54. the truth unveiled

45.4K 10.2K 4.9K
                                    

▶ Thank You by Pentagon Hui & Jinho
(soundtrack trailer Vacancy)












🌙🌙🌙








But I know
I can't do that forever
I have to hide
Because I'm a monster










🌙🌙🌙








Jeno menyetir dengan kecepatan normal ke arah jalanan yang asing bagiku. Sejauh ini dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Di satu sisi itu sangat membantu, tapi di sisi lain aku merasa bersalah. Pasti Jeno bingung, tapi aku tidak bisa berkata-kata sekarang.



"Jaemin ada di dorm. Tapi kayaknya nggak sendirian, "ujar Jeno saat mobil sampai di komplek bangunan seperti apartemen. "Udah ya jangan nangis, nanti dikira kenapa. Ayo, turun."

Tidak mau menyulitkan Jeno lagi, aku menyeka muka dengan lengan baju dan sedikit merapikan rambut. Lagi-lagi tanpa bertanya Jeno berjalan mendahuluiku ke lift. Beberapa kali tatapannya cemas, tapi dia tetap diam. Syukurlah, aku senang dia mengerti.

Aku melamun, pintu lift terbuka entah di lantai berapa saat Jeno menarikku ke luar. Kami berjalan menyusuri koridor, samar-samar aku mendengar suara tawa di perimpangan koridor. Jeno berhenti berjalan.

"Itu kayaknya merekaㅡ Alice, eh, hey!"

Aku langsung berlari ke persimpangan dengan bodohnya, tidak peduli dengan panggilan Jeno. Tak perlu repot mencari, aku melihat Jaemin. Ya, itu Jaemin walaupun terhalang oleh Lucas. Selain mereka, ada Jisung, Renjun, dan Chenle juga.

"Na Jaemin!" panggilku.

Rombongan itu berhenti. Tatapan mereka semuanya tertuju padaku. Jeno berlari mendahuluiku menuju teman-temannya.

"Alice?" Jaemin gelagapan. "Jenoㅡ kenapa ada dia?"


Jeno hanya nyengir kaku tanpa menjawab. Ia mendorong Lucas, Renjun, Chenle, dan Jisung sekaligus ke dalam dorm lalu menutup pintu rapat-rapat dari dalam.

Jaemin menatapku serba salah, antara kaget dan bingung harus bagaimana.
"Kㅡkamu ngapain disini?"

Aku balas menatapnya, bingung mau mulai dari mana.

"Jahat," desisku dengan tangan terkepal erat. "Bodoh. Pembohong."

Menatapku kebingungan, Jaemin berdiri di tempatnya. Astaga, aku tidak sanggup lagi. Aku mengabaikan keadaan, berlari menubruknya.

"A-alice, kamuㅡ janganㅡ" gagap Jaemin, menegang dalam dekapanku.

"Kenapa kamu bohong?" potongku.

Jaemin mendorongku menjauh, seakan-akan aku beracun.

"Maksud kamu apa?"

"Bukan karena ada orang lain, kan?" tanyaku.

"Alice..."

"Mana orangnya? Siapa? Kasih tau aku kalau emang ada!"

"Alice, kamu kenapa?"

Vacancy ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang