[ZenEga 04]

6.5K 764 126
                                    

Tekan sebelum baca boleh?😂
Comment nya jangan lupa juga

Biar gak ketinggalan notifikasi Update, jangan lupa follow akun ini 😚

HAPPY READING 😘

"Jika kau hanya diam di sana, tanpa mencoba untuk keluar dari masa lalumu. Maka kau akan terpesorot masuk dalam jurang kehancuran."

BAB 4

"Woy!" Zega mengerakan tangannya, memberi isyarat agar orang itu menoleh kearahnya.

Sedangkan cowok yang merasa, dirinya dipanggil oleh Zega itu menunjuk dirinya sendiri 'lo panggil gue?'

Zega mengangguk.

"Ada perlu apa Ga?" tanya cowok itu tanpa basa-basi, lalu sedikit menaikan kaca matanya yang merosot turun.

"Tau Zena?"

Cowok itu mengangguk.

"Dia kalo pulang naik apa?"

Cowok itu mengernyit heran, "Motor, lo suka sama Zen..."

"Bukan urusan lo!" potong Zega cepat. Kemudian Ia tersenyum, saat sebuah ide berlian muncul di benaknya.

"Sekarang," Zega merangkul pundak cowok itu dari samping, "Lo ikut gue dan tunjukkin motor Zena yang mana."

Tanpa bisa menolak permintaan Zega, cowok itu sudah diseret lebih dulu menuju parkiran motor.

"Yang mana?" Dari deretan motor yang terparkir di sana, cowok itu menunjuk motor kawasaki hitam paling ujung.

"Itu yang di sana warna item."

Zega tersenyum puas.

"Sekarang lo boleh pergi, tapi gue minta lo tutup mulut ini. Paham!" Zega memasukan dua lembar uang berwarna biru ke saku cowok itu, sebelum melepaskan rangkulannya dan berjalan ke arah motor milik Zena.

"Ternyata selera nih cewek boleh juga, "gumam Zega. Tak berselang lama Zega segera melancarkan aksinya, mulai dari mengempeskan kedua ban motor itu, lalu beralih mencopot salah satu kaca spionnya.

Setelah selesai Zega tersenyum puas, melihat hasil karyanya itu. Beruntung keadaan parkiran masih sepi saat ini. Karena jam pulang sekolah masih sekitar 30 menit lagi. Jadi Zega tak perlu khawatir jika ada orang yang melihat perbuatannya.

🍁🍁🍁

"Zena!" Rachel berteriak dan mempercepat langkah kakinya, agar seimbang dengan langkah kaki Zena.

"Gue pulang nebeng lo ya?"

Zena hanya mengangguk sebagai respon.

"Zena, lo tau gak?"

"Enggak," jawab Zena pendek.

"Ih, dengerin dulu!" Rachel berdecak kesal, dengan bibir mencibik.

"Hmm."

"Tadi tuh gini, pas jam istirahat kedua itu Zega minta nomor lo. Tapi gak gue kasih, soalnya Zega itu harusnya minta nomor gue bukan nomor lo."

"Bagus deh."

Tak terasa, kaki mereka berdua telah sampai ditempat parkiran. Zena melangkah cepat kearah motornya, diikuti oleh Rachel di belakang.

Mata Zena menyorot tajam, melihat keadaan motornya yang tidak bisa di katakan baik-baik saja saat ini.

"Ya ampun Zena!" seru Rachel heboh, "siapa yang berani ngerjain lo kayak gini coba?"

"Diem!"

Zena melangkah cepat, menghampiri seorang cowok yang di kiranya mengetahui siapa orang yang berani mengerjainya.

ZenEgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang