12. Fake

287 52 12
                                    

Play video mulmed nya, happy reading :))



"Oppa sedang apa? Kemarilah duduk bersama kami." ucap So Eun pada Taehyung yang berdiri di ambang ruang tamu.

Taehyung menoleh dan mencoba untuk memberikan senyuman pada So Eun. Ia tidak ingin memperlihatkan kepedihan hatinya pada So Eun, ia ingin So Eun tau bahwa ia baik-baik saja. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju sofa tempat So Eun dan Sangyeob duduk. Ia memilih untuk duduk di sebrang So Eun dan Sangyeob.
So Eun kembali berbicara pada Sangyeob dan mereka saling bersenda gurau di depan Taehyung. Taehyung meremas kuat ujung sofa tempat ia duduk, namun bibirnya tetap melemparkan senyuman kepada So Eun.

Andai kau tau, betapa sesak disini melihatmu bersama pria lain.

Taehyung berdiri lalu pamit hendak ke kamar kecil. Tidak, itu bukan alasan yang sebenarnya. Ia berbohong, semua palsu. Senyumannya, perilakunya, semua adalah sandiwara agar So Eun bahagia. Karna untuk Taehyung, kebahagiaan So Eun adalah prioritasnya meskipun ia harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

---

"Jim apa kau sakit? Kenapa kau tidak sekolah kemarin?" tanya Daniel pada temannya di sebrang telpon.

"Cih, sekolah katamu? Aku tidak sudi lagi melangkahkan kakiku pada tempat terkutuk itu."

Mendengar jawaban temannya itu, lantas Daniel mengernyitkan dahinya. Ia tidak paham apa yang dimaksud temannya itu.

"Apa maksudmu? Apa telah terjadi sesuatu? Dan juga adik-"

Belum sempat Daniel meneruskan kalimatnya, temannya memotong.

"Ya, kau benar. Adikku meregang nyawa di tempat terkutuk yang kau sebut sekolah itu. Adikku, Park Jiyeon telah di aniaya oleh seorang siswa saat sekolah usai."

Daniel terdiam, bulu kuduknya meremang. Ia langsung teringat ucapan Sangyeob yang mengatakan bahwa teman So Eun tidak masuk dan ditemukan potongan telinga di kolong meja So Eun.
Tanpa pikir panjang Daniel langsung berlari menuju rumah So Eun. Dan setibanya di rumah So Eun, hal pertama yang ia lihat adalah Taehyung yang sedang berdiri di teras, tubuhnya bersandar pada tembok dan matanya menatap langit. Dengan langkah ragu Daniel mendekat dan menyapa Taehyung. Sangat canggung mengingat hubungan mereka yang begitu buruk. Namun apa yang terjadi selanjutnya membuat Daniel sangat terkejut. Taehyung melemparkan senyum dan menyapa Daniel.

"Ah, soal malam itu aku minta maaf. Tidak seharusnya aku memukulmu." Taehyung tersenyum dan membungkuk untuk meminta maaf.

"Andwe hyung." Daniel menahan bahu Taehyung agar tidak membungkuk di hadapannya.

"Ingin bertemu So Eun? Masuklah ia ada di dalam."

Daniel mengarahkan pandangannya ke dalam rumah, ia dapat melihat rambut So Eun walaupun masih terhalang tembok. Lalu Daniel tersenyum dan berlalu. Taehyung kembali pada kesibukannya, yaitu mengenang kenangan saat ia masih menjadi satu-satunya untuk So Eun.

Hanya selangkah lagi Daniel masuk ke ruang tamu, langkahnya terhenti manakala ia mendengar tidak hanya suara So Eun disana, ada suara yang familiar, suara seorang pria yang ia kenal. Ia meneguk saliva nya berat lalu melangkah menuju ruang tamu. Seperti yang ia duga, disana sudah ada Sangyeob yang sedang tertawa bersama So Eun. Bahkan So Eun tidak menyadari kehadiran Daniel disana, So Eun tetap bercanda bersama Sangyeob dan sesekali menyandarkan kepalanya pada pundak Sangyeob sambil tertawa.

Deg.

Jantung Daniel serasa berhenti berdetak dan waktu berhenti berputar. Rasa sesak memenuhi dadanya. Tangannya meremas kuat dadanya seolah menahan rasa sakit yang luar biasa. Ia tidak menyangka akan melihat hal menyakitkan seperti ini. Matanya memanas namun ia masih bisa menahan agar air mata tidak membasahi pipinya. Daniel pun berpura-pura batuk agar So Eun menyadari kedatangannya. Dan benar saja, So Eun langsung menoleh lalu melambaikan tangannya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Hei Daniel." sapa So Eun.

"Apa aku mengganggu?" tanya Daniel dengan fake smile nya.

"Apa maksudmu?" So Eun tertawa dan menatap Sangyeob yang juga sedang menatapnya.

"Ah sepertinya aku mengganggu, lain kali saja aku bicara padamu So Eun." ucap Daniel seraya berdiri dan hendak pergi.

So Eun menahannya dan berusaha meyakinkan Daniel bahwa ia sama sekali tidak mengganggu mereka. Namun alasan Daniel pergi bukan itu melainkan tak kuasa menahan sesak di dadanya. Ia berbohong pada So Eun, ia berkata bahwa ia ada janji dengan temannya berhubung hari ini adalah hari libur. So Eun mempercayainya karna selama ini Daniel selalu berkata jujur.

Di teras ia bertemu Taehyung yang masih pada posisi yang sama saat ia pertama kali datang.

"Hyung aku pulang dulu." pamit Daniel.

Taehyung tidak merespon. Lalu saat Daniel melangkahkan kakinya, Taehyung bergumam.

"Rasa sakitmu itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang ku rasakan."

Daniel menoleh lalu tersenyum miring.

"Sesakit apapun, aku akan tetap mengejarnya hyung. Kau kalah satu point dariku. Point itu adalah kau tidak bisa memiliki So Eun karna kau kakaknya."

Taehyung terkekeh, tatapannya berubah sendu.

"Andai bisa ku putar kembali waktu, aku berharap tidak dilahirkan menjadi kakaknya. Lalu-"

Taehyung menggantungkan kalimatnya. Setetes air mata turun dari mata sendunya, meski begitu bibirnya tetap tersenyum. Ia pun melanjutkan kalimatnya.

"Bagaimana kau bisa yakin aku tidak bisa memilikinya? Apa kau bisa memastikan bahwa ia tidak mencintaiku seperti aku mencintainya? Siapa yang lebih mengenalnya? Kau atau aku? Apa benar ia tidak mencintai orang yang bertaruh nyawa hanya untuk menyelamatkannya? Rasa sayangmu padanya mungkin akan pudar seiring berjalannya waktu, tapi aku? Sampai detik ini aku terus menyayanginya, meskipun aku harus terus merasakan sakit."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.
I'll be wait for ur vomment :((

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang