45. Lembaran Baru untuk Daryl dan Adel

Start from the beginning
                                    

"Kasian juga sih sebenernya. Pasti Reno ngomong kasar deh ke Putri."

"Jadi gimana? Mau jadi pacar saya gak?"

Adel menoleh dengan mata membulat. Jantungnya berdegup kencang. Ia bahkan langsung meremas sweater yang ia kenakan secara spontan. "S-Sekarang?"

"Besok sore juga boleh kalo kamu mau."

"Ih, kamu yang serius kek."

"Saya serius."

Adel tertawa, pipinya memerah, dan Daryl suka pemandangan itu. "Kok saya ngerasa kamu main-main sih."

"Saya emang gak punya bunga mahal atau nembak di tempat bagus, tapi saya bener-bener serius kok mau sama kamu." Daryl tersenyum. "Adeline Darina, mau gak jadi pacarnya Daryl?"

Adel masih tertawa, menutupi kegugupannya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Ini yang selama ini ia tunggu-tunggu. Ini yang selama ini ia harapkan dari seorang Daryl Adriell. "Iya, Adel mau jadi pacar Daryl."

"Hah?!" Daryl langsung menutup mulutnya, menerima tatapan aneh dari orang-orang. "S-Serius?"

Adel mengangguk dan tersenyum tiga jari. Saking senangnya, Daryl langsung menggendong Adel sambil berputar-putar. Adel berteriak sedikit karena kaget, namun akhrinya ia mengalungi tangannya di bahu lebar cowok itu. Ia juga senang. Tidak peduli mendapat tatapan dari orang-orang.

Daryl pun berhenti berputar, kening dan hidungnya bersentuhan dengan milik Adel. Mereka berdua sama-sama tertawa bahagia, menatap manik mata satu sama lain sedekat itu, membuat mereka tidak ingin merubah posisi mereka sama sekali.

Daryl akhirnya menurunkan tubuh kecil Adel. Adel menatap Daryl sambil tertawa. Cowok itu pun mengacak pelan puncak kepala Adel. "Makasih ya, Del."

"Makasih juga, Daryl." Mereka terkekeh bersama lalu saling memegang tangan satu sama lain. Merasa diperhatikan oleh seseorang, Adel menoleh, mendapati Putri mematung menatap mereka. Putri perlahan tersenyum menatap Adel. Adel hanya menatap Putri dari atas sampai bawah, lalu membuang wajah bersama Daryl pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan Putri dengan segenap penyesalannya.

Bagi Adel, lembaran baru dalam hidupnya bukanlah saat di tahun baru, melainkan saat ia bertemu dengan Daryl pertama kali di Booktopia.

***

Setengah tahun kemudian...

"Akhirnya, aku berhasil juga bikin SIM!" Adel tersenyum riang keluar dari kantor samsat bersama Daryl. Hari ini Daryl menemani Adel membuat Surat Izin Mengemudi. Setelah sudah cukup mahir mengemudi mobil dan sudah yakin, Adel baru berani membuat SIM.

"Kalo gitu, kamu yang nyetir ya sampe rumah Bella."

"Oke!" balas Adel semangat. Ia senang sekali mendapat SIM, artinya ia bisa pergi ke mana-mana sesukanya.

"Semangat banget, sih. Biasanya kalo baru dapet SIM, begitu tuh. Lama-lama kalo disuruh nyetir pasti males."

"Ih itu mah kamu, aku enggak."

Daryl terkekeh, lalu mereka memasuki mobil Daryl. Walaupun tidak bisa setiap hari Daryl pinjam mobil Ayahnya untuk pergi bersama Adel, Daryl tetap bersyukur tidak perlu membawa Adel di bawah terik panas matahari bersama motornya itu.

"Ini serius gak apa-apa aku yang nyetir?" tanya Adel setelah bersama Daryl masuk ke dalam mobil. "Kalo kenapa-napa lagi mobilnya, kamu gak boleh pinjem lagi lho sama Bapakmu."

"Gak bakal kenapa-napa. Kamu harus yakin makannya. Lagian ke rumah Bella deket ini, jadi gak pa-pa." Adel menghembuskan napas berat dan meyakinkan diri kalau ia bisa. Ia pun memasang sabuk pengaman dan menyalakan mesin mobil.

"Kado buat El kamu bawa, kan?" tanya Adel. El adalah putranya Bella dan Gilang. Sebulan lalu, Bella sudah melahirkan. Adel dan Daryl belum memberikannya kado, sehingga hari ini mereka ingin berkunjung dan melihat keadaan Bella dan bayinya juga.

"Iya, ada kok di belakang," jawab Daryl. "Ayo gas."

Adel pun melepas rem tangan, merubah gigi, dan mulai melepas rem perlahan. Mobil pun berjalan. Daryl menatap Adel dengan bangga. Entah, setiap perbuatan Adel, selalu membuat Daryl bangga. Ini baru cewek gue.

Akhirnya, mereka berhenti, begitu bertemu dengan lampu merah. Adel menatap Daryl. "Gimana so far?"

"Enak enak aja kok. Kamu aja deh yang nyetir sampe pulang nanti."

"Bener nih?"

"Nggak."

"Ih kenapa?"

"Kamu kan ratunya, masa kamu yang nyetir?"

"Kamu juga rajanya. Aku bisa nyetirin buat kamu."

"Enggak, Adel."

"Iya deh, iya." Adel tersenyum menatap Daryl. "Sayang banget aku sama nih orang," ujarnya lalu mencubit pipi Daryl kencang.

"Sakit, ih." Adel terkekeh. "Janji dulu, gak bakal ninggalin aku," ujar Daryl lalu memperlihatkan jari kelingkingnya dengan santai dan matanya tetap menatap lurus ke depan. Adel terkekeh, lalu menggigit kelingking Daryl.

"Tuh, aku janji."

"Sakit ih, gila ya?"

"Iya aku janji. Kamu juga janji dong."

"Janji apa?"

"Gak ninggalin Adel."

"Kalo ninggalin Adel, kenapa emang? Nanti nangis bombay, ya?"

"Enggak sih. Biasa aja."

"Oh gitu, ya udah."

"Ah, Daryl mah."

Daryl terkekeh. "Iya iya." Daryl memperlihatkan kelingkingnya lagi. "Janji gak ninggalin Adel. Jangan digigit lho!"

Adel tertawa. "Iya, janji juga gak ninggalin Daryl." Kelingking Adel dipautkan dengan milik Daryl. Mereka tersenyum, menatap manik satu sama lain.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari belakang. Ternyata sudah lampu hijau, dan mobil Daryl tidak kunjung maju. Mereka langsung melepas tautan jari mereka, dan Adel kembali fokus menyetir.

"Tuh kan, gara-gara kamu sih," ucap Adel, mendapat gelak tawa dari Daryl.

END

a/n:

akhirnyaaaa, selesai juga cerita ini. maaf banget update-nya lama soalnya kemarin2 aku sakit :c (minta diperhatiin). gimana overall cerita ini? kalian suka gak? atau b aja? atau malah nyesel buang-buang waktu baca ini?

terima kasih banget yaa buat kalian semua yang udah baca cerita ini dari awal sampai akhir chapter & terima kasih juga buat komentar-komentarnya yang beberapa bikin aku ngikikkk. pokoknya thankyou thankyou thankyou!!!

oh ya, boleh minta pendapat kalian gak? apa aja kelebihan dan kekurangan di cerita ini? kalo boleh, comment ya ehehehe.

dan karakter siapa yang paling kalian suka di sini? selain dua pemeran utama (daryl & adel) aku suka sama karakter mama & rafa. ya, walaupun di lain sisi, mereka berdua ada nyebelinnya, tapi aku suka sama karakter mereka ehehe. kalo kamu, siapa?

sekali lagi terima kasih banyak untuk waktu luang kalian untuk baca cerita untold feelings. mampir juga yaa di work ongoing-ku yang lain judulnya The Sword Princess. nanti rencananya juga aku mau post cerita teenfict but masih under project di ms. word lol semoga nanti kalian mau mampir lagi di sana.

have a good day!

p.s today is my birthday yeay!

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now