[ZenEga 28]

2.9K 277 71
                                    

Note : Tembus 100 komen update cepet! 😎

"Takdir yang memaksa kita untuk bersatu, lantas mengapa sekarang kita di pisahkan?"

BAB 28

"Aku gak mau kamu salah paham, jadi besok aku ngomongnya langsung aja di depan kamu," sahut Zega yang membuat raut ekspresi Zena berubah.

"Sekarang aja," kata Zena datar.

"Ya udah deh kalau kamu maksa." Jeda sebentar disusul dengan suara helaan nafas. "Zena..."

"Sebaiknya kita putus aja ya."

Deg!

Zena merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak, tangannya yang menggenggam ponsel bergetar. Benar-benar tak percaya atas ucapan Zega barusan.

"Bercanda kamu gak lucu Ga," Zena mengigit bibirnya kuat-kuat, berharap bahwa ucapan Zega hanya lah candaan sesaat. Namun yang terjadi selanjutnya sambungan telepon itu justru terputus.

Selang beberapa menit, sebuah chat masuk dari aplikasi whatsapp.

Zena merasakan hati seakan di tusuk beribu jarum runcing, begitu sesak dan perih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zena merasakan hati seakan di tusuk beribu jarum runcing, begitu sesak dan perih. Berkali-kali lipat, lebih sakit dibandingkan saat ia mencintai Abel dulu.

'Tuhan, jika ini mimpi? tolong bangun kan aku dari mimpi buruk ini.'

🍁🍁🍁

Zena terbangun dengan mata sembab dan membengkak. Semalaman penuh cewek itu habiskan waktunya dengan menangis hingga dia kelelahan dan akhirnya tertidur.

Masih dengan dada yang bergemuruh sesak, Zena berharap kejadian semalam hanya mimpi buruk sesaat. Namun saat ia mengecek ponselnya kembali, dan melihat chat terakhir dari Zega masih terpampang nyata di sana, apa masih bisa dikatakan semua ini mimpi?

Lagi-lagi Zena merasakan hatinya bagai di tikam belati. Tak pernah Zena sangkah jika kebahagiaan yang Zega tawarkan akan berakhir secepat ini.

Zena menghembuskan napas berat, rasanya percuma jika ia hanya terpuruk seperti ini. Dia harus segera menemui Zega dan meminta penjelasan pada cowok itu. Setidaknya setelah ia tau alasan Zega memutuskannya, mungkin saja itu bisa sedikit mengangkat beban di hatinya. Ya paling tidak.

Sekali lagi Zena menghela napas berat, sebelum ia beranjak turun dari tempat tidur dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Ia harus segera bersiap-siap ke sekolah dan memantapkan hatinya untuk menemui Zega.

Selang beberapa menit, Zena keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam melekat pada tubuhnya. Lalu Zena berjalan menuju meja rias, memoles bedak tipis di wajahnya, menyisir rambut, lalu diikat menyerupai ekor kuda. Setelah beres masalah tampilan, Zena segera memakai sepatunya dan melangkah keluar dari dalam kamar.

ZenEgaWhere stories live. Discover now