19. Makan Bersama

655 92 5
                                    

"Makasih ya, Del. Saya jadi gak enak," ucap Daryl yang kini tengah menikmati burger yang dibeli Adel untuk mereka makan. Sesuai janji, Adel akan membayar jasa Daryl dengan traktir makan siang.

            Adel terkekeh. "Gak apa-apa weh. Kan karena kamu, saya jadi udah bisa nyetir hehe."

            Daryl tertawa kecil dengan burger yang penuh di mulutnya. Detik berikutnya, ponselnya menyala tanda ada chat masuk. Itu dari Bella. Melihat notifikasi dari cewek itu, Daryl meletakkan burger-nya ke meja dan melihat pesan masuk itu terlebih dulu.

Bella Safira: cie sama cewek mana lagi tuh?:p
Bella Safira: HAHA

            Kepala cowok itu langsung celingak-celinguk mencari keberadaan Bella. Ia tahu kalau Bella pasti ada di sekitar sini. Tidak mungkin kan kalau ia jauh-jauh dari sini, jelas-jelas Bella melihatnya.

Daryl Adriell: lo dimana dah?

Bella Safira: jawab dulu, itu siapa?

Daryl Adriell: temen gue
Daryl Adriell: lo di mana?
Daryl Adriell: makan sendirian?
Daryl Adriell: gabung aja sini

Bella Safira: gak kok
Bella Safira: gue lagi sama gilang hehe

Daryl Adriell: ooo
Daryl Adriell: salam ya buat gilang

Bella Safira: siaap

            Daryl kembali mencari sesosok Bella, ia masih penasaran di mana keberadaan gadis itu. Akhirnya, di dekat kaca restoran, Daryl dapat melihat Bella mengenakan sweater berwarna merah muda. Tatapan mereka pun beradu, keduanya langsung menyunggingkan senyuman lebar. Mereka saling melambaikan tangan ke arah masing-masing.

            Melihat tingkah Daryl seperti itu, perhatian Adel dari burger pun teralihkan. "Ada temen, Ryl?"

            "Iya, tuh." Daryl menunjuk Bella dengan dagunya. Adel pun menoleh ke arah Bella, tubuhnya mematung melihat wajah gadis itu lagi—wajah yang sama persis ia lihat saat di kafe waktu itu. Bella tampak sedang sendirian di bangkunya, tidak ada Gilang di sana.

            Itu cewek yang lagi deket sama Daryl, ya?

            Dengan berat, Adel pun melemparkan senyum ramahnya pada Bella, Bella pun juga membalasnya. Adel kembali kepada kegiatannya—melahap burger—namun dengan pikiran melayang ke mana-mana dan perasaan gundah yang memenuhi rongga jiwanya.

            Daryl berkata tanpa suara kepada Bella, "Gilang ke mana?"

            Bella menunjuk arah toilet sambil memperagakan orang yang sedang mencuci tangan. Daryl pun ber-oh pendek, lalu tersenyum, dan kembali melahap burger-nya. Tak lama kemudian, Gilang pun muncul di hadapan Bella, Daryl dapat melihat itu.

            Kini Daryl dan Adel terperangkap pada pikiran mereka masing-masing. Sebenarnya, Daryl juga masih belum bisa berhenti memikirkan siapa cowok yang mengajak Adel jalan di depan rumahnya tadi. Mulut Daryl ingin sekali bertanya, tetapi ia tidak mau menjadi penguntit menyeramkan yang justru mengganggu hidup Adel.

            Begitu juga dengan Adel, kehadiran Bella membuat gadis itu tidak nyaman. Andai Adel memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Daryl dari dulu, pasti dengan tanpa beban Adel akan bertanya mengenai Bella secara rinci. Namun Adel tahu, Adel tidak sepenting itu di kehidupan Daryl.

            Kini yang mereka sama-sama harapkan adalah bisa membaca pikiran orang yang ada di hadapannya ini, dan mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang ada di benak mereka.

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now