[ZenEga 24]

3.7K 322 43
                                    

cie yang seneng akhirnya ZenEga update 😂

"Jatuh cinta pada orang yang tepat itu menyenangkan dan jatuh cinta pada orang yang salah itu menyengsarakan."

BAB 24


Zena mengeringkan rambutnya yang basah selepas mandi. Kepalanya menggeleng pelan kala melihat Zega yang masih terlelap di dunia lain maksudnya dunia mimpi dengan posisi --sungguh, tidak benar-benar elit-- kedua kaki berada di atas sofa sedangkan kepalanya ada di bawah lantai.

Setelah menjemur handuk dan menyisir rambut, Zena menghampiri Zega dan berlutut agar sejajar dengan cowok itu. Zena menghela nafas seraya menepuk pipi Zega pelan.

"Zega."

"Zegaa..."

"Zegaaa..."

"Zega bangun. Malah molor lagi. Ck!"

Zena berdecak kesal. Sudah setengah jam dia mencoba membangunkan Zega dari tidurnya namun tetap saja cowok itu tak mau bangun dari tidurnya. Apa mimpi Zega terlalu indah dari kenyataan hingga dia lupa bagaimana caranya bangun dari mimpinya itu?

"Zega bangun, katanya kamu mau ajak aku jalan-jalan?" tanya Zena pelan, masih dengan posisi jongkok di depan sofa yang ditempati oleh Zega.

"Hm." Zega bergumam tak jelas dengan tubuh yang sedikit menggeliat habis itu dia kembali terlelap.

"Kebo," maki Zena terkekeh. Dia terdiam kala matanya itu menatap wajah polos Zega yang terpampang di depannya. Alis mata yang tebal, hidung mancung, rahang tegas, kulit putih dan mata yang terpejam damai membuat Zena sempat berfikir bahwa Zega adalah seorang bayi polos bukan cowok playboy yang terkenal di sekolah.

"Zega," panggil Zena lembut, lebih tepatnya mencoba bersabar. Gadis itu kini duduk di sebelah Zega setelah capek dengan posisi jongkok.

"Bentar lagi Zen," jawab Zega pelan dengan suara orang tidur.

"Ini udah siang loh, katanya kamu mau ajak aku jalan-jalan?" tanya Zena.

Zega tak menjawab sedangkan Zena mendengus kesal. Baru saja Zena akan bangkit dari posisi duduknya, Zena justru memekik kala Zega menarik lehernya hingga keningnya itu menempel di dada cowok itu. Mata Zena membulat sempurna akibat kaget karena gerakan Zega yang begitu cepat belum lagi jantung cewek itu yang bergemuruh kala dia bisa mencium harum baju Zega dari jarak sedekat ini.

Diam-diam Zega tersenyum dalam tidurnya. "Nah gini kan enak," ucap Zega lalu kembali tidur.

"Zegaa!" Suara Zena tak terdengar jelas akibat Zega memeluk lehernya erat.

Zena berontak namun tenaganya lebih kecil dari tenaga Zega. Zena memukul bahkan dia mencubit perut Zega keras-keras namun cowok itu memekik sebentar lalu kembali memeluk Zena erat.

Zena berdecak kesal namun akalnya tak sampai disitu. Dengan akal licik ditambah dengan gerakan yang tak terbaca akhirnya Zena mampu membangunkan Zega yang kini menekuk wajahnya.

Zena tersenyum miring lalu bangkit dari posisinya tadi.  "Mandi habis itu sarapan."

Zega mengerucutkan bibir sembari mengusap kepalanya, ah lebih tepatnya jambul kebanggaannya yang dijambak paksa oleh Zena. Gadis yang kini sedang tersenyum setan di hadapannya sembari berjalan pelan menuju jendela.

"Zena nyebelin banget sih! Udah tau ini jambul kebanggaan Ega, masih aja dijambak. Kalau rontok kan berabe, malah beli pomade nya mahal lagi," gerutu Zega sebal.

"Zegaaaa..."

"Yang lain mah kalau punya pacar disayang kek, dipeluk kek, diucapin selamat pagi kek, ditanyain 'Ega tidurnya nyenyak gak?' Atau 'Ega mau sarapan apa?' Ini mah malah dijambak, punya pacar gini amat ya Allah. Nyakitin mulu!"

ZenEgaWhere stories live. Discover now