23. Kejadian yang Sebenarnya

565 70 2
                                    

Adel kini duduk di sebuah kursi panjang yang terletak di pinggir jalan. Ia masih belum bisa menerima apa yang ia lihat barusan, ia bahkan masih belum percaya. Ia tidak tahu kalau dadanya akan sesakit ini melihat Daryl memeluk erat wanita lain. Adel tidak tahu apakah dirinya egois atau tidak, tapi yang jelas, Adel tidak menyukai Daryl memeluk perempuan lain, selain dirinya.

            Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan Adel, kini pikiran gadis itu mengenai Daryl dan Bella sedikit lenyap. Sang pemilik mobil membuka kaca dan menatap Adel dengan tatapan heran.

            "Reno?"

            "Adel? Lo ngapain di sini?"

            Adel gelagapan, ia juga tidak tahu mengapa ia di sini. Yang jelas ia tidak mungkin berlama-lama di rumah Daryl karena yang ia inginkan saat ini adalah kesendirian.

            "L-Lo yang ngapain di sini?" tanya Adel balik karena ia masih belum menemukan jawaban yang tepat.

            "Gue abis dari rumah temen gue, ini mau pulang. Lo? Lagi nunggu orang, ya?"

            "Nggak kok," balas Adel cepat. "Gue juga sama, abis dari rumah temen."

            "Terus lo ngapain di sini?"

            "Ini gue mau pesen ojek online dulu," jawab Adel lalu mengambil ponsel dari tas dengan tangannya yang sedikit gemetar. Beruntung, Reno tidak menyadari hal itu, kalau ia menyadari, pasti Adel semakin diinterogasi lebih dalam lagi.

            "Ya udah, gue anter pulang aja."

            Sebenarnya tawaran Reno sangat menggiurkan karena ia tidak perlu menunggu, kendaraan yang ia gunakan juga cukup safety, dan yang terpenting adalah gratis. Namun Adel tampak enggan menerima tawaran itu karena ia tidak ingin berbincang pada siapapun saat ini. Ia hanya ingin diam dan merenung saja.

            "Gak usah Ren, gue naik ojol aja."

            "Ya elah, kaku banget lo. Lagian bentar lagi ujan, emangnya lo gak denger ada suara gluduk-gluduk daritadi?" tanya Reno lalu menatap langit dari kaca mobil.

            "I-Iya, sih." Adel mengusap tengkuknya dan ikut-ikutan menatap langit, lalu ia menatap Reno. "Ya udah deh, gue ikut."

            Senyum Reno mengembang. "Nah gitu kek. Ditawarin tumpangan gratis malah milih transport yang bayar." Reno terkekeh, begitu juga dengan Adel, namun kekehan Adel lebih sedikit dipaksakan. Walaupun sebenarnya ia tidak ingin berbincang dengan siapapun kali ini termasuk Reno, namun justru mungkin adanya orang lain di dekat Adel dapat membuat Adel lupa dengan kegundahan yang ia rasakan.

            Setidaknya begitulah pikiran Adel.

            Adel pun duduk di mobil Reno dan tidak lupa memasang safety belt, lalu menyandarkan punggungnya, seakan melepas segala penat yang mengganggu pikirannya. Reno pun melajukan mobilnya, dan bersiap untuk menembakan pertanyaan-pertanyaan untuk Adel.

            "Rumah temen lo di komplek ini juga?"

            "He em."

            "Terus ngapain nunggu di sana? Kenapa gak di rumah temen lo aja?"

            Adel ingin menjelaskan namun rasanya tidak mungkin. Kalau yang ada di sebelahnya ini adalah Putri, pasti Adel akan menceritakannya secara detail dan menggebu-gebu. Namun ini adalah orang lain yang tidak mengerti jalan cerita antara Adel dan Daryl dari awal.

            Ujungnya, Adel menghela napas berat. "Gak tau ah, gue lagi gak mood bahasnya."

            Reno akhirnya terdiam sambil mengangkat bahunya, tapi pikirannya tetap tidak bisa diam. Ia mengira-ngira apa yang baru saja terjadi pada Adel. Pasti abis berantem sama temennya deh.

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now