[ZenEga 05]

6.7K 714 134
                                    

Tekan sebelum baca boleh?😂
Comment nya jangan lupa juga

Biar gak ketinggalan notifikasi Update, jangan lupa follow akun ini 😚

HAPPY READING 😘

"Aku tak percaya kalau kamu benar-benar tulus padaku. Karena apa? Karena yang serius saja belum tentu sayang, apa lagi yang main-main?"

BAB 5

Sepanjang jalan, Zega terus mengajak Zena berbicara sehingga membuat Zena terus-menerus memutar bola matanya malas. Rasanya, gadis itu ingin sekali menyumpal mulut cowok itu dengan sepatu yang kini sedang di pakainya.

Zena lebih memilih untuk menutup mulut, di bandingkan harus menanggapi semua ocehan Zega yang melebihi aliran sungai nil.

"Zen, rumah lo dimana? masih jauh?" tanya Zega penasaran sambil mengerutkan dahinya.

Sedari tadi mereka terus berjalan di perumahan yang semuanya di dominasi oleh rumah-rumah yang tampak elite dan besar.

Zena hanya diam. Sedangkan Zega mengulangi pertanyaan yang sama kembali dan sukses membuat Zena berhenti. Lalu ditatapnya cowok itu dengan tatapan datar.

"Zen, ini rumah lo?" tanya Zega penuh tanya sambil melihat rumah yang berada di belakang Zena.

Zena melirik ke belakang sekilas lalu beralih ke arah Zega. Sebelah alis gadis itu terangkat seolah menyiratkan 'kalau iya kenapa? dan kalau enggak kenapa?'

Zega tersenyum kecil ketika melihat Zena yang terdiam dan itu pertanda iya, bahwa di hadapannya ini adalah rumah gadis itu.

Zega adalah cowok yang selalu menggunakan prinsip pepatah seperti ini...

"Diamnya cewek itu pertanda iya, tapi sayang aja dia gak mau ngaku gara-gara gengsi."

Begitulah pepatah yang Zega anut. Tapi masalahnya, emang ada yang bikin pepatah seperti itu?

Masa bodohlah, yang terpenting Zega sudah mengetahui rumah Zena. Dengan senyum lebar sambil menatap Zena yang berada di depannya, Zega berujar sebelum akhirnya melengos pergi.

"Akhirnya gue tau rumah lo, Zen. Oke kalo gitu tugas gue anter lo pulang ke rumah selesai dengan selamat tanpa tergores sedikitpun. Kalo gitu gue pamit dulu. Bye Zena, jangan kangen ya...Besok kita ketemu lagi kok."

Namun, Zena hanya memutar bola mata nya malas sambil melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda.

🍁🍁🍁

Di pagi buta, Zega dengan semangat menyisir rambutnya sambil bersiul-siul menghadap cermin kebanggaannya.

"Wiih! Gue udah ganteng nih, kece pula, gue jamin si Zena bakal klepek-klepek sama gue," ucap Zega sambil memandang dirinya di cermin dengan gaya sok coolnya.

"Sip!" Zega menaruh sisirnya, lalu ditatapnya cermin itu sekali lagi.

"Kece? Udah dari lahir. Ganteng? Jangan ditanya, ya pasti lah! Nah tinggal apa lagi ya?" tanya Zega ketika merasa ada yang kurang.

"Nah iya!" Zega menjentikkan jarinya. Lalu dengan asal, dia menyambar botol parfum miliknya. "Gue kurang wangi! Masa iya gue jemput Zena masih bau iler? Gak gue banget!"

Lalu Zega menyemprotkan parfum itu ke bajunya hingga tersisa setengah botol. Dia tidak takut jika parfum yang baru di belinya akan habis dalam sekejap ataupun orang akan pingsan hanya dengan mencium parfum Zega yang menyengat seperti harum bunga bangkai.

ZenEgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang