Dua Puluh Lima

7.8K 261 35
                                    

Saat ini Rea berada di ruang perpustakaan dengan setumpuk buku yang tadi diperintahkan Guru Biologi agar mengembalikan buku tersebut ke perpustakaan. Dan beruntungnya, Reno juga mendapat perintah. Jadi mereka berdua yang harus mengembalikan buku ke perpustakaan.

"Akhirnya ... berat juga bawa segitu banyak," gumam Rea yang masih terdengar jelas di telinga Reno yang berada di sebelahnya.

"Lo capek?" tanya Reno yang membuat Rea sedikit tersentak kaget.

"Eh, em sedikit sih."

"Ke kantin aja yuk. Gue traktir." tawar Reno sambil merangkul bahu Rea.

Rea? Jangan ditanya lagi, perempuan itu sedang menahan kegugupannya agar tak terlalu terlihat.

"Tapi kan ini masih jam pelajaran. Nggak usah lah. Balik kelas aja," jawab Rea menggeser tubuh agar rangkulan Reno terlepas.

Reno menurunkan tangannya dari bahu Rea saat perempuan itu menggeser tubuh sedikit menjauh.

"Oke. Kalo gitu nanti pulang sekolah kita main dulu. Gue ajak temen gue, lo ajak temen-temen lo juga. Gimana?" tanya Reno yang membuat Rea mengangguk seketika.

"Iya oke. Nanti gue ajak temen-temen."

Reno menganggukan kepala dan berjalan terlebih dahulu keluar perpustakaan diikuti Rea yang berjalan di belakangnya dengan kedua tangan yang saling terpaut, memilin ujung jari untuk meredakan rasa bahagianya.

Sesampainya di depan kelas, Reno masuk terlebih dahulu, kemudian baru disusul Rea di belakangnya dan duduk di bangku masing-masing.

"Cie, berdua sama gebetan," goda Desma sambil mencolek-colek bahu Rea.

"Diem woy. Nanti gurunya denger suara cempreng lo, Des," jawab Rea membuat Desma mendengus kesal karena suara indahnya di sebut cempreng.

"Apaan sih! Orang suara bagus gini dibilang cempreng," protes Desma yang membuat Rea terkekeh karena melihat raut wajah Desma yang terkesan imut dan sedikit menjijikkan. Upss.

"Iya bercanda doang kok. Eh, nanti pulang sekolah kita main sama temen-temen Reno. Lo mau kan?" tanya Rea.

"Ya mau lah. Sama Vika dan Laras juga kan?" binar Desma semangat 45.

"Iya, kita berempat." Desma langsung berdiri dari duduknya dan tanpa sadar menggebrak meja dengan keras. Membuat guru yang sedang mengajar di depan memandang ke arah meja Rea. Begitupula murid lainnya.

"Desma! Ngapain kamu!" hardik Bu Erli dengan kedua mata melotot.

"Eh, nggak kok bu. Ini tadi ada kecoa di meja." cengir Desma dan langsung mendudukkan diri.

"Saya maafin kamu untuk sekarang. Tapi jangan rame lagi!" perintah Bu Erli dan membuat Desma mengangguk seketika.

Bu Erli mulai melanjutkan materinya, dengan Desma dan Rea yang masih terkekeh kecil.

"Dasar humor gue receh banget," gumam Rea yang masih terkekeh.

***

Saat ini Rea, Reno dan teman-temanya sudah berada di taman dekat sekolah mereka. Alasan memilih berkumpul di taman, karena udaranya segar dan lingkungan sekitar sedikit luas membuat mereka sedikit leluasa.

Duduk bersila dibuat melingkar.

"Gue nggak nyangka bisa dempet sama cecan-cecan," ujar Vano bangga dengan gaya songongnya.

"Hallah, lo kalo kayak gitu keliatan jomblonya Van," balas Wahyu sedikit sewot.

"Lah, Vano kan emang jomblo," timpal Desma sambil mencomot bakso ojok yang baru saja dibelinya di seberang taman.

"Kalian semua bacot." Mereka semua menoleh ke arah Ferro yang sedang bermain handphone dengan headset di salah satu telinganya.

"Main handphone sampai segitunya. Chat an sama siapa sih," ketus Laras yang membuat teman-temannya menatap heran ke arahnya.

Ferro yang mendengar ucapan ketus dari Laras, langsung melepas headset dan memasukkan handphone nya ke dalam kantong celana.

Pergerakan Ferro tentu saja tak luput dari penglihatan teman-temannya.

"Ashiappp, bau-bau suami takut istri mulai tercium," ujar Jordan menggoda dan disusul siulan dari Vano dan Wahyu.

Rea yang melihat itu tertawa terbahak diikuti teman-teman lainnya.

"Apa sih. Bacot lo!" ucap Laras dengan senyum tertahan.

"Laras sok jual mahal. Padahal seneng kan," timpal Desma dengan polosnya, yang membuat Laras ingin menaboknya di tempat.

"Des, masih pingin hidupkan?" kata Laras dengan kedua mata melotot.

"Masih lah. Dosa Desma masih banyak, belum nikah juga. Nanti jodoh Desma sedih kalo Desma meninggal duluan," ujar Desma yang membuat teman-temannya terkekeh.

"Ya ampun Desma sayang, kamu kok lucu banget sih," goda Vano yang langsung mendapat timpukan buku dari Satya.

"Nggak usah godain Desma lo!" geram Satya dengan jari tengah yang terangkat.

"Aelah bercanda doang. Sensi amat," ujar Vano membela diri.

"Udah, ribut terus kalian! Gue ada rencana nih!" potong Vika berpendapat.

"Apaan?" tanya Rea penasaran.

"Kita ulangan kenaikan kelas, kapan?"

"Em, minggu depan sih kayaknya," jawab Desma.

"Nah, habis ulangan kenaikan kelas pasti kan ada outingclass tuh, kita adain acara seru skuy!" semangat Vika menggebu.

"Gitu doang rencana lo?" Vika merenggut kesal saat mendengar ucapan Wahyu.

"Ish, emang mau lo apa?" ketus Vika sedikit jengkel.

"Gue cuma mau lo."

"Bucin lo anjir!" balas Reno terkekeh.

"Eh, enggak Vik, gue cuma bercanda," ucap Wahyu saat melihat tatapan tajam dari Vika.

"Berantem terus. Jodoh loh entar," goda Rea sambil memakaikan tas nya ke punggung.

"Mau kemana Re?" tanya Desma.

"Mau pulang. Udah sore, capek gue." Rea berkata sambil berdiri dari duduknya, diikuti teman-teman yang lain.

"Yaudah, kita juga pulang deh," ucap Ferro dan mendapat anggukan setuju dari yang lain.

"Kapan-kapan kumpul gini lagi ya." Semua mengangguk saat mendengar ucapan Laras.

"Re, gue anter ya," tawar Reno dan mendapat angukan dari Rea.

Reno dan Rea pulang terlebih dahulu, disusul dengan Ferro, Wahyu, Satya, Vano, Jordan, Vika, Desma dan Laras yang juga pulang ke rumah masing-masing.


---------------
Maap sebelumnya, part kali ini simple tanpa konflik.

REANA [SELESAI]Where stories live. Discover now