PART 43

210 10 0
                                    

            Happy reading❤️❤️

"eonni aku sudah hampir satu tahun disini dan kau baru menjengukku sekarang? Daebak" kata Sarang mulai mengomel kepada Jung Jiwoo

"aish aku sibuk disana mengurus bisnisku yang makin meningkat kau diam sajalah"

"noona, apa aku bisa jadi modelmu?" tanya taehyung dengan memasang muka sok tampannya

"ani, aku tidak ingin Bangtan menjadi modelku, sarang-ah jadilah modelku eoh"

"aish dia milik eomma Jiwoo-ya!" kata eomma Hoseok

"eomma berbagilah denganku eoh ne ne??" Jiwoo mulai mengeluakan aegyonya

Hoseok langsung mengetok kepala noonanya dan berkata "menjijikan" yang dibalas dengan getokan lebih keras dari noonanya "aku lebih jijik melihatmu melakukan aegyo di panggung ew"

"ohh taehyung, jadilah modelku, aku akan melakukan fashion show dalam waktu dekat dan juga aku ingin kau menjadi pasangan pria Sarang"

"mwo?!" seluruh member bangtan yang ada disitu, Tae Jimin Hoseok dan Jungkook, dan juga Sarang terkejut mendengarnya

"memangnya kapan eommonim?" tanya Taehyung

"mungkin bulan Oktober, tadinya aku mau Jin tapi aku tau dia sibuk mengurus bayinya nanti, Suga terlalu dingin, aku ingin Jimin tapi terlalu sexy sungguh. Kalian tidak lihat saja Sarang sudah cukup sexy dengan bajunya yang ....."

"gomo! Apa aku boleh pinjam ponselmu? Aku ingin menghubungi teteh dan oppaku ne ne oppaku" kata Sarang berusaha memotong percakapan itu

"gunakan ponselku saja sarang-ah, ini" kata Jungkook menyodorkan ponselnya ke Sarang

"maafkan aku eommonim tapi aku tidak bisa di bulan itu aku akan menikah dengan Irene, lebih baik Jungkook menggantikanku" kata Taehyung

"mwo? Aish shirreo, aku akan gugup jika catwalk bersama yeojaku" Jungkook tidak berbohong, ia akan gugup jika berhadapan dengan Sarang apalagi ia tau kalau Sarang akan di dandani begitu sempurna malam itu. Raut wajah ibu Hoseok langsung berubah ia terlihat sedih, Tae dan Jimin langsung melototi Jungkook dan Jungkook memasang raut wajah seperti "wae? Apa salahku aish wae?"

Sarang hanya memerhatikan kekasihnya dengan tatapan lembut, berusaha masuk ke dalam mata Jungkook, berusaha mengatakan "ayolah bantu gomoku" lewat kata – kata. Awalnya Jungkook menolak dan lebih memilih untuk tidak peduli, menghindari segala jenis kontak mata tapi ketika tangan Sarang menyentuh menggenggam tangannya, ia mulai menarik napas dalam lalu menghembuskannya

"baiklah aku akan menjadi pasangan Sarang, tapi dengan syarat"

"apa itu?" tanya noona Hoseok

"kalau aku menikah atau bertunangan dengan Sarang, eommonim bikinkan kami baju yang indah" Jungkook mengatakan itu dengan senyum dan uppy eyesnya yang masih indah meskipun sudah hampir menuju kepala 3

"itu pasti sayang" kata eomma Hoseok yang kemudian tersenyum bahagia

Tidak lama setelah itu, Namjoon Suga dan Jin Jisoo datang untuk menjenguk Sarang. Mereka membawakan buah dan roti dan susu. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan mereka tidak berkeinginan untuk beranjak dari ruangan itu.

"eonni, pulanglah beristirahat, gomo juga, oppadeul juga pulanglah istirahat jangan khawatirkan aku" kata Sarang

"bagaimana aku tidak khawatir kalau kau seperti ini? Aku sudah berjanji untuk melindungimu" kata ibu Hoseok

"aniya gomo ini bukan salahmu, ini salahku yang tidak berhati – hati haruskah aku mengirim santet dari dukun langgananku di Indonesia? Ohh tunggu, atau aku harus membawa semprotan air cabai kemana – mana hmm. Chagiya, carikan aku semprotan itu ne supaya kalau ada yang nakal aku bisa membela diri, atau aku harus belajar bela diri dengan Mark hm"

"andwae!" Jungkook langsung teriak dan berdiri ketika mendengar Sarang menyebutkan nama Mark "andawe, tidak boleh tidak, aku akan menghajar siapapun yang nakal, jangan dekat – dekat Mark!"

"aigoo uri kookie" kata Namjoon yang dibalas dengan gelak tawa seluruh orang yang ada di ruangan itu

"eomma noona, ayo aku antar pulang, sekalian aku dan Jimin ingin membuat koreo baru, annyeong" kata Hoseok yang diikuti dengan kepulangan member juga

Disitu tinggal tersisa Jungkook Jin dan Jisoo, mereka berbincang mengenai kehamilan Jisoo yang sepertinya akan jatuh tiga hari lagi. Mulai dari 3 hari nanti, Jisoo harus sudah menginap di rumah sakit. Kebetulan sekali, Jin dan Jisoo memilih rumah sakit ini karena dokter kandungan mereka menyarankan untuk bersalin di rumah sakit ini.

"jinjja? Waahh oppa kalau kau pegal ingin kasur kau bisa ke ruanganku, tidak jauh kok masih berada di lantai ini juga, aku bisa menjaga eonni kalau kau lelah, aku juga memiliki teman seorang suster yang sangat teramat bisa diandalkan"

"gomawo Sarang-ah, oppa aku lelah ingin pulang, kau juga ingin latihan kan?" tanya Jisoo
Jin mengangguk, mereka lalu berpamitan dan mengucapkan cepat sembuh pada Sarang. Mereka lalu pulang ke rumah dan Jin menuju ke BigHit setelah mengantar Sarang. Tinggal lah Jungkook di ruangan itu. Mereka berbincang mengenai banyak hal, Jungkook ingat kalau Sarang belum menelpon kakaknya, memutuskan untuk menelpon kakaknya terlebih dahulu.

"kenapa? Ini lagi sama Roland, kenapa kok pake korea?"

"ini aku ingin cerita dulu sama teteh, .." Sarang mulai menceritakan kejadian tadi malam ke tetehnya, ia berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya dan menyeimbangkan suaranya untuk tidak menangis

"yaallah kenapa baru bilang? Kamu kenapa – kenapa enggak? Udah pulang aja sini disana bahaya"

"gwencana, aku baik – baik saja, tidak ingin pulang, aku ingin mengenalkanmu dengan Jungkook"

Sarang mengubah panggilan itu menjadi Video call, mengarahkan wajahnya ke arah Jungkook dan memberitau Jungkook untuk mengucapkan salam

"ahh annyeonghaseo, Jeon Jungkook imnida"

"aku sudah mengenalmu, bagaimana tidak, adikku slalu memasang fotomu di social medianya, aku bosan melihatnya"

"jinjja? Wahh aku tidak menyangka itu"

"mami, itu siapa" tanya Roland

"kenalkan, itu Jungkook ahjussi" kata Tetehnya Sarang, anaknya sudah sedikit diajari bahasa korea karena mau tidak mau ia juga harus berinteraksi dengan keluarga ayahnya bukan

"annyeong ahjussi, aku Roland, apa kau namja chingu tanteku?"

"ahh annyeong Roland, ne aku namja chingu nya" kata Jungkook sambil tersenyum

"mami, itu jodoh tante ya? Kemarin katanya tante mau cari jodoh, sudah ketemu?" tanya Roland dengan polos

"hahaha ne sayang, itu jodohnya, Jungkook jaga adikku baik – baik cepatlah lamar ia, kau tau cita – citanya menikah di umur 25tahun tapi sepertinya tidak terwujud, aku doakan kalian cepat menyusulku"

"terimakasih noona"

"yak! Teteh! Jangan gitu! Aku tutup ya mau nelpon oppa"

Setelah itu Sarang menelpon oppanya, kegiatannya sama seperti yang dilakukan tetehnya. Oppanya juga marah mengomel tapi ia tau Sarang bukan makhluk lemah yang akan tumbang hanya karena masalah sepele. Jadi ia berusaha untuk tidak mengkhawatirkan adiknya. Ia menitipkan Sarang ke Jungkook juga. Setelah perkenalan itu, Jungkook bilang kalau ia juga ingin memperkenalkan Sarang kepada kedua orangtuanya secara resmi tapi nanti setelah Sarang sembuh dan sehat.

Jungkook awalnya tidak ingin pulang, ia ingin menemani Sarang seharian di rumah sakit tapi ia tau itu tidak boleh. Ia juga harus latihan dan mempersiapkan segalanya dengan baik.

"benar tidak apa aku tinggal sendiri?" tanya Jungkook penuh khawatir

"ne oppa, gwencana, aku tidak sendiri, sebentar lagi Hyesun akan kemari tenanglah, semangat latihannya, berikan yang terbaik untuk kami, ARMY, saranghae" kata Sarang membentuk tanda hati dengan tangannya

Jungkook tertawa, ia bahagia memiliki kekasih seperti Sarang

"baiklah, aku tau yeojaku adalah strong woman, kau adalah seorang army tentara kuat hahaha, aku pergi dulu ne, nado saranghae Sarang-ah" Jungkook mencium kening Sarang lalu memeluknya dengan penuh kasih

Jangan lupa votenya yaa, thankyou so much bebs💜💜

Saranghae [ Aku Mencintaimu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang