[ZenEga 26]

3K 303 18
                                    

"Aku tidak berharap kebahagian ini akan abadi, tapi yang kuharap kan adalah kamu abadi bersamaku."

BAB 26.

Seulas senyum tumbuh di wajah cantik Zena kala Zega menyanyikan sebuah lagu dengan gitarnya. Tak Zena sangka, cowok tengil, playboy plus narsis macam Zega bisa memiliki suara khas yang begitu merdu. Sungguh, cewek itu benar-benar terpukau dengan cowok itu.

Hingga Nafas ini Habis
By Fiersa Besari

🎶Kita pernah coba hempas
Kita pernah coba lawan
Kita pernah coba melupakan rasa yang meradang. 🎶

Zega menerawang ke waktu kala dirinya coba menentang. Menentang perasaan cinta yang tumbuh bersama waktu. Menentang segala rasa demi sebuah logika dan menentang semua kata perihal hati hanya untuk sebuah keegoisan.

Begitupun dengan gadis di sebelahnya. Zena memutar kembali waktu saat dirinya begitu membenci Zega. Saat dirinya berusaha mengubur dan menentang cinta yang tumbuh di hatinya.

🎶Kau bilang perbedaan ini bagaikan jurang pemisah
Maka biarkan aku menyebrang
Dan coba berjuang🎶

Kembali teringat sebuah kisah dimana seorang laki-laki yang terus berjuang tuk merebut hati seorang gadis dingin. Teringat kembali pada sebuah pertaruhan bodoh yang mengikat dua hati yang bertolak belakang dalam sebuah ikatan, yang pada akhirnya cinta hadir menyatukan keduanya. Menyatukan perasaan hingga mereka tak tau bahwa mereka dibayangi oleh seutas tali sebagai jurang pemisah.

Zega tak pernah menduga, tak pernah mengira bahwa akhirnya ia menempatkan cewek itu di relung di hatinya. Zenata Aurora Syahfilla. Seorang gadis dingin, tomboy namun rapuh. Berhasil membuat seorang Zeganda Angkasa langit menemukan cinta, yang benar-benar cinta. Cinta tulus dan sejati.

🎶Tetaplah disini, jangan pernah pergi. Meski hidup berat kau memiliku.
Ketika kau sakit
Ketika hatimu terluka
Kukan menjagamu hingga nafas ini habis.🎶

Zega menatap Zena lekat, seakan-seakan menyampaikan bahwa lirik lagu itu adalah isi hatinya. Zena membalas tatapan Zega dengan senyum tulusnya. Dan Zega berakhir menyelesaikan lagu dengan begitu indah.

Zena bertepuk tangan saat Zega selesai bernyanyi. Matanya jelas berbinar bahagia. Zega yang melihat Zena tersenyum ikut tersenyum. Matanya tak berhenti menatap mata gadis itu, ini adalah senyum yang sangat langka untuk dia dapatkan. Zega tidak boleh sedetikpun melewatinya

Senja menjemput matahari bersama jingganya yang mewarnai langit. Menyuruhnya pulang seakan tugas sang mentari sudah selesai, kini giliran tugas bulan dan bintang lah yang menghiasi langit.

Tak mau mengajak Zena keluar lama-lama, akhirnya Zega memutuskan untuk pulang.

"Zen?"

Zena menengok ke arah Zega dengan dahi yang mengerut. "Apa?"

"Pengin kue," ucap Zega tiba-tiba yang membuat Zena tambah bingung.

"Ngidam?" tanya Zena yang diangguki oleh Zega. "Oh, ya udah nanti kita mampir ke toko kue bentar."

Zega berdecak. Ternyata gadis ini tak peka. "Pengennya kita bikin sendiri, biar lebih hemat gitu. Bikinnya di rumah kamu aja, biar sekalian modus ke mertua, hehe." Zega nyengir.

ZenEgaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu