8. Begin

328 59 3
                                    

Jiyeon tak kunjung mengangkat telpon, membuat So Eun makin panik. Siswa yang berada di kelas mencoba menenangkan So Eun yang sudah menangis sejak tadi.
Ketika keadaan sedang mencekam di kelas, Park-saeng selaku wali kelas datang dan bertanya siapa pemilik kotak hitam berisi hal tak pantas itu. Salah satu siswi berbisik pada Park-saeng lalu ia langsung menatap So Eun yang masih sibuk menelpon Jiyeon. Park-saeng menghampiri So Eun, menanyakan perihal kotak hitam.

"Aku pun tidak tau mengapa kotak itu berada di kolong mejaku!" So Eun menjawab sambil terisak.

Park-saeng memerintahkan agar masalah ini tidak di dengar siapapun di sekolah. Cukup kelas mereka yang tau.

---

"Gwaenchana?"

Seseorang bertanya pada So Eun yang masih termenung di kursi nya. Tatapannya kosong seolah menerawang kejadian yang menimpa Jiyeon.

"So Eun-ah"

Kali ini So Eun tersadar dari lamunannya dan menoleh.

"Ah! Uhm, y-ya ada apa Sangyeob?"

Sangyeob menatap So Eun khawatir. Lalu bertanya kembali apakah So Eun baik-baik saja. So Eun hanya mengangguk lemah. Dan kembali menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

---

"Ada apa ini? Perasaan ku tidak enak. Aku harap So Eun baik-baik saja."

Taehyung kembali terfokus pada layar laptopnya, namun pikirannya tetap kacau. Akhirnya ia menutup laptopnya dan mengirimkan pesan pada So Eun, bertanya apakah So Eun baik-baik saja.

---

Bel telah berbunyi, para siswa mulai berhamburan keluar sekolah. Terkecuali So Eun dan Sangyeob. Sejak insiden kotak hitam, So Eun terus menghubungi Jiyeon. Sangyeob yang melihatnya merasa iba lalu menemani So Eun yang tidak mau pulang sebelum Jiyeon mengangkat telponnya.

"So Eun-ah, ini sudah hampir malam. Apa kau benar-benar tidak ingin pulang?" Sangyeob bertanya dengan hati-hati dengan suara yang hampir seperti bisikan.

So Eun menatap keluar dan melihat langit yang mulai gelap. Matanya memanas, tak butuh waktu lama air mata sudah jatuh membasahi pipinya. Ia menangis sesegukan. Tanpa sengaja, melihat So Eun yang menangis, Sangyeob langsung memeluknya. Mencoba menenangkan dengan mengelus rambutnya.

Di waktu yang sama, Daniel datang karna So Eun tak kunjung menemuinya di gerbang. Rahangnya mengeras kala melihat pemandangan di depannya. Tangannya mengepal mencoba untuk meredam emosinya.

"Kalian berdua sedang apa?!"

Suara lantang Daniel mengagetkan Sangyeob, tapi tidak dengan So Eun yang masih menangis dan tidak memperdulikan sekitar.

Daniel melangkah mendekati Sangyeob dan So Eun. Menatap tajam Sangyeob yang terlihat gugup dan menunduk. Pandangan Daniel kini tertuju pada So Eun yang menutupi wajahnya dengan kedua tangan, isakan tangisnya menyayat hati Daniel.

"So Eun-ah, gwaenchana?" tanya Daniel lembut.

So Eun menurunkan kedua tangannya, matanya sembab dan basah. Daniel mencoba tenang padahal kini hatinya benar-benar panas.

Siapa bajingan yang berani membuat So Eun menangis sampai seperti ini?!

Daniel mengajak So Eun pulang, tadinya So Eun menolak namun saat mengecek ponselnya, ia baru sadar bahwa banyak missed call dan pesan dari Taehyung yang menanyakan keberadaannya karna hari mulai gelap dan ia belum ada di rumah. Akhirnya So Eun dengan langkah beratnya berjalan untuk pulang, di dampingi oleh Daniel dan Sangyeob.

"Ceritakan padaku! Apa yang terjadi?!" bentak Daniel pada Sangyeob.

Mereka berjalan agak jauh di belakang So Eun. Sehingga So Eun tidak bisa mendengar percakapan kedua pria tersebut.

Sangyeob tidak menjawab sepatah kata pun. Ia teringat ucapan Park
-saeng bahwa insiden tadi tidak boleh diketahui kelas lain.

"Aku tidak tau, dia tidak mau memberitahuku." dusta Sangyeob.

Tanpa ada rasa curiga, Daniel percaya dan meninggalkan Sangyeob. Daniel berjalan beriringan dengan So Eun, sedangkan Sangyeob mengekor mereka berdua.

---

"Aku pulang." ucap So Eun lemas.

Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Dan muncul lah Taehyung dari ruang tamu. Matanya langsung membulat melihat keadaan adiknya.

"Ada apa ini?!" pekik Taehyung dengan penuh emosi.

Ia langsung menarik So Eun menjauh dari Daniel dan Sangyeob. Menatap kedua pria itu penuh kebencian. Ia berpikir bahwa So Eun menangis karna mereka.

"Aku tidak tau apa-apa, hyung. Tadi saat aku mencoba mencarinya di kelas, ia sudah menangis dengan pria ini." Daniel menunjuk Sangyeob.

"Dia ini-"

Belum sempat Daniel meneruskan kata-katanya, sebuah pukulan keras sudah mendarat di wajahnya. Dari ujung bibirnya mengalir darah segar. So Eun langsung menoleh dan berteriak.

"Pergi kalian!! Dan jangan pernah ganggu So Eun lagi!!"

Kali ini Daniel balas menatap Taehyung tajam. Ia sudah terlalu sabar hari ini, dan perbuatan Taehyung benar-benar membuatnya kehabisan rasa sabar.

Buagh.

Daniel membalas pukulan Taehyung, membuat Taehyung tertawa. Daniel siap melakukan pukulan kedua, tapi Sangyeob menahannya dan menarik Daniel agar segera pergi dari sana.

"Dia milikku, siapapun yang berani membuatnya menangis, anggap saja ia sudah memberikan nyawanya untukku." Taehyung mengucapkan kalimat itu dengan smirk nya.


Tbc.
I need ur vomment. Xx.

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang