10. That Boy

279 59 11
                                    

Merasa kesal tidak menemukan yang ia cari, So Eun mengambil beberapa piring dan melemparkannya ke lantai. Pecahan piring pun memenuhi lantai. So Eun mendekati pecahan-pecahan piring tersebut, mengambil salah satunya, meremasnya kuat hingga telapak tangannya mengeluarkan darah.

"Jika Jiyeon ataupun Taehyung oppa tidak datang, aku akan melakukannya." So Eun berbicara pada dirinya sendiri.

Ia mulai menghitung mundur dari angka sepuluh. Semakin kecil angka yang ia sebutkan, semakin dekat So Eun mengarahkan pecahan tersebut dengan pergelangan tangannya. Hingga pada hitungan terakhir, ia tidak mendengar apapun selain suara sesegukan miliknya. Ia tersenyum dingin. Tanpa rasa ragu, ia menyayat nadi di lengannya dengan pecahan piring yang ia genggam. Cairan merah mulai mengalir dari lengannya. Tubuhnya gemetar, ia meraba meja di depannya mencoba menahan agar tubuhnya tidak terjatuh. Seiring banyaknya darah yang mengalir, kesadaran So Eun mulai memudar. Ia tak lagi mampu berdiri, ia terduduk di depan meja dapur. Kepalanya bersandar di dinding, menatap ke arah ruang tamu dengan penglihatan yang kabur. Sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran dan memejamkan mata, ia mendengar suara seorang laki-laki memanggil namanya. Bayangan hitam mendekatinya tepat saat ia kehilangan seluruh kesadarannya.

Pria itu dengan sigap menggendong So Eun layaknya bridal. Membawanya ke rumah sakit terdekat. Ia berlarian dan sesekali melihat wajah So Eun.

"So Eun bertahanlah, ku mohon."

---

Sesampainya di rumah sakit, So Eun langsung ditangani oleh dokter. Pria itu mondar-mandir di depan pintu UGD dengan cemas. Ia menggigit kukunya untuk menghilangkan kecemasannya namun gagal. Lalu seorang suster membuka pintu UGD dengan terburu-buru, pria itu menahan suster tersebut dan suster tersebut menepis tangan pria itu.

"Mohon tunggu dengan tenang, kami sedang berusaha semampu kami."

Setelah mengucapkan kalimat itu, suster tersebut berlari kecil. Tak berapa lama suster kembali dengan beberapa kantung darah di tangannya, wajahnya tampak serius. Suster tidak menoleh sedikitpun ke arah pria yang sedari tadi berdiri di depan pintu UGD. Sang pria makin cemas melihat suster yang masuk kembali ke ruang UGD dengan kantung darah yang cukup banyak.

Tuhan, selamatkan So Eun.

Pria itu mengeratkan kedua tangannya, berlutut di depan pintu UGD. Berulang-ulang ia memohon pada Tuhan agar menyelamatkan So Eun.

---

Dokter membuka pintu UGD, menatap ke arah pria yang sedang bersandar di samping pintu UGD dengan mata tertutup rapat.

"Keluarga dari Nona So Eun?"

Pria itu langsung membuka matanya.

"Y, ya aku keluarganya."

Dokter memperbolehkan pria itu menemui So Eun di ruang UGD. Pria itu mengangguk dan mulai melangkah masuk.
Langkahnya terhenti saat melihat sebuah tirai dengan beberapa noda darah. Ia meneguk saliva nya berat. Dengan ragu ia menyibakkan tirai tersebut.

"S, So Eun??!!"

Ia memekik keras saat melihat tubuh So Eun diatas ranjang. Sebuah infus menghiasi lengan cantiknya, di lengan sebelahnya terdapat perban yang ia yakini adalah luka dari kejadian tadi. Pria itu mendekat dan menghembuskan nafas lega ketika mendengar suara nafas So Eun.
Ia selamat.

---

So Eun terbangun dari tidur panjangnya, mengedip-ngedipkan mata untuk membiasakan retina matanya dengan cahaya ruangan itu. Ia menatap sekitar, hanya ada meja kecil dengan beberapa obat dan buah diatasnya. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya namun tubuhnya terasa sangat lemas. Lalu ia kembali berbaring.

Siapa yang membawaku kesini? Siapa pria yang ku lihat malam itu?

So Eun bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengingat kembali kejadian di malam itu. Disaat yang sama, terdengar suara pintu terbuka. So Eun menoleh dan membulatkan matanya. Ia terkejut melihat pria yang kini sedang melemparkan senyum ke arah So Eun.

"Sangyeob? Kau yang membawaku kesini?"

Sangyeob tersenyum dan mengangguk.


Tbc.
Keep vomment ok? ^^

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang