36. Dangerous

150 34 6
                                    

Jimin berhenti tepat di depan pintu masuk sebuah club yang Jiyeon beri tau beberapa waktu lalu. Emosinya meluap-luap. Dengan langkah cepat ia mendekati pintu masuk yang dijaga oleh dua orang pria bertubuh kekar.

"Apa kau memiliki izin masuk?" tanya salah satu dari pria itu pada Jimin.

"Apa aku harus memiliki izin untuk memasuki tempat menjijikan ini?"

Pertanyaan Jimin sukses membuat kedua pria itu mengernyitkan dahinya. Lalu mereka menyuruh Jimin pergi dari tempat itu. Jimin terkekeh.

"Aku ingin menyelesaikan masalahku, jadi biarkan aku masuk."

"Semua orang yang memasuki tempat ini adalah orang-orang bermasalah. Jadi itu bukan alasan. Cepat pergi!!"

"Berapa yang harus ku bayarkan untuk masuk?"

Pria tadi saling tatap dan berdiskusi. Jimin menunggu dengan tidak sabar. Ia menatap sekitar, tidak banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar tempat itu.

Lamunan Jimin terbuyarkan ketika seorang pria menawarkan kesepakatan. Jimin harus membayarkan sejumlah uang yang lumayan besar, namun itu bukan masalah bagi Jimin. Untuknya, Jiyeon lebih penting dibandingkan apapun. Bahkan uang.

Pintu dibuka perlahan, baru selangkah Jimin memasuki club tersebut, indera penciumannya sudah disambut oleh aroma alkohol yang dominan.

Tempat macam apa ini? Siapa yang membawa Jiyeon ke tempat seperti ini?

Seperti itulah isi pikiran Jimin selama menyusuri seisi club.

Jimin berjalan menuju bar yang tersedia di sana, ia duduk di kursi paling pojok. Matanya menelusuri tiap sudut club, ia memikirkan bagaimana caranya mencari orang yang sudah memperkosa adiknya.

"Kau haus?"

Suara lembut seorang wanita mengagetkan Jimin. Jimin pun menoleh dan mendapati seorang wanita dengan pakaian minim berdiri di belakang meja bar.

"Ah, aku tidak ingin minum."

"Belum menemukan mangsa?" wanita itu terkekeh dengan mengedipkan sebelah matanya.

Jimin yang tidak mengerti maksud dari perkataan wanita tadi memilih untuk tersenyum sebagai jawaban.

"Seperti apa yang kau cari?" tanya wanita tadi sambil bersandar di meja bar.

"Sebenarnya aku sedang mencari seorang pria."

"Benarkah? Oh aku mengerti. Sepertinya kau lebih dominan menjadi uke."

"Apa?! Tidak, tidak. Bukan itu maksudku."

"Kau tidak perlu malu, di sini semua bisa terjadi."

"Aku serius. Aku sedang mencari seorang pria yang sudah memperkosa adikku."

"Memperkosa? Apa kau yakin? Apa kau bisa memastikan ini semua bukan rekayasa adikmu? Tampan, kau bisa lihat sendiri tempat ini. Ini adalah club, semua datang kesini untuk mabuk dan sex."

"Tidak. Aku mempercayai adikku."

"Baiklah, aku akan membantumu. Seperti apa wajah adikmu?"

Jimin merogoh ponselnya lalu menunjukkan foto Jiyeon. Wanita itu sedikit terkejut saat melihat wajah Jiyeon.

"A, aku tidak pernah me, melihat adikmu. Oh aku harus bekerja, sebaiknya kau berhati-hati karena tempat ini berbahaya."

Wanita itu pergi meninggalkan Jimin yang masih mencerna perkataannya.

---

Berulang kali Daniel menggedor pintu rumah Taehyung, berharap So Eun membukakan pintunya. Pikirannya benar-benar kacau manakala ia teringat ekspresi ketakutan dari Taehyung. Akhirnya setelah berdebat dengan batinnya, ia pun memutuskan untuk mendobrak pintu itu.

MINE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang