43. Mr. Jeon

122 22 1
                                    

"Aku bisa melihat kekecewaan terpancar di wajah Daniel, aku tau alasanku waktu itu benar-benar tidak masuk akal tapi bukankah teror dari Jungkook terdengar seperti kutukan? Aku tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya pada Daniel, aku tidak ingin Daniel ataupun Jimin oppa terlibat. Aku ingin mati saja waktu itu, saat itulah Nona Park yang setelah sekian lama tidak muncul akhirnya muncul kembali karena kepribadian asliku mulai memudar. Dengan berani aku mengajak Jungkook bertemu, tentu saja awalnya Jungkook terkejut dan menolak namun Nona Park berhasil meyakinkannya dengan menjanjikan untuk tidur berdua. Oh ya perlu Dokter tau bahwa pria-pria yang menyewaku tidak pernah tidur bersamaku, aku hanya menemani mereka makan dan minum hingga mabuk lalu tugasku selesai."

"Lalu apa itu alasanmu tidur bersama Jungkook?"

"Tidak, itu bukan kemauanku. Malam itu aku sengaja membuatnya mabuk, agar aku bisa mengambil ponselnya dan menghapus fotoku. Setelah ia benar-benar mabuk, aku terus memintanya agar segera ke kamar bersamaku karena jika aku mengambil ponselnya di luar kamar akan banyak saksi mata. Ia menolak dan mengatakan bahwa aku pelacur yang haus akan sex bersamanya tapi aku tidak terlalu mendengarkan itu karna tujuanku adalah ponselnya. Pada akhirnya aku berhasil mengajaknya ke kamar, aku membaringkannya di kasur lalu segera merogoh saku jasnya untuk mengambil ponselnya. Aku segera menghapus foto-fotoku yang berjumlah 5 foto. Tepat ketika foto terakhir terhapus, ia memergoki ku dan langsung bangun lalu meraih ponselnya kembali. Ia benar-benar marah saat mengetahui bahwa aku telah menghapus semua fotoku, ia langsung menjambak rambutku dan-"

Jiyeon kembali menangis, tangisannya kali ini cukup lama hingga psikiater harus menenangkannya. Setelah agak lama, ia kembali melanjutkan ceritanya.

"Lalu Jungkook merobek pakaianku, meskipun ia dalam keadaan mabuk tetap saja kekuatanku tidak sebanding dengannya. Ia melakukannya, ia benar-benar melakukannya."

"Melakukan apa?"

"Ia memperkosaku, aku merasakan perih di bawah sana ketika ia dengan kasar memasukkan miliknya. Aku terus meronta agar ia berhenti namun tentu saja ia tidak mungkin mendengarku. Aku menangis, berteriak, memohon tapi Jungkook tetap melakukan itu sampai akhirnya ia berhenti karena kelelahan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku segera meraih kemeja dan jas milik Jungkook lalu memakainya karena pakaianku sudah di robek oleh Jungkook. Aku berlari secepat yang aku bisa, meskipun kakiku masih sangat lemas akibat ulah Jungkook. Beruntung semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing sehingga aku tidak terlalu mencuri perhatian mereka. Aku terus berlari menuju pintu yang tadi kulewati saat memasuki club dan akhirnya bisa keluar. Para penjaga pintu menatapi pahaku yang terekspos karena jas Jungkook hanya bisa menutupi sedikit bagian pahaku. Mungkin saat itu para penjaga itu berpikir bahwa aku benar-benar wanita murahan, dengan mata sembab, rambut berantakan, dan jas milik seorang pria. Aku tidak mempedulikan orang-orang yang menatap ke arahku, aku terus berlari menuju jalan raya untuk naik taxi. Kesialan benar-benar berada di pihakku, saat sedang menunggu taxi aku bertemu dengan Daniel. Aku tidak tau harus menjawab apa ketika Daniel bertanya apa yang kulakukan dengan penampilan seperti itu. Belum sempat Daniel bertanya lebih banyak, aku melihat sebuah taxi dan buru-buru menghentikannya lalu naik. Aku tidak tau apa yang Daniel pikirkan tentangku saat itu."

"Aku benar-benar tidak habis pikir, ternyata di dunia ini ada pria sekejam Jungkook."

"Dunia ini dipenuhi oleh orang-orang kejam, Dok."

"Setelah itu apa Jungkook masih menerormu?"

"Tidak, sejak saat itu aku mengganti nomor ponselku. Merubah penampilan dan warna rambutku, kehidupan baruku dimulai."

"Bagaimana dengan Sangyeob?"

"Ia adalah pria brengsek kedua setelah Jungkook."

"Apa dia juga menerormu dan memperkosamu?"

"Tidak, dia tidak menyiksaku secara fisik. Tapi secara mental."

"Apa maksudmu?"

"Aku berhasil menyelesaikan sekolah menengah pertamaku dengan baik meskipun nilaiku tidak begitu bagus karena aku tidak belajar sedikitpun saat insiden Jungkook menerorku. Aku masuk SMA yang sama dengan Jimin oppa dan Daniel. Aku berharap bisa mengulang semuanya dari awal dengan Daniel, tapi kurasa tidak bisa. Semenjak malam kejadian di mana ia memergoki ku, ia bersikap dingin padaku. Mungkin ia berpikir aku wanita yang kotor dan semacamnya."

"Kenapa kau tidak menceritakan yang sebenarnya?"

"Aku tidak memiliki bukti apapun, apa Dokter pikir ia akan mempercayaiku?"

"Ah kau benar."

"Semua berawal ketika So Eun datang dan menjadi teman sebangku ku. Sejak ia pindah, aku sering melihatnya sedang bersama dengan Daniel bahkan mereka berangkat dan pulang bersama. Itu membuatku cemburu tapi aku menyembunyikannya. Selang beberapa bulan, murid pindahan kembali masuk. Ia adalah Sangyeob. Pria yang kukira seorang kutu buku itu ternyata seorang pembunuh bayaran. Aku tidak tau sudah berapa lama ia memperhatikan So Eun dan orang-orang di sekitarnya, yang jelas ia benar-benar orang yang teliti. Bahkan ia tau perihal penyakit DID ku. Hari itu So Eun tidak masuk sekolah bersamaan dengan Daniel, aku benar-benar kehilangan akal sehatku sehingga Nona Park menguasaiku. Seperti biasa aku ke toilet sebelum pulang, aku mencuci tanganku dan mencoba menenangkan diri. Saat baru selangkah keluar dari toilet, aku melihat Sangyeob berdiri tidak jauh dariku. Ia memanggilku, aku menyesali keputusanku untuk mendatanginya. Tiba-tiba saja ia menunjukkan foto Daniel sedang memeluk So Eun dan berkata bahwa mereka sedang bolos untuk berkencan. Aku tidak bisa mengontrol emosiku, hal itu memicu Nona Park untuk muncul kembali. Sangyeob mengajak Nona Park bekerja sama, tugas Sangyeob adalah membunuh So Eun sedangkan tugas Nona Park adalah memastikan semua berjalan dengan lancar tanpa ada yang mencurigainya."

"Jadi itu alasanmu menuduh Daniel waktu itu?"

"Ya, saat itu Sangyeob terus menerus menekanku agar membenci So Eun dan Daniel. Nona Park dan Jiyeon berkelahi di sana, namun pemenangnya adalah Nona Park. Ia mulai menyakiti tubuhku sesuai dengan permintaan Sangyeob, Nona Park benar-benar menggila bahkan ia mengiris telingaku. Aku berteriak sangat keras karena merasa kesakitan, Sangyeob pergi meninggalkanku dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Saat itulah Jimin oppa datang dan membawaku pergi, dan saat itu pula semua drama yang Sangyeob sutradarai ini dimulai. Dan hal yang membuatku tidak percaya adalah orang di balik semua ini ternyata pria yang kukenal, pria yang sudah menerorku dan kembali datang ke dalam kehidupanku. Dunia ini memang sempit, pada akhirnya aku harus berurusan kembali dengan seorang Jeon Jungkook dan kali ini semua orang terlibat di dalamnya termasuk Daniel dan Jimin oppa."









Tbc.

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang