45. Lembaran Baru untuk Daryl dan Adel

1.1K 80 65
                                    

"Temenin saya ke Starbucks ya," ucap Daryl seraya jalan bersama Adel. Setelah Adel benar-benar sudah sembuh, Daryl mengajak Adel pergi bersama. Daryl sudah terlalu rindu untuk menghabiskan waktu bersama dengan Adel, begitu juga dengan Adel.

"Kamu gak kenyang apa baru makan es krim?" tanya Adel.

"Nggak. Mau bawain makanan buat Ibu sama Bapak."

Adel tersenyum. "Anak berbakti banget, sih."

"Saya gitu."

"Ih, pedean."

Daryl terkekeh. Mereka sudah hampir sampai di depan Starbucks. Namun tiba-tiba Daryl memberhentikan langkahnya begitu melihat Reno sedang bersama Putri berdua di sana. Cowok itu langsung berpikir bagaimana caranya agar Adel tidak melihat itu. "Eh, gak jadi ke Starbucks deh. Kita beli kue di tempat lain aja."

Dahi Adel berkerut. "Loh kenapa? Gak pa-pa kalo mau di Starbucks. Tuh, udah di depan mata gitu."

"G-Gak jadi deh, saya mau di tempat lain aja."

"Ih, kok kamu jadi labil gitu?"

"Ayo tempat lain aja."

"Pasti ada sesuatu ya makannya kamu mau kabur? Kenapa? Ada mantan?" Adel tersenyum jahil, lalu tetap mencari-cari sesuatu di Starbucks dari kejauhan. Namun senyumnya luntur seketika saat melihat pemandangan yang dimaksud Daryl untuk dihindari. "O-Oh ... Ada mereka."

Daryl tersenyum pahit. "Makanya, yuk, tempat lain aja."

Adel menatap Reno dan Putri dengan wajah sedih. Walau Reno dan Putri tampak sedang tidak berbagi tawa, Adel tetap merasakan rasa kecewa teramat besar di sana, membuat Daryl jadi tidak enak.

"Kamu masih cemburu, ya?" tanya Daryl.

Adel mengeleng. "Aku cuma masih kecewa sama Putri. Kamu tau gak sih, dihianatin sahabat sendiri jauh lebih sakit tau daripada diputusin pacar."

Daryl memegang kedua pipi Adel, menatap mata gadis itu dalam-dalam. "Orang kayak Putri, gak cocok kamu anggap sahabat. Kamu harus bersyukur, justru Tuhan udah hilangin orang-orang gak penting di hidup kamu." Adel tersenyum, memegang kedua tangan Daryl yang berada di pipinya.

"Kalo gitu, kamu jangan hilang di idup saya ya. Soalnya kamu penting."

Daryl menahan senyum dan Adel dapat melihat itu. "Bikin malu aja."

Adel tertawa, lalu Daryl melepaskan tangannya dari wajah Adel. Hanya begitu saja, sudah membuat jantung Daryl berdebar.

"Del, kalo kamu bener-bener udah buka hati kamu buat cowok lain, bilang saya ya?"

"Kenapa?"

"Soalnya saya mau nembak."

Adel terbahak, membuat Daryl terbahak juga. "Ih, orang nembak gak ada yang kayak gitu, Daryl."

"Ya abis gimana? Kalo sama kamu, saya bingung."

"Kamu lucu."

"Kamu lebih lucu."

Adel terkekeh, lalu menatap ke arah Reno dan Putri lagi. Dahinya berkerut. "Liat deh, kayaknya mereka berantem."

"Sukurin," ujar Daryl dari hati yang terdalam, melihat Reno yang tengah berlalu meninggalkan Putri. Putri menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu mengacak rambutnya frustasi.

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now