15. kimchi jjigae

70K 13.3K 8.1K
                                    

"Tau nggak kenapa bioskop selalu di lantai paling atas?"

"Ck, gampang. Biar semua orang lewat ke lantai-lantai sebelumnya dan mau nggak mau liat seluruh isi mall."

"Kok tau sih?" seru Mark kecewa.

"Tau lah. Apa coba yang aku nggak tau," jawabku asal. "Jadiㅡ kenapa aku ada disini?"

"Karena kamu mau aja aku suruh kesini," jawab Mark.

"Ish," desisku kesal. "Jangan bilang cuma buat liat mereka potong rambut sambil main game?"

Pandangan Mark mengikuti telunjukku yang mengarah ke Chenle dan Jisung di seberang ruangan, duduk di kursi salon menghadap ke layar game arcade besar.

"Bukan potong rambut, cuma trim sama hair spa," ralat Mark.

"Ya apapun lah," aku mengibaskan tangan. "Aku baru tau mereka masih se-childish itu. Cute, somehow. Tapi aku jadi merasa tua, kayak ibu yang lagi nungguin anak-anaknya."

"Terus aku apa? Bapaknya??" kata Mark.

Pertanyaan biasa, sebenarnya ㅡtapi kenapa sedikit aneh di telingaku?

"Mark Lee aku serius."

Mark bersandar santai di sofa ruang tunggu yang kami duduki.
"Aku nggak mau kesel nungguin mereka sendirian," jawabnya santai. "Lagian aku mau kepo tentang Jaemin."

"Hah?"

"Waktu kalian pulang dari rumah sakit. Why he cried, why he scared you... Hah?"

Aku menutup wajah dengan telapak tangan lalu menggeleng.
"Jangan tanya tentang itu."

Aku mendengar Mark berdecak, tak berapa lama tangannya menyingkirkan telapak tanganku yang menutupi wajah.
"Kenapa jangan?"

"Privacy, man," jawabku tajam.

"Aku nggak akan ngeledek kok."

"Nggak mau."

"Mau," desak Mark, mengintimidasiku dengan tatapannya.

"Magu!"

"Ssst!" Mark membekap mulutku. "Jangan kedengaran mereka, nanti mereka ikut-ikutan."

Aku menepis tangannya.
"Mana mungkin denger sih, mereka kan lagi fokus main game."

"So, yes or no?"

"Or."

"Heol," Mark tertawa kesal. "Ayolah~"

"Keras kepala," tukasku. "Gimana kalau kasih tau aku dulu tentang kebiasan kamu yang tiba-tiba bebas berkeliaran?"

"Kan kamu udah tau ㅡaku sakti," jawabnya santai.

"Mark yang bener dong," desakku. "Waktu new year eve kamu di rumahku kan? Aku kaget loh waktu tau ternyata kamu juga ada live performance di tv."

Ekspresi Mark menegang. Dia mulai bergumam tidak jelas.
"Oh... Ng... Anu...."

"Hayo," aku mencungkan telunjuk di depannya.

Mark menarik nafas panjang.
"Fyuuuuh. Oke," dia menegakkan badan. "Kamu boleh tau, tapi nggak sekarang."

"Terus kapan?" aku rolling eyes.

"Kapan-kapan hehe."

"Ya udah, berarti kamu nggak boleh kepo."

Mark cemberut.
"Aku tanya kan ada alasannya."

"Apa?"

"Beberapa hari belakangan Jaemin tanya-tanya terus tentang kamu."

OMGㅡ what?

Vacancy ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang