71. new problem

45.3K 9.5K 3.1K
                                    

"The silence isn't so bad, till I look at my hands and feel sad.
Because the spaces between my fingers are right where yours fit perfectly."

ㅡOcean Eyes

ㅡOcean Eyes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


I miss you.
I miss everything about you ㅡyet I shouldn't miss you, right?

Yes. I shouldn't.
But still, I miss you madly.

I miss you.

I miss you, Na Jaemin.









▫ ▫ ▫












Minggu pagi aku duduk menekuk lutut di balkon sambil menggigiti kuku. Sudah setengah jam sejak selesai mandi aku menggenggam ponsel. Layar masih menunjukkan hal yang sama ㅡnama dan nomor telepon Jeno.

Berkali-kali aku mempertimbangkan untuk menanyakan Jaemin padanya, tapi tidak jadi.
Aku penasaran, tapi malu. Kalau aku banyak tanya, takutnya nanti Jeno menganggapku maniak. Beberapa hari yang lalu kudengar dari Mark mereka akan segera comeback. Yang benar sajaㅡ Jaemin dalam keadaan begitu?

"Fiuh," hembusan nafas dalam keluar dari mulutku. Kutaruh ponsel dengan kasar di lantai, menumpukan dagu di atas lutut.

"Aaaaaa kangen kangen kangen," gerutuku sambil mengacak rambut sampai berantakan menutupi wajah. Aku pasti sudah gila.








bip









"L-liv?"

Saat aku menoleh karena mendengar suara shutter handphone, kulihat Livia cekikikan mengarahkan ponselnya padaku. Jangan bilang dia melihat ㅡdan merekam apa yang kulakukan barusan??


"Sorryㅡ lucu soalnya, harus direkam buat hiburan," dia tertawa puas menatap layar ponsel.

Aku berdiri dan menjangkau-nya.
"Ih, udahㅡ malu," ujarku.

Livia menghindar membawa ponselnya sambil masih cengar cengir sendiri.
"Sekali-kali, Alice."

"Ngomong-ngomong kamu kapan datengnya?" aku baru sadar dia tiba-tiba muncul.

"Makanya jangan ngelamun terus," dia terkekeh. "Aku udah ketuk pintu tapi nggak dibuka-buka, bel lagi rusak. Ya udah, aku masuk sendiri."

"Oh," aku mengangguk-angguk. "Kamu sendirian?"

"Sama siapa lagi?"

"Mark. Dia kan lagi jadi ekormu."

Senyum lebar mengembang di bibirnya.
"Dia belum ngapa-ngapain lagi. Bagus deh, akhirnya hidupku tenang."

Vacancy ✔ [revisi]Where stories live. Discover now