ㅡspin off: between the twin

42.3K 9K 2.3K
                                    

Spin off from chapter 67:  between the twin



"That moment when I make my enemy as a friend, I win the whole battle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"That moment when I make my enemy as a friend, I win the whole battle."










☁☁☁










Setelah Mark membawa Alice keluar dari ruangan itu, Jaemin duduk di salah satu kursi. Dia memainkan bunga yang mengering di tumpukan buket pemberian Mark. Sejak Jaemin masuk, mata Livia Byun tidak lepas dari sosok itu.



"Gimana rasanya hampir mati?" tanya Jaemin sarkastik. "Sakit?"

Pertanyaan itu menusuk Liv tepat di perasaan bersalah yang selalu menghantuinya. Tapi dia tidak gentar menghadapi Jaemin.

"Ahㅡ apa rasanya koma? Arwahmu berkeliaran juga?" tanya Jaemin lagi sebelum yang tadi sempat dijawab. "Apa jangan-jangan ini karma?"

Liv tersenyum tipis.
"Ya. Mungkin karma. Ini yang kamu mau?"

"Fifty fifty," jawab Jaemin. "Kalau dibilang dendam, aku bukan orang pendendam. Tapi menurutmu aku bisa lupa semua kejahatan itu sepenuhnya?"

Rahang Liv mengeras mendengar sindiran itu. Ia tidak sakit hati sama sekali, tapi merasa menjadi makhluk paling kejam di dunia. Dia menggeleng.

"Nggak mungkin. Maaf, Na Jaemin ㅡoke, pasti sebanyak apapun permintaan maaf nggak akan cukup. Tapi aku menyesal, aku dibawah kontrol sesuatu yang jahat. Maaf," ujar Liv.


Entahlah, Jaemin rasa mustahil sepenuhnya memaafkan perempuan di hadapannya ini. Tapi dia melihat ketulusan di mata Livia Byun, mendengar penyesalan mendalam di setiap kata-katanya. Lagipula, Alice percaya orang ini.
Dan ternyata sudah lama pertemanan itu terjalin?

Jaemin tidak pernah menduga sebelumnya.



"Nah, itu kamu tau. Sebanyak apapun permintaan maaf nggak akan cukup," timpal Jaemin. "Aku butuh yang lain."

Mata Liv menyipit, ia memiringkan kepalanya.
"Apa?"

Jaemin merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang penutupnya transparan. Benda itu ia taruh di nakas samping tempat tidur pasien.

"Kemarin Alice ulang tahun. Kamu tau?" ujar Jaemin.

Liv menjawab dengan gelengan karena ia memang tidak tahu. Terlalu hectic untuk merayakan ulang tahun.

"Temen macam apa kamu?" decih Jaemin. "Dan hari ini Mark hyung ulang tahun. Nggak tau juga?"

"Ck- kenapa aku harus tau?" timpal Liv.

"Sama-sama," Jaemin menjawab walaupun tidak ada ucapan terima kasih.

"Itu kado buat Alice?" tanya Liv to the point.

Vacancy ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang