37. Him

182 33 12
                                    

Daniel telah mencari ke semua tempat yang ada di pikirannya, namun ia tetap tidak menemukan So Eun. Ia mengusap wajahnya kasar seraya mengumpat.

"Dimana kau sebenarnya, Kim So Eun?!"

Saat sedang sibuk dengan umpatannya, ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk dari Jimin.

"Ada apa Jim? Aku sedang sibuk."

"Daniel, apa kau tau perihal pria yang telah meniduri adikku?"

Daniel terdiam sejenak.

"Ke, kenapa kau ti, tiba-tiba menanyakan itu?"

"Siapa dia? Siapa bajingan itu?"

"Kenapa kau tidak bertanya pada adikmu? Kurasa ia yang lebih mengenal pria itu."

"Jiyeon tidak mengenalnya, seorang temannya mengajak ia ke sebuah club dan mengajaknya minum. Semua terjadi diluar kendali Jiyeon, dia sedang mabuk saat itu."

"Be, benarkah?!"

"Meskipun aku menyayanginya, tapi aku tetap berkata salah jika ia salah, namun saat ia berkata benar aku akan membelanya sampai mati."

"Pria itu, ia adalah pemilik club itu. Aku tidak tau namanya, mungkin pegawai di tempat itu mengetahuinya."

Tiba-tiba Jimin memutuskan telepon. Pikiran Daniel semakin kacau saat mengetahui kejadian yang sebenarnya tentang Jiyeon. Ia menyesal selama ini telah membenci Jiyeon dengan alasan yang tidak ia ketahui kebenarannya.

Ponsel Daniel kembali bergetar, kali ini telepon dari nomor tidak dikenal.

"Apa?! Taehyung hyung kritis?! Baik saya akan segera ke sana."

---

"Hei Nona!" panggil Jimin pada pelayan wanita yang tadi mengobrol dengannya.

Wanita itu jelas bisa mendengar Jimin namun ia seperti berpura-pura tidak mendengarnya. Akhirnya Jimin berjalan menghampirinya.

"Nona, kau kenal pemilik club ini kan? Beritahu aku bagaimana cara agar aku bisa menemuinya."

Wanita itu tampak gugup saat Jimin mengajaknya berbicara.

"A, aku tidak tau. Aku ha, hanya pegawai baru. Jika kau tidak ingin memesan minuman tolong jangan menggangguku."

Wanita itu kembali meninggalkan Jimin dan menghilang di balik pintu yang berada di samping lemari kaca yang berisi botol-botol bir.

Jimin menoleh ke kanan dan kiri, semua sibuk dengan kesenangan masing-masing. Jimin memberanikan diri berjalan ke belakang meja bar dan memasuki ruangan yang wanita tadi masuki.

Ruangan itu kosong, hanya ada beberapa pakaian yang sepertinya milik para pegawai club.

"Kemana wanita tadi?" gumam Jimin seraya melangkahkan kakinya.

Tepat ketika ia memasuki ruangan itu, suara sebuah botol pecah menggema dan diikuti dengan cairan hangat yang mengalir di kepala Jimin. Darah.

Jimin mengusap dahinya, ia melihat darah segar di tangannya. Penglihatannya mulai kabur, sebelum pingsan ia bisa mendengar seseorang mengatakan "Ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan perlakuan bos jika ia tau kau adalah kakak dari Jiyeon."

---

"Ayolah So Eun, kau harus menahan rasa sakitmu ini." batin So Eun

So Eun kembali mencoba duduk, meskipun sakit namun ia berhasil. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ponselnya mati, mungkin baterainya telah habis.

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang