1. Bestfriend

990 97 10
                                    

Sudah sebulan berlalu, namun So Eun masih bisa merasakan semua itu. Kecelakaan mobil yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Berbagai cara ia lakukan untuk melupakan kejadian naas itu tetapi hasilnya nihil. Ia tetap merasakan trauma hebat yang hingga sekarang masih sering muncul di benaknya.

"So Eun-ah mau sampai kapan kau memandangi diri di depan cermin?"

Lamunan So Eun tentang kecelakaan sebulan silam terbuyarkan oleh suara seorang pria. Pria yang selalu ada untuknya semenjak ia terpaksa dipindahkan ke Seoul oleh kakaknya agar melupakan kecelakaan yang mereka alami di Busan.

"Bisakah kau lebih sopan? Setidaknya jangan mengganggu orang lain yang sedang sibuk. Lalu sejak kapan kau berada disini?"

So Eun merapikan dasinya dan menghampiri teman prianya tersebut.

"Ya! Untuk apa aku sopan dengan anak kecil sepertimu?"

So Eun mengangkat sepatunya dan melemparkannya ke arah pria itu. Dengan sigap pria itu menangkap sepatu So Eun dan membawanya lari. Kelakuannya berhasil membuat So Eun memekik kesal.

"Kang Daniel! Kenapa kau selalu merusak pagiku yang indah! Kembalikan sepatuku, bodoh!"

So Eun mengejar Daniel hingga ambang pintu depan rumahnya lalu berhenti.

"Ayolah kejar aku. Kau butuh olahraga di pagi hari agar cepat tumbuh besar."

So Eun memasang wajah ngambek khas anak kecil. Mengerucutkan mulutnya dan mengeluarkan ekspresi yang menurut Daniel begitu menggemaskan.

"Kau tidak lihat aku memakai kaus kaki baru? Ini berwarna putih, jika aku keluar tidak mengenakan sepatu, ini akan menjadi kotor dan aku harus mencucinya susah payah agar bisa putih kembali."

So Eun memalingkan wajahnya dengan tangan yang terlipat di depan dadanya. Daniel terkekeh dan berjalan menuju So Eun. Ia berhenti di depan So Eun yang masih tidak mau menatapnya. Daniel kembali terkekeh, lalu ia berlutut dan menarik kaki kanan So Eun. So Eun terkejut dan menunduk ke arah Daniel karna So Eun pikir Daniel akan mengerjainya lagi. Namun ternyata tidak, Daniel justru memakaikan sepatu yang tadi ia bawa lari. Setelah terpasang, ia berdiri dan tersenyum ke arah So Eun.

"Itu tidak merubah apapun. Aku tetap marah padamu."

Mendengar ucapan So Eun dengan nada kesal, Daniel menghela nafas lalu mengusap puncak kepala So Eun. So Eun menepis tangan Daniel dan menatapnya tajam. Saat itulah Daniel melakukan hal konyol untuk mengembalikan senyuman So Eun.

 Saat itulah Daniel melakukan hal konyol untuk mengembalikan senyuman So Eun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kekonyolan temannya itu, sontak So Eun tertawa dengan keras. Ia memukul-mukul lengan Daniel sambil tertawa, Daniel yang melihatnya ikut tertawa.

"Sudah tidak marah? Kalau begitu ayo berangkat, kita hampir terlambat."

So Eun menggangguk sambil tetap tertawa geli. Sepanjang jalan mereka tertawa. Daniel selalu punya cara untuk membuat So Eun tertawa. Karna ia tau, jika ia sedang tidak berada di samping So Eun, So Eun selalu menangisi kedua orang tuanya yang telah pergi.


2 tokoh utama muncul. Kalo ceritanya agak bertele-tele apa gimana mohon dimaklumi (/.\)
I still waiting for vote and comment guys!

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang