[ZenEga 29]

3.5K 313 47
                                    

"Sikapmu itu terkadang membuatku lupa, bahwa kita berdampingan hanya sebatas untuk menutupi rahasia."

BAB 29

ZENEGA

"Cowok brengsek kayak lo itu gak pantes hidup."

"Kalau gue cowok brengsek lo apa?" Zega menatap Gilan sinis. "Cowok munafik? Atau cowok pengecut yang gak berani ngungkapin perasaan dan gak bisa ngejagain cewek yang lo suka dari gue yang notabene nya adalah seorang playboy yang bisa kapan aja nyakitin hati Zena. Ah lo itu mah banci, gak pantes disebut cowok. Masa jagain cewek satu dari gue aja gak bisa?"

Zega berucap sinis. Matanya memandang remeh ke arah Gilan.

Gilan menggeram. Amarahnya kini menggebu. Tidak, dia bukan marah karena ucapan Zega melainkan dia marah karena hatinya ikut membenarkan ucapan Zega bahwa dia tidak bisa menjaga Zena. Dia tidak becus menjaga Zena. Bahkan dia tidak bisa menjadi tameng, sandaran bahkan pelindung untuk Zena, gadis yang dia sukai.

Dan Gilan benci dengan kenyataan itu.

Zega menatap Gilan tajam. Tangannya bergerak mengusap sudut bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah segar. "Dan sekarang lo tonjok gue setelah semuanya sudah terjadi?" tanyanya sembari memandang Gilan remeh. "Good, sekarang lo mirip pahlawan, ah lebih tepatnya pahlawan kesiangan yang berusaha menyelamatkan sang putri dengan usaha lo yang sia-sia."

Zega tetap berbicara seenaknya tanpa memperdulikan Gilan yang kapan saja bisa membungkam mulutnya itu dengan sekali bogeman mentah.

"Seharusnya lo senang karena sekarang lo bebas deketin Zena. Jadian sama Zena bukannya itu keinginan lo dari dulu? Lo harus berterima kasih sama gue, karena dengan berakhirnya hubungan ini, lo bisa melakukan pendekatan sama dia. Kurang baik apa lagi gue, hm?" sambung Zega.

Lo gak tau...

"Asal lo tahu Ga. Zena itu beneran tulus sama lo, dia udah buka hati buat lo. Tapi dengan jahatnya lo nyakitin hati dia tanpa rasa bersalah?!" Gilan menggeleng. Tak percaya mengapa Zega setolol dan setega ini. "Lo harus pikirin perasaan Zena setelah lo putusin dia secara sepihak. Dia itu cewek, lo tau perasaan cewek gak?!"

Zega tersenyum sinis. "Lagian ngapain juga gue harus mentingin perasaan tuh cewek? Gak guna sumpah. Dia itu cuma objek taruhan yang bisa buat gue dapet mobil baru. Mobil baru lebih penting buat gue daripada perasaan cewek macam Zena." Lalu cowok itu menaikkan bahunya acuh yang membuat Gilan semakin geram di tempat.

"Maksud lo apa 'cewek macam Zena'?!"

"Zena itu cewek yang abnormal bagi gue, Zena juga termasuk cewek munafik. Bilangnya dia benci gue, eh gak taunya dia cinta sama gue," tukas Zega memanas-manasi Gilan. "Dan jangan lupa 'cewek tolol' disematkan buat Zena karena dia mau aja pacaran sama gue yang jelas-jelas cuma jadiin dia objek mainan semata."

Sial.

Ada yang sakit ketika mendengar kata itu sendiri...

"Lo brengsek!" tukas Gilan murka. Rahangnya kini mengeras, nafasnya juga memburu. Gilan tak menyangka kalau Zega adalah orang yang jauh lebih brengsek dari yang dia pikirkan.

"Dan begonya cewek yang lo suka itu punya rasa sama gue. Cowok brengsek kayak yang lo sebutin tadi." Zega terkekeh.

Bugh!

"BANGSAT LO GA!"

"GILAN!"

Aam, Johan dan Vikar memekik ketika Gilan menghajar Zega habis-habisan. Sedangkan Zega hanya bisa diam tak bereaksi apa-apa yang membuat Gilan semakin menggila dengan aksinya. Suasana kelas yang tadinya hening menjadi ramai ketika aksi baku hantam itu terjadi. Banyak anak perempuan menjerit takut, sebagian berbisik-bisik sembari bertanya tentang apa yang terjadi dan  bahkan anak murid dari kelas lain ikut menonton dari luar kelas.

ZenEgaWhere stories live. Discover now