39. Bertemu dengan Sumber Kebahagiaannya

583 70 34
                                    

"Hari ini, lo gak perlu worry dan galau mikirin curut brengsek itu. Pokoknya, hari ini kita bakal traktir lo makan dan juga buku," ucap Winda pada Adel begitu mereka bertiga sampai di mall. Tiga hari kemudian setelah Marcella dan Winda menemani Adel menangis di kamar, mereka pun memutuskan untuk menghibur Adel. Walaupun belum tentu Adel bisa terlepas dari galaunya seratus persen, tapi setidaknya mereka berusaha untuk menghibur.

            "Serius lo? Traktir buku?" tanya Adel dengan wajah antusias. Marcella dan Winda sama-sama mengangguk serempak.

            "Tapi satunya gak lebih dari cepe ya, gak ada duit kita," sahut Marcella.

            "Ya ampun, satu buku seratus ribu mah lebih dari cukup," ucap Adel yang benar-benar tidak bisa membendung kebahagiaannya. "Makasih banyak ya kalian, aduh jadi gak enak ngerepotin kalian."

            "Gak kok. Lagian kan dulu kita juga beberapa kali galau gara-gara diputusin pacar, lo yang ngehibur kita," ucap Marcella sambil tersenyum.

            "Sekalian tuh, gue juga pengen pamer ke sosmed, terutama ke Putri, kalo persahabatan kita gak bakal runtuh. Gak kayak dia, cewek gampangan, yang main mau aja dirayu sama pacar sahabat sendiri. Otaknya di mana, deh?" ujar Winda panjang lebar yang hanya menerima tawa dari Adel dan Marcella.

            "Udah udah, gue gak mau bahas soal Reno maupun Putri hari ini," balas Adel. Masih terasa pahit bagi Adel saat menyebutkan nama mereka berdua. "Pokoknya, hari ini gue mau have fun sama kalian. Janji gak ngomongin mereka dulu untuk hari ini?"

            "Janji!" serempak mereka. Mereka bertiga pun berjalan menuju toko buku, sesuai permintaan Adel. Kalau pilih makan atau buku, tentu saja Adel memprioritaskan buku. Dapat buku gratis dari dua orang, kapan lagi?

            Saat mereka baru saja ingin memasuki toko buku, tak sengaja mereka bertemu dengan Daryl, yang kebetulan baru ingin keluar dari sana saat itu. Adel tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Gadis itu tersenyum lebar, jantungnya juga berpacu cepat melihat Daryl yang kini juga sudah melihatnya dengan senyuman dan lesung pipi cowok itu, sambil berjalan ke arah Adel.

            "Adel?"

            "Eh, Ryl," sapa Adel dengan senyum merekahnya yang tak kunjung luntur. "Kamu beli buku?"

            Daryl mengangguk. "Saya borong nih. Kemaren dapet bonus dari Om saya setelah keluar dari Booktopia."

            "Wih, beli apa tuh?" tanya Adel lalu melihat ke dalam kantong plastik yang Daryl bawa.

            "Ini, saya beli buku-bukunya Risa Saraswati. Penasaran." Daryl terkekeh dan Adel mendapati buku Peter, Hendrick, Hans, William, Janshen, dan Danur.

            "Wihh, sejak kapan kamu suka baca?"

            Sejak kenal sama kamu. "Sebenernya gak suka-suka banget, sih. Kemaren temen saya rekomendasiin, jadi pengen beli deh." Daryl cengengesan.

            "Hati-hati, jadi kutu buku kayak saya." Daryl dan Adel sama-sama tertawa. "Ngomong-ngomong saya udah baca yang William sama Janshen. Mau saya spoiler?"

            "Jangan!" Adel lagi-lagi tertawa. "Kalo kamu spoiler dikit aja, saya doain kamu didatengin sama mereka semua."

            "Ih, jangan dong!" tak hanya Daryl yang tertawa, Marcella dan Winda juga ikut terbahak. "Oh ya, ini temen-temen saya. Kalian udah pernah kenalan sih pas di restoran."

            Daryl mengerutkan dahinya. "Iya, sih. Tapi saya lupa siapa namanya."

            "Ini Marcella, ini Winda." Mereka berdua pun melemparkan senyum termanis mereka.

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now