ZenEga 2 [01]

649 33 6
                                    

"Undaaaaaa! Lihat Yayah! Pelmen Jeje dihabisin sama Yayah!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Undaaaaaa! Lihat Yayah! Pelmen Jeje dihabisin sama Yayah!"

"Anak kicil gak boleh makan permen banyak-banyak! Dosa tau! Nanti giginya bolong, emangnya mau Ayah tambal pake tambal ban?"

Anak perempuan berusia dua tahun itu merengek hingga suaranya terdengar seantero rumah. Dua kucir rambut dengan jepitan Koya mempermanis penampilan anak itu. Gelang warna-warni memenuhi tangan mungilnya. Dia juga mengenakan baju serta rok pink menggemaskan. Anak itu ... terlihat lucu sekali.

Anak perempuan yang bernama Zeze itu mengerucutkan bibir mungilnya. Tangan serta kakinya menghentak kesal hingga rambutnya ikut bergoyang. Matanya menyorot kesal sekaligus sedih. Dengan sengaja dia menggebuk kaki pria di sebelahnya. Zeze berteriak lagi, "ITU, KAN, PELMEN DALI KAK ZALA! NDAK MAU TAU, MAU PELMEN KAYAK GITU LAGI! YAYAH NYOLONG! HUUUU!"

Pria itu justru memasang wajah tak terima dituduh sebagai pencuri. Dia menyahuti anaknya, "Enak aja Ayah dibilang nyolong! Ayah, kan, minta terus kamu ngangguk jadinya Ayah makan, lah."

Zeze makin sebal. "Kan Jeje ndak tau kalau Yayah mau pelmennya. Pokoknya mau aduin ke Unda aja bial yayah diomelin. Sukulin, wuuuu."

"Ya udah kamu minta lagi sana ke kak Zara. Cuma satu doang. Lagian Jeje pelit banget, sih. Ayah gak pernah ngajarin anak Ayah jadi pelit, ya. Apa jangan-jangan Jeje bukan anak Ayah? Iiihhh, Jeje anak siapa?"

Zeze kecil didorong ayahnya di bagian pundak. Seolah-olah sedang mengusir anak perempuan itu. Ayahnya, sih, niatnya bercanda tapi karena Zezenya menganggap serius akhirnya anak kecil itu berubah menjadi lesu.

Si ayah bukannya berhenti malah makin menjadi. Dia terus menyoraki putri kecilnya itu serta bersemangat menjahili. "Wuuuuuuu. Jeje bukan anak ayah, wuuuuu. Kak Zara anak ayah, kalau Jeje bukan. Wuuuuu. Surakin Jeje, wuuuuu."

"Huuuuu. Surakin Jeje huuuu. Mana orangnya, tuuuhh. Dikasih pantat, nih. Jagoan neon wleeeee."

Zeze diam saja. Melihat wajah ayahnya yang tampak menyebalkan belum lagi pantatnya sengaja digoyangkan depan wajahnya. Irisnya memerah tanpa sadar. Wajahnya menunduk sedih. Desakan air matanya tak dapat dia bendung, jadi akhirnya dia menangis hingga dadanya naik turun.

"Huaaaaaa!"

Zeze terisak. Mulutnya terbuka seiring dengan suara tangisan yang makin menjadi. Wajahnya seketika dibanjiri air mata. Basah semua. Air mukanya memerah. Suaranya kencang sekali.

Sang ayah panik, menengok ke dapur takut-takut istrinya mendengar dan mulai mengomel. Enggak mengomel, sih, tapi lebih tepatnya wanita itu akan melayangkan tatapan tajam dan bisa saja melemparkan tubuhnya dengan panci. Setidaknya itu opsi yang lebih bagus daripada tidak mendapat jatah nanti malam.

Buru-buru Sang ayah menunduk dan merengkuh si anak. "Lho ... lho? Kenapa nangis? Kan ayah cuma bercanda doang zeyeeeng. Gak asik, ah, masa anak cantik cengeng begitu. Ayah ganti es krim dah permennya. Ye elah permen gopean aja nangisnya ampe bibirnya jebleh begini. Sedih banget kayaknya."

ZenEgaWhere stories live. Discover now