnya Rea sedikit ragu, tapi setelah Reno mengucapkan bahwa dirumahnya ada pembantu, akhirnya Rea meng iya kan ajakan Reno.

Bukan karena apa-apa, tapi Rea takut hanya berdua dengan Reno saja. Syukurlah, ternyata di rumah Reno masih ada pembantu yang menemani mereka.

"Re, gue mau minta pendapat sama lo," ucap Reno sambil meletakkan bolpoin yang tadi dipegangnya dan mengalihkan pandangannya yang semula memandang buku, sekarang memandang wajah Rea yang ada dihadapannya.

"Pendapat apa?" tanya Rea dengan kerutan didahinya.

"Menurut lo, cewek itu suka sama apa?"

"Mungkin bunga atau boneka. Tergantung cewek nya sih." Rea berkedip dua kali dan mendapat anggukan paham dari Reno. "Emangnya kenapa?" sambung Rea menatap Reno yang sedang berfikir.

"Gue mau nembak cewek."

Rea terkejut dengan ucapan Reno.
Reno kan udah punya pacar, terus mau nembak siapa lagi coba, batin Rea sangat penasaran dengan ucapan Reno.

"Loh, bukannya lo udah punya pacar?" Reno menghembuskan napasnya pelan dan mulai menjelaskan.

"Sebenernya gue sama Sheila itu belum jadian. Gue masih bingung cara nembak dianya gimana biar kelihatan romantis. Eh kemarin gue kaget waktu dia bilang kalau gue pacarnya. Itu berarti dia setuju aja kalo gue jadi pacarnya kan. Nah, gue pingin hubungan gue sama dia jadi resmi pacaran. Gue cinta sama dia, jadi gue mau perjuangin dia," jelas Reno yang membuat hati Rea sedikit tergores lagi.

"Oh. Jadi kemarin kalian bohongin gue?" tuding Rea dengan nada sedikit meningggi diakhir kalimatnya.

"Sorry, Re. Gue nggak bermaksud. Sheila sendiri yang ngomong kalau kita pacaran."

"Terus kenapa lo waktu itu ngga ngebantah omongannya Sheila?"

"Gue terlanjur seneng karna Sheila bilang kalo gue pacarnya. Gue kebawa suasana. Maafin gue deh," mohon Reno dengan kedua tangan yang disatukan didepan dada.

"Hm. Untung lo sahabat gue. Permintaan maaf lo gue terima." mata Reno berbinar dengan seulas senyum tipis.

"Oke. Sekarang lo kasih tau gue cara gimana nembak si Sheila ya?" Rea menghembuskan napasnya lesu mendengar nada memohon dari Reno agar Rea membantu Reno untuk menjadi pacar Sheila.

Sakit hati? Tentu saja. Tapi apa boleh buat.

"Oke gue bantuin. Asalkan lo bahagia."

"Makasih Rea cantik," ucap Reno dengan tangan yang mencubit kedua pipi Rea dan langsung membuat Rea sedikit meringis karna cubitan Reno dikedua pipinya.

"Awh. Sakit bego!" ringis Rea sambil menepis tangan Reno agar menjauh dari pipinya.

"Iya iya. Maaf." cengir Reno yang justru membuat Rea mendengus sebal.

Rea mulai memberikan saran bagaimana cara yang harus dilakukan Reno untuk mengungkapkan perasaanya kepada Sheila. Mulai dari perempuan yang suka dengan Boneka, bunga dan hal-hal romantis lainnya.

Reno mengangguk-anggukan kepalanya saat Rea memberikan saran-saran yang harus dilakukannya.

"Gimana? Paham kan?" tanya Rea setelah menumpahkan semua sarannya.

"Oke. Gue paham."

"Inget! Yang romantis!" tegas Rea mengingatkan Reno.

"Siap Ibu Bos." Reno mengacungkan kedua jempolnya dengan semangat.

REANA [SELESAI]Where stories live. Discover now