Dia tau ada yang tidak beres, dia yakin ada hal yang terjadi.... Tapi bukan ini. Bukan dengan pengakuan anaknya yang berkata bahwa salah satu dokter yang paling Aldebaran percayai sudah menidurinya.

Sean terlalu apatis untuk masalah sejenis ini. Dia mencintai kekasihnya—seperti yang selama ini dikabarkan— dan dia jelas tidak memberikan kesempatan pada wanita manapun untuk mendekati atau mengharapkannya.... bahkan ketika ibunya jatuh sakit untuk meminta pria itu menikah dengan wanita pilihan ibunya, dia justru tidak peduli.

Dia amat sangat mencintai kekasihnya, that's the only point... dan bukannya Aldebaran tidak mempercayai Hera, hanya saja 'meniduri' itu tuduhan yang sangat kejam. Anaknya bisa saja mengatakan hal lain untuk membuat reputasi pria itu jatuh... tapi ini sungguh keterlaluan.

Apa yang dipikirkan Hera saat mengadukan masalah seperti ini?

"Hera." Aldebaran menghelah.

Dia memajukan tubuhnya, menumpuh dagunya dengan kedua tangan lalu menatap Hera dengan pandangan letih.

"Dengar, nak. Ini sudah tidak lucu lagi. Apa maksudmu 'meniduri mu'? Jangan berlebihan, kamu tau kan kalau dokter Sean tidak mungkin melakukan itu padamu." Kata Aldebaran, tidak habis pikir.

Hera sering membuat masalah pada orang yang tidak dia sukai, dan Aldebaran juga sering membelanya... tapi saat ini, Aldebaran tidak mungkin bisa berada dipihaknya. Sean dan sikap realistisnya, jelas membuat Aldebaran yakin bahwa apa yang dikatakan Hera hanya sebuah bualan biasa.

Hera mungkin menggertak, tapi Aldebaran tetap tidak akan—

"Aku ke club semalam!" Hera berteriak.

Dia meremas tangannya dengan kuat, "Sangat mabuk untuk bisa mengingat siapa pria yang sudah menarikku ke lorong kamar mandi."

Tatapannya nanar, "T-tapi pagi ini aku tiba-tiba terbangun tanpa sehelai pakaianpun di apartemennya."

"Sean," Suara Hera tercekat.

"Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Aku bertanya pada Sean, namun dia tidak mengatakan apapun padaku. Dia hanya diam... dan ini sangat membuatku gila."

Hera mendadak terduduk memegangi kepalanya. Dia meremas rambutnya keras dengan wajah yang terlihat sangat ketakutan.

"Ya Tuhan..." Aldebaran tersadar, reflek bangkit dari kursinya lalu menarik Hera ke dalam pelukannya.

"A-ayah, dia sudah memperkosaku." Hera terisak, tangisnya pecah. Dia menenggelamkan dirinya pada pelukan ayahnya lebih erat.

"Tenang sayang, ayah ada disini... ayah akan melindungimu."

Hera menggangguk, mencoba menenangkan dirinya... tapi tahu-tahu tanpa terlihat, menarik sudut bibirnya dan menyeringai.

Melirik dua orang perawat yang mencuri dengar dari balik cela pintu ruangan ayahnya dengan sangat puas... dia yakin, bahwa dengan ini, reputasi pria brengsek itu akan segera berakhir.

***

"Kau tau? Para perawat bilang dokter Sean telah meniduri dokter Hera. Mereka mendengar dokter Hera menangis di ruangan dokter Aldebaran tadi pagi."

"Astaga! Benarkah? Tapi bukannya dokter Sean sangat mencintai kekasihnya? Kenapa dia tiba-tiba bisa bersama dokter Hera?"

"Para perawat berkata bahwa dokter Sean ingi membalaskan dendamnya karena sempat dipermalukan dokter Hera."

"Ck, aku tidak menyangka dia mampu melakukan cara rendahan seperti itu, meski aku juga tidak suka dengan dokter Hera, tapi dokter Sean sangat keterlaluan. Dia benar-benar tidak punya hati!"

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang