20. The One

209 38 23
                                    

Warning! Mature Chapter! (17+)





So Eun berlari menuju ruang tamu, tangisannya pecah manakala melihat dress yang menggantung di sofa.

"Oppa, ada apa ini?" tangis So Eun.

Ia terduduk di ambang ruang tamu. Suasana sangat hening, hanya terdengar isak tangis dirinya sendiri. Ia tidak tau apa alasan ia menangis. Apa karna ia mengetahui jika kakaknya adalah pria brengsek?. Atau karna ia sakit hati ketika tau Taehyung berhubungan dengan wanita lain?.

Ia memeluk kakinya, membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Di telinga nya terngiang suara yang sangat membuatnya ingin muntah. Belum juga ia bisa menenangkan diri, terdengar suara pintu yang terbuka dari arah kamar tamu. Kepalanya langsung memutar mengikuti arah suara. Tidak ada siapapun, belum. Terdengar suara dua langkah kaki, yang satunya terdengar sedikit menyeret.

So Eun terus memandangi jalan menuju kamar tamu dan muncul lah Taehyung, ia tengah di bopong seorang wanita yang hanya mengenakan underwear saja. Sepertinya Taehyung sedang mabuk, langkahnya gontai matanya pun sangat sayu. Si wanita mendudukkan Taehyung di sofa, seolah tidak peduli dengan So Eun yang terus memandangi dirinya dan Taehyung. Wanita itu meraih dress yang menggantung lalu berniat untuk memakai nya, namun Taehyung melarangnya. Taehyung menarik dress tersebut hingga membuat si wanita kehilangan keseimbangan dan terjatuh di pangkuan Taehyung.

"Andwe noona, aku masih merindukan tubuhmu."

Taehyung bergumam dengan suara beratnya, ia tersenyum dengan menggigit bibirnya. Tanpa ada rasa canggung, wanita itu memutar tubuhnya hingga menghadap Taehyung dan mengalungkan kedua tangannya di leher Taehyung.

"Kalau begitu, aku siap melakukannya lagi untukmu."

Satu ciuman panas melesat. Kedua bibir mereka beradu menghasilkan sedikit suara, sesekali terdengar desahan si wanita saat tangan Taehyung mengelus punggungnya yang tidak tertutup apapun selain bra nya.

"GEUMANHAE!!!"

So Eun berteriak dengan lantang membuat aksi bercumbu di depannya itu terhenti.

"Ah kau sudah pulang rupanya. Maaf aku tidak menyadari itu. Yuri noona, perkenalkan ia adikku Kim So Eun."

Taehyung memperkenalkan So Eun pada wanita di pangkuannya yang ternyata bernama Yuri. Yuri menatap So Eun tidak suka, lalu membuang muka.

"Aku belum selesai dengan kecupan ku."

DEG.

"Apa ia baru saja mengabaikan ku? Apa oppa juga tidak berniat untuk menghentikan hal ini?

---

"Jiyeon-ah, gwaenchana?"

Kedua tangan Jimin menggenggam tangan Jiyeon yang gemetar, tangannya sangat dingin.

"Nona Jiyeon, tenanglah."

Psikiater mencoba menenangkan Jiyeon dengan mengusap punggung Jiyeon pelan. Namun semuanya gagal, Jiyeon tiba-tiba berteriak histeris dan menjauhkan tangannya dari Jimin. Ia menatap Jimin takut, sama seperti sesaat sebelum ia menjalani hypnotheraphy. Psikiater memberikan Jimin kode untuk segera keluar dari kamar Jiyeon, Jimin sempat menolak tapi tidak ada pilihan lain akhirnya ia keluar.

"Jimin-ah ada apa? Tadi Jiyeon sudah baik-baik saja? Tapi kenapa ia menjadi seperti ini lagi?" lirik Ibu Jimin.

Jimin hanya menatap sendu kedua orangtua nya yang kini sedang begitu khawatir.

"Aku harus menyelesaikan ini. Meskipun nyawaku menjadi taruhannya."

---

Daniel terus memandangi layar ponselnya, tidak ada notif apapun yang muncul. Ia sudah mencoba menghubungi dan mengirimkan pesan pada So Eun sesuai perintah So Eun tapi nyatanya So Eun mengabaikannya. Ia menghela nafas panjang lalu meletakkan ponselnya di sampingnya.

"Kau kemana Kim So Eun? Mengapa mengabaikan ku?"

Tepat ketika Daniel tengah memikirkan So Eun, ponselnya berdering. Ia terkesiap dan buru-buru meraih ponselnya. Diluar dugaan, ternyata itu telepon dari temannya, Park Jimin.

---

So Eun berdiri dan menarik Yuri dari pangkuan Taehyung, mengambil dress mini yang tergeletak lalu melemparkannya di hadapan Yuri. Ia merogoh sakunya, mengambil beberapa lembar uang dan melemparkan uang itu.

"Ambil itu dan cepat pergi! Jangan pernah usik keluarga ku lagi jalang!"

Yuri terkekeh dan tersenyum miring.

"Jalang katamu? Cih, bocah bodoh. Kau pikir aku adalah wanita yang ia bayar untuk one stand night dengannya? Kau salah, manis. Aku kekasih dari kakakmu."

Yuri meraih dress di depannya dan mengenakannya. Ia berjalan melewati So Eun yang membeku, lalu duduk di samping Taehyung yang masih mabuk.

"Sepertinya adikmu tidak menyukai ku." gumam Yuri di telinga Taehyung.

Tangannya melingkar di perut Taehyung dan kepalanya bersandar di pundaknya, membuat So Eun semakin terbakar.

"Bukan begitu noona, aku belum menceritakan apapun tentangmu. So Eun kau harus sopan terhadapnya, ia adalah kekasihku yang jauh-jauh berkunjung dari Busan ke Seoul hanya untuk melihatku."

So Eun sedikit membuka mulutnya, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Matanya memanas, siap untuk menangis. Tapi ia menahannya.

"Sudah berapa lama?"

Taehyung nampak berpikir, lalu menatap wajah Yuri dengan sebuah senyuman.

"Sejak aku tinggal di Busan, Yuri sudah tinggal bersamaku."

So Eun terengah, ia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

"T, tinggal bersama? M, maksudmu k, kalian-"

"Ya kami tinggal di atap yang sama dan terlelap di ranjang yang sama."

Yuri dengan tegas menjawab pertanyaan So Eun yang belum selesai di ucapkan. So Eun menatap sendu ke arah Taehyung, Taehyung juga sedang menatapnya intens.

"Kalau begitu nikmati waktu kalian, jangan lupa rapikan semuanya jika sudah selesai. Aku akan pergi ke rumah temanku."

So Eun memutar badannya dan bergegas menuju pintu rumahnya, tapi suara husky seorang pria menghentikan langkah So Eun.

"Kajima So Eun-ah."

Taehyung berdiri dan menghampiri So Eun dengan langkah gontai. Tanpa disadari, So Eun berjalan mundur seiring tubuh Taehyung yang semakin mendekatinya. Tidak ada celah lagi, punggung So Eun membentur dinding dan Taehyung berhenti tepat di hadapannya. Tangan Taehyung mengusap pipi So Eun, tangannya dingin layaknya seseorang yang baru saja selesai mandi.

"Kau cemburu?"

So Eun tidak menjawab.

"Katakan padaku, apa kau cemburu? Cukup satu kata, ya atau tidak."

So Eun merapatkan bibirnya, mencoba menahan tangisnya. Ia tidak tau jawaban apa yang harus ia keluarkan.

"Pertanyaan terakhir, jika kau memang cemburu kau cukup menjawab ya dan wanita itu tidak akan muncul lagi disini ataupun di hidupku."

Taehyung mengintimidasi So Eun dengan tatapan tajamnya. So Eun menitikkan air matanya dan terisak. Lalu ia menjawab, jawaban yang keluar begitu saja dari mulutnya. Jawaban yang ingin hatinya sampaikan.

"Ya, kau benar! Aku cemburu! Aku membenci jalang itu! Aku membenci mu! Kenapa kau mengatakan kau masih mencintaiku sedangkan kau tinggal dengan gadis lain di Busan! Apa kau tidak mengerti?! Kau bodoh Taehyung, kau bodoh! Apa kau senang mempermainkan perasaanku?! Aku berbohong tentang semuanya! Aku tetap diriku yang dulu, aku tetap Kim So Eun adik sekaligus kekasih darimu, Kim Taehyung."

BRAKKK.

Suara dobrakan pintu rumah So Eun membuat semua pandangan menuju ke arahnya. Betapa terkejutnya So Eun ketika menemukan bahwa yang mendobrak pintu rumahnya adalah kekasih nya, Kang Daniel.

"Apa maksud perkataan mu So Eun? Apa maksud semua ini? Apa hubungan kita hanyalah fantasi ku semata? Apa aku hanya pelampiasan mu saja?"


Tbc.
Keep vomment yashhh^^

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang