[ZenEga 12]

5K 548 82
                                    

Note Author!

Budayakan klik 🌟 sebelum membaca dan Comment setelah selesai membaca.

Seorang penulis akan mencintai para pembacanya, jika kalian mau menghargai hasil karyanya :)

"Ternyata benar. Rasa sakit yang paling dalam dapat diciptakan oleh seseorang yang kita anggap spesial."

"ZENEGA"

BAB 12

Zega mengerutkan kening ketika melihat kerumunan yang berada di depan kelas Zena. Matanya menyipit seolah memindai satu persatu wajah mereka, berharap dia bisa melihat calon gebetannya di sana. Dan benar saja, Zega menemukan Zena yang berdiri di tengah-tengah kerumunan itu.

Dengan semangat Zega menghampiri Zena, namun Zega memperlambat langkah kakinya ketika melihat raut wajah Zena yang tampak menyeramkan dari biasanya. Memang sih kemarin-kemarin Zena menyeramkan, tapi beda dengan kali ini, Zena bertambah dua kali lipat menyeramkan dan itu membuat Zega merinding sendiri.

Wajah Zena memerah dengan tangan terkepal di sampingnya. Bisa dilihat kalau sekarang cewek itu sedang menahan amarah yang sudah memuncak.

Dahi Zega mengkerut.

Apa yang membuat Zena marah, apa mungkin ponselnya rusak gara-gara kemarin? Atau Zena marah gara-gara Zega ngatain dia lucu sampe-sampe pingin gigit? Apa jangan-jangan, Zena lagi PMS?

Ah tau lah! Cewek susah banget ditebak, sok misterius dan kebanyakan micin! Pusing pala Zega.

"Ga like sama cewek jaman now," batin Zega.

"Gue bantuin lo bukan sebagai sahabat Bel, tapi sebagai teman."

Perkataan Zena yang tiba-tiba itu membuat fokus Zega teralihkan.

Sahabat? Dahi Zega mengkerut lebih dalam. Lalu dia mengikuti arah pandangan Zena dan mendapati seorang cewek yang sedang merangkul, ah lebih tepatnya memapah cowok yang entah kenapa itu.

"Tunggu-tunggu, bukannya itu Galaksi ya? eh masa iya itu Galaksi?" gumam Zega saat melihat punggung cowok yang sedang dipapah oleh seorang cewek yang dia yakini adalah sahabat atau bisa disebut juga mantan sahabat Zena.

"Itu kenapa sih?"

Seorang cewek yang sedang asik menonton drama ftv 'Siapa takut sama Zena?' pun menoleh dan terlonjak kaget saat Zega bertanya tepat di telinganya.

"Anjer! kaget gue!" gerutu cewek itu.

Zega memutar bola matanya malas. "Gue tanya 'itu kenapa?' bukannya 'lo kenapa?' gimana sih lo?"

Cewek itu mendengus. "Zena berantem sama Abel."

"Abel?"

"Sahabatnya mungkin," balas cewek itu sembari mengendikan bahunya cuek.

Zega mengangguk sekilas. "Tadi yang dipapah sama Abel siapa?" tanyanya lagi.

"Ya mana gue tau? Lo kira gue wartawan yang tau kabar terkini?" tanya cewek itu sinis.

Zega berdecak. "Kan gue nanya."

"Tanya aja sono, sama rumput yang bergoyang."

"Kok lo ngeselin sih?!" sungut Zega kesal, lalu cowok itu merubah kembali wajahnya. "Tapi gak papa deh, cewek kan kebanyakan kayak gitu, pura-pura ngeselin diawal tapi ujung-ujungnya minta dikejar."

"Heh! adanya lo tuh, cowok jaman now, bilangnya mau berjuang tapi malah menghilang," balas cewek itu tak mau kalah.

Zega menghembuskan nafasnya dan memutar bola mata. "Tipe cewek gampang baper, egois dan maunya menang sendiri. Pantes, ditinggalin."

ZenEgaKde žijí příběhy. Začni objevovat