22. turning point

64.2K 12K 6.6K
                                    

nct u ㅡ timeless instrument

This is probably a dream
Just like my memories
You’re right in front of me


It’s strange
Even after a long time
My heart keeps repeating that day


When I close my eyes
My memories take me
To that place again





***












Apa aku tidak salah dengar?

Jaemin baru saja bicara tentang kejadian beberapa bulan yang lalu?


Matanya tampak berkilat, menatapku intens.  Dengan tangan terkepal rapat dia berdiri menunggu aku menjawab pertanyaannya. Tapi sekarang kepalaku sendiri dipenuhi banyak pertanyaan...

"Kamu... tau dari mana?" tanyaku dengan suara bergetar.

Jaemin maju selangkah.
"Ups, ada koreksi sedikit," ujarnya alih-alih menjawabku. "Aku nggak cuma sekedar koma. Iya. Kamu tau persis kan, Alice Kim?"


Aku kaget luar biasa.
Sulit menggambarkan raut wajah Jaemin saat ini ㅡantara sedih, marah... yang jelas dia tampak menakutkan. Seakan-akan tidak akan membiarkan aku kabur satu sentipun ㅡdia tidak mungkin tahu kan, aku hampir berlari ke rumah saking shock-nya?


"Jawab, Alice," ucapnya dingin seperti kemarin-kemarin.


Sementara aku hanya bisa menunduk, mencerna keadaan dalam diam. Aku harus menjawab apa?


"JAWAB!" bentak Jaemin, membuatku terlonjak lalu bergetar ketakutan. Aku mundur selangkah.


Kabut putih muncul dari nafas Jaemin yang terengah-engah. Sejenak dia tampak menyesal sudah membentakku sampai ketakutan. Kemudian Jaemin tertawa apatis, tapi dari sudut matanya menetes setitik air.

"Di sekolah, kan? Pertama kalinya kamu liat aku dalam wujud hantu?" ujarnya. "Waktu itu kamu kira aku udah mati, padahal belum. Ya, itu awal dari semuanya."

"Rumah itu," dia menunjuk rumahku yang tinggal beberapa langkah lagi dari sini. "Kamu bawa aku ke rumah itu karena nggak ada pilihan lain. Di rumah yanf lebih banyak hantu daripada manusianya.
Si anak kecil, hantu perempuan yang tiap tengah malam berkeliaran menembus tembok dari kamar ke kamar... ah, yang di taman belakang rumah juga ㅡdi dapur juga. Hm... banyak ya?"



Dia ingat...



Jaemin maju lagi selangkah.
"Maaf," ujarnya pelan. "Waktu itu aku paksa kamu bantu aku, tanpa sedikitpun clue. Sampai kamu diserang geng anak SMA gila waktu kita mau ketemu Herin..."

Vacancy ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang