40. Troublemaker

120 23 4
                                    

"Apa ia seberharga itu untukmu? Bahkan kau belum resmi memutuskan hubungan kita, tapi kau mengatakan hal itu secara langsung di hadapan 'kekasih'-mu ini?"

So Eun sedikit terkejut dengan pertanyaan Daniel yang tiba-tiba. Ia benar-benar melupakan keputusannya untuk menjalin hubungan dengan Daniel.

"M, maaf, maafkan aku."

"Untuk apa kau meminta maaf? Aku tau, sejak awal memang kau tidak mencintaiku."

So Eun menatap wajah Daniel yang tampak sedikit kecewa. Namun ia kembali mengulas sebuah senyuman ketika menatap wajah So Eun.

"Tidak apa-apa, aku hanya pemeran pengganti. Taehyung hyung membutuhkanmu, kau pun membutuhkannya bukan? Anggap saja aku ini batu kerikil yang menghambat perjalanan cinta kalian."

"Daniel..."

"Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja, sungguh. Jadi kurasa hubungan kita cukup sampai di sini."

So Eun tidak bisa membendung air matanya lagi. Ia terduduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya.

Daniel terkesiap dan membantu So Eun untuk kembali berdiri lalu mendudukkan So Eun di kursi tunggu.

"Apa kau menangis bahagia?"

"Tidak. Aku sedih, sangat sedih. Apa sekarang aku sudah pantas dipanggil wanita terjahat?"

Daniel hanya tersenyum sambil mengusap kepala So Eun. Tiba-tiba So Eun teringat sesuatu dan langsung menoleh ke arah Daniel.

"Daniel, ada yang ingin ku ceritakan. Tapi berjanjilah kau akan selalu melindungiku setelah ini"

---

"Ya, sudah sangat lama sekali. Masuklah." ucap Jungkook mempersilakan Jiyeon dan psikiater masuk ke ruangannya.

"Tidak perlu basa-basi. Di mana kakakku?!"

"Kakakmu? Apa ia pelanggan club ini juga? Apa keluargamu adalah keluarga rendahan yang menghabiskan setiap malamnya di club?"

"Tutup mulutmu brengsek!"

Psikiater menahan tubuh Jiyeon agar tidak memukul Jungkook.

Ekspresi Jungkook berubah datar. Tatapannya sangat tajam.

"Kenapa kau selalu membuat masalah di club ku? Bahkan sekarang kakakmu ikut serta dalam membuat onar."

"Cepat katakan di mana dia sekarang!"

"Mungkin ia sudah mati kehabisan darah. Hal semacam itu sering terjadi jika ada perkelahian di club bukan?"

Jiyeon berhasil membebaskan dirinya dari psikiater, tangannya segera menampar pipi Jungkook hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Tamparan yang bagus, Nona Jiyeon."

Jiyeon, psikiater, dan Jungkook segera menoleh ke arah datangnya suara.

"K, kau?!"

Jungkook merasa tidak percaya pria itu kembali menemuinya.

"Kurasa kau lupa bahwa kau belum membayar kekuranganmu padaku. Tadinya aku ke sini untuk menagih hutang, tapi sepertinya sedang ada pertunjukan bagus di sini."

"Sangyeob?!" pekik Jiyeon.

"Hallo Nona Jiyeon, sepertinya dugaan ku perihal kita tidak akan bertemu lagi salah ya?"

Jungkook terkekeh.

"Apa terjadi sebuah reuni antara korban dan pelaku di sini?!"

"Diam kau! Cepat katakan di mana kakakku?!"

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang