38. The Murderer

210 33 20
                                    

Sedikit demi sedikit mata Jimin membuka, beberapa kali ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya di ruangan tempat ia terbangun.

Ia mengerang sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Setelah bisa mendudukkan dirinya, ia menatap sekeliling. Hanya ada banyak kotak berisi bir.

Dimana ini?

Belum sempat Jimin menemukan jawaban atas pertanyaan di benaknya, suara pintu dari arah belakang mengagetkannya.

"K, kau?!"

Pelayan wanita yang sejak awal mengajak Jimin berbicara memasuki ruangan tadi.

"Kau harus cepat pergi."

"Aku tidak akan pergi sebelum aku menemukan bajingan yang berani menyentuh adikku."

"Kumohon, pergilah. Kau sedang terluka, kau tidak mungkin bisa menang di sisi manapun."

"Kau sengaja melukaiku 'kan?"

Wanita itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kesal. Lalu ia merogoh sesuatu dari saku belakang rok mininya.

"Lihat itu!"

Ia melemparkan beberapa lembar foto yang berisi foto Jiyeon bersama seorang pria.

"Adikmu sudah berulang kali datang ke club ini bersama pria yang berbeda. Dia seorang pelacur!"

Mendengar adiknya direndahkan membuat Jimin tidak bisa mengontrol emosinya. Ia pun berdiri dan mengangkat tangannya hampir saja ia menampar wanita itu jika seorang pria tak dikenal memasuki ruangan itu.

"Hei siapa kau?!"

Mata Jimin membulat, ia tidak menyangka akan secepat ini. Pria itu adalah pria di foto tadi. Pria itu adalah sang pemilik club.

"Kau! Bajingan yang telah memperkosa adikku!"

Awalnya pria itu terkejut dan merasa bingung dengan perkataan Jimin. Namun setelah terlihat berpikir sejenak kemudian ia tertawa sangat keras.

"Park Jiyeon? Wanita gila yang selalu menggodaku? Wanita yang memiliki kepribadian ganda? Dan wanita yang mirip dengan mantan kekasihku?"

Jimin tidak memberikan jawaban apapun. Rahangnya mengeras, tangannya telah terkepal sangat kuat.

"Aku tidak memperkosanya, ia yang memintanya." gumam pria itu santai.

"Kau terlalu banyak bicara!!"

Satu pukulan melesat dengan cepat ke wajah pria itu. Terlihat setetes darah segar keluar dari sudut bibir pria itu. Pria itu terkekeh sambil mengusap darah di sudut bibirnya.

"Bodoh."

Tanpa ada aba-aba, pria itu menusukkan pisau yang ternyata sudah ada di genggamannya sejak awal.

Jimin meringis kesakitan seiring dengan pria itu mencabut kembali pisaunya.

"Kau yang memaksaku. Sebaiknya kau cepat pergi dari sini, kau hanya parasit di club ku. Sama seperti adikmu."

Pria itu langsung pergi dengan membawa sekotak botol bir di tangannya. Pelayan wanita yang sejak tadi berada di sana hanya membisu, tidak sedikitpun beranjak dari tempat ia berdiri.

Jimin memegangi perutnya yang mulai mengeluarkan darah yang cukup banyak, ia berusaha untuk tetap berdiri namun usahanya gagal. Ia terjatuh.

---

Tiba-tiba kenop pintu bergerak. So Eun terkesiap seraya mencoba berdiri secepat yang ia bisa. Tak lama kemudian, masuklah seorang pria yang tentu saja membuat So Eun terkejut.

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang