[ZenEga 20]

5.3K 475 75
                                    

Note Author!

Budayakan klik 🌟 sebelum membaca dan Comment setelah selesai membaca.

Seorang penulis akan mencintai para pembacanya, jika kalian mau menghargai hasil karyanya :)

"Aku berharap kamu ingat, pertemuan kita yang pertama yang membawa rasa itu mengalir seperti angin berhembus tanpa suara."

BAB 20

"ZENEGA"


"Udah?"

Zena yang baru selesai memasukkan alat tulisnya ke dalam tas pun menoleh ke arah cowok yang berdiri di depan pintu kelas dengan posisi tangan bersedekap dada.

Siapa lagi kalau bukan Zega. Cowok menyebalkan yang terus memaksa nya untuk jadi pacar pura-pura.

Cewek itu mendengus sebal, lalu dengan langkah malas Zena berjalan menghampiri cowok itu.

"Pulang bareng oke." Zega tersenyum lebar, yang terlihat sangat menyebalkan di mata cewek itu. Kemudian cowok itu mengaitkan jari-jari tangannya di antara jemari tangan Zena. Sebelum keduanya berjalan beriringan menuju parkiran.

Zega membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Zena masuk bak seorang Putri kerajaan, yang sering Zega tonton di drama-drama romantis bersama Abangnya.

"Eh Zen, tunggu di mobil bentar ya. Gue pengen pipis dulu," ucap Zega buru-buru sebelum berlari mencari toilet terdekat.

Di sisi lain setelah menghilangnya Zega beberapa menit lalu, Zena berdecak kesal dalam mobil. Bagaimana tidak kesal? Jika cowok itu meninggalkan Zena di dalam mobil dengan kondisi mesin mati. Tentu saja Zena langsung ke panasan walaupun baru dua menit berlalu.

Zena mengelap keringatnya yang kini bercucuran di sekitar pelipis, sudah empat menit dan cowok itu belum kembali. Jika saja sekarang waktu menunjukkan jam empat sore, mungkin sinar matahari tak seterik ini. Sayangnya hari ini mereka pulang setengah hari akibat semua guru sedang mengadakan rapat mendadak.

Zena yang tak mau mandi keringat, memutuskan untuk beranjak keluar dari dalam mobil Zega dan berjalan menuju halte yang terdapat tak jauh dari gerbang sekolah.

Zena yang baru akan duduk di bangku halte mendadak gerakannya terhenti, ketika matanya menangkap seseorang cowok yang akan berjalan menyeberang jalan, tanpa dia melihat dari ke jauhan sebuah motor dengan kecepatan tinggi melaju kencang.

Dengan gerakkan cepat Zena berlari dan menarik tangan cowok itu, yang nyaris keserempet motor tersebut. Namun karena gerakkan tiba-tiba itu membuat tubuh mereka kurang keseimbangan, hingga akhirnya keduanya terjatuh di panasnya aspal jalan.

Zena sedikit meringis, ketika kening dan siku tangannya tergores aspal. Goresan itu kini sedikit mengeluarkan darah dan cukup nyeri pastinya.

Baru saja dia akan bangkit dari posisinya, tiba-tiba tubuhnya mendadak membeku saat mendengar cowok yang Zena ketahui bernama Gilan itu berseru dengan wajah panik kearahnya, lalu mendekap tubuh Zena erat.

"Illa! Lo gak papa kan!?"

Zena terdiam dengan kening berkerut. Mata gadis itu menatap heran ke arah Gilan yang kini sudah melepaskan dekapannya dan beralih mengamati bagian tubuh Zena yang terluka.

"Tau nama kecil gue dari mana?" tanya Zena sedikit kaget bercampur mengintimidasi.

Illa, panggilan Zena kecil yang diambil dari Syahfilla yang berada di belakang namanya. Dan sebenarnya dia cukup kaget ketika nama kecilnya itu keluar dari mulut Gilan.

ZenEgaWhere stories live. Discover now