"Males."

"Aku deh yang beliin bahan-bahannya," sahut Zega lagi.

"Males," balas Zena singkat.

"Zen..."

"Males."

"Zenaaa..."

"Males Ga."

"Ya udah, aku ngambek nih," kata Zega pura-pura ngambek. Zena memutar bola mata malas.

"Ngambek aja, lagian juga gak ada yang peduli kamu ngambek atau enggak."

Zega menekuk wajahnya ketika Zena berkata santai namun nyes di hati.

"Ayolah Zen, bikin kue ya di rumah kamu," bujuk Zega dengan memasang ekspresi  seimut mungkin.

"Jijik ih," ucap Zena sedikit kesal ketika melihat Zega yang menatapnya seperti anak anjing yang kelaparan.

"Ehehe, mau kan Zen bikin kue di rumah kamu?" tanya Zega sekali lagi.

"Gak."

Zega mengerucutkan bibirnya kesal, tapi itu tidak membuatnya menyerah.

"Ayolah sayang," bujuk lagi Zega lagi masih tak mau menyerah.

"Gak."

"Uuh, Zena sayang ya? Ayolah, aku cuman pengen liat kamu bikin kue. Kayaknya bakal cantik banget deh."

"Gak."

"Ish, sekali... aja ya?"

"Fine!"

Zega tersenyum senang. Akhirnya Zena dapat diluluhkan juga.

🍁🍁🍁

Zena sibuk dengan peralatan untuk membuat kue. Sementara Zega sibuk membantu, eh, lebih tepatnya merecoki Zena dengan jurus gombal dan keusilan cowok itu membuat Zena terus terusan mencubit dan menjewer telinga Zega agar cowok itu diam dan pergi dari dapur. Tapi, Zega tak pernah jera dan terus menganggu Zena dengan alasan ingin membantu.

"Kamu tuh bisa diem gak sih?" omel Zena yang sudah sangat geram. Zega dengan polos hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya. Zena mendelik kesal.

"Kalo kamu ganggu terus kapan beres nya coba? Ini adonan aja belum jadi," lanjut Zena sambil menuangkan terigu ke dalam timbangan.

"Sayang... aku tuh cuma ingin bantu kamu." Zega mengerucutkan bibirnya. Zena lagi-lagi mendelik kesal. Apa katanya? Membantu? Ah, dia hanya membuat pekerjaannya semakin lama untuk selesai. Mengesalkan.

"Zen, Zen. Liat sini deh," kata Zega tiba-tiba yang membuat Zena yang sedang mencampurkan terigu dengan telur menoleh. Namun gadis itu menggeram sebal ketika Zega mencolek krim cokelat ke pipinya.

"Zega!"

"Apa sayang?" tanya Zega pura-pura polos.

"Tau ah," sahut Zena kesal lalu mengaduk adonannya. Menyebalkan sekali jika Zega terus-terusan mengganggu dirinya.

ZenEgaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin