32: Pertemuan Pertama Adel dan Bella

535 63 7
                                    

Hari sudah malam dan Daryl semakin suntuk. Setelah dimarahi oleh salah satu customer Booktopia hanya karena kesalahan kecilnya, Daryl menutup shift pekerjaannya dengan sangat suntuk. Tapi Daryl mencoba untuk tidak memikirkannya, toh, sekarang ia sudah pulang dan setelah itu ia bisa segera beristirahat di rumah.

            Kini ia sedang berada di ruang ganti baju bersama rekan kerjanya, Angga. Berbeda dengan Daryl, Angga tampak terlihat biasa saja. Justru ia semakin semangat karena sudah boleh pulang.

            "Udahlah Ryl, gak usah dipikirin lagi," ucap Angga seraya memakai pakaiannya.

            "Iya, gak mikirin kok."

            "Tapi muka lo masih suntuk tuh, suaranya juga lemes banget."

            "Gue capek."

            Daryl duduk di bangku panjang yang tersedia di sana setelah mengenakan pakaiannya. Seperti biasa, sebelum pulang, ia mengecek ponselnya terlebih dulu, membalas notifikasi chat yang masuk. Sengaja ia melakukan itu untuk beristirahat sejenak sekaligus mengecek, siapa tahu Ibu titip dibelikan sesuatu sebelum Daryl pulang.

            Bertuntung Daryl memiliki rutinitas seperti itu, karena ia menerima chat masuk dari Adel yang seketika merubah mood-nya dengan semudah itu.

adeline: daaaaryl
adeline: sombong banget sih sekarangL
adeline: katanya mau kenalin saya sama bella hahaha

            Bibir Daryl langsung tersenyum lebar dan semangat dalam dirinya memuncak seketika. Tangannya dengan lihai membalas pesan dari cewek yang sudah sangat ia rindukan tersebut.

Daryl Adriell: kamu kali yang sombong wkwk
Daryl Adriell: yaudahh kamu bisanya kapan?

            Daryl mengunci ponselnya dengan cetakan senyum di bibirnya yang tak kunjung luntur. Tak ia sadari kalau sedaritadi Angga menatapnya aneh.

            "Tadi muka lo kecut amat." Suara Angga mengagetkan Daryl. "Sekarang senyum-senyum gak jelas. Kenapa? Di-chat cewek lo ya?"

            "Cewek apaan. Gak punya gue."

            "Terus senyum-senyum kenapa?" Angga mengintip ponsel Daryl yang sudah gelap. "Gue kepo dong."

            Daryl menyalakan ponselnya dan membuka kuncinya. Line dari Adel langsung terpampang dan dengan bangganya cowok itu memperlihatkan kepada Angga.

            "Oh cewek itu. Pantesan aja seneng banget lo. Emang kalo di luar Booktopia, lo deket juga ya sama dia?"

            Daryl mengangguk. "Gak nyangka ya?"

            "Kayak ginian aje, gercep lo," sahut Angga. "Kok bisa sih? Lo minta Line-nya gitu?"

            "Panjang ah kalo diceritain." Daryl kembali bernostalgia saat pertama kali ia berinteraksi dengan Adel, lalu saling bertukar ID Line, sampai tidak menyangka kalau orang tua mereka saling kenal. Ah, segalanya tampak indah jika tidak ada Reno di antara mereka.

            "Ya udah, lain kali kalo lo bad mood, gue ajak si Adel Adel itu ke sini deh. Kayaknya cuma dia aja yang bisa nyembuhin lo."

            "Sotoi lu ah."

            "Ya udah, pulang yok. Capek banget gue. Udah kangen sama kasur juga."

            Daryl terkekeh. Ia juga rindu dengan kasurnya di rumah. "Yuk."

Untold Feelingsحيث تعيش القصص. اكتشف الآن