12. Masak dan Makan Bersama Daryl

706 84 5
                                    

Daryl dan Adel kini berada di mobil Adel. Begitu Daryl menyodorkan jasa menyetirnya, besoknya mereka langsung sepakat untuk memulai. Papa dan Mama juga sudah memberikan izin itu pada Adel, bahkan Mama sampai rela tidak membawa mobil untuk Adel. Tadi Mama dan Rafa pergi diantar Papa.

Dan kini mereka duduk di mobil. Sebenarnya perkiraan Adel kalau Daryl akan menjadi guru mengemudi yang tepat adalah salah. Nyatanya jarak Adel dan Daryl yang dekat ini membuat Adel salah tingkah dan semakin tidak berkonsentrasi.

"Kamu udah diajarin apa aja sama Papamu?"

"Ya ... basic gitu. Papa baru ajarin gimana cara operasiin mobil, terus seberapa dalem aku harus nginjek gas, sama baru jalan-jalan di komplek gitu, sih."

Daryl mengangguk-ngangguk. Kalau begitu Daryl tidak perlu mengajarinya dari awal. "Coba kamu jalanin mobilnya sekarang."

Adel menelan ludah, lalu ia mulai menginjak pedal gas. Mobil sempat maju secara tiba-tiba dan mendadak, lalu Adel langsung cepat-cepat menginjak rem. Adel cengengesan menatap Daryl yang hanya menahan tawa di sebelahnya.

"Maaf ya, Daryl. Kayaknya saya bakal latih kesabaran kamu."

Daryl terkekeh. "Gak apa-apa kali. Rata-rata orang yang baru pertama kali belajar nyetir kan pasti grogi. Kamu bawa santai aja, ya."

Adel mengangguk dan semakin mengeratkan pegangannya pada stir mobil. Perlahan, dengan lebih manusiawi, Adel menginjak gas. Mobil pun berjalan dengan normal, membuat Adel bernapas lega. Tangan Daryl juga tetap memegang rem tangan dan konsentrasi cowok itu harus jauh lebih tajam dari Adel.

"Awas, kucing!" Adel langsung rem mendadak, membuat kedua insan itu maju ke depan. Adel dan Daryl sama-sama mengatur napas mereka yang tidak beraturan. Adel lagi-lagi menoleh ke arah Daryl sambil cengengesan.

"Maaf ya, Daryl."

"Kamu harus konsentrasi dan fokus, Del. Semua, di sekeliling kamu ini bergerak. Jadi kamu harus aware sama segala pergerakan mereka. Walaupun cuma burung-burung kecil sekalipun yang ngehalangi jalan kamu, kamu tetep harus selamatin nyawa mereka. Paham?"

Adel mengangguk. Adel rasa, Daryl sudah mulai terpancing emosinya.

"Saya gak marah. Maklum, cewek rata-rata emang begitu kalo lagi belajar nyetir." Daryl tersenyum dan Adel melihat senyum itu. Lagi-lagi, Daryl berhasil membuat hati Adel lebih tenang. Daryl tahu, kalau Adel tadi sempat takut kalau Daryl sampai marah. "Ayo, jalan lagi."

Adel kembali menginjak gas. Sambil berjalan, Daryl memberi petuah-petuah saat mengemudi mobil, seperti harus lihat spion saat membuat belokan, bagaimana perhitungan dan feeling saat Adel ingin berbelok, dan lain-lain. Daryl juga menyelipkan beberapa humor sembari mengajar, membuat Adel semakin enjoy melakukan ini. Siapa sangka, mereka tidak terasa telah menghabiskan waktu tiga jam untuk belajar mengemudi.

--

Adel membuka dompetnya begitu mereka selesai belajar dan kini berteduh di dalam rumah Adel dari teriknya sinar matahari. Mereka berencana delivery makanan, sesuai janji Adel yang akan membayar Daryl dengan makan siang. Sebenarnya, ini sudah tidak bisa dibilang makan siang, sih, karena ternyata sekarang sudah menunjukan pukul setengah enam sore.

Mungkin lain kali Adel akan mengganti dengan sebutan makan malam sebagai bayarannya.

Namun Adel rasanya ingin memaki seluruh umat di dunia ini begitu ia membuka dompetnya dan tidak melihat sepersen pun uang di dalam sana. Padahal Adel sudah sangat yakin kalau ia sudah diberikan uang oleh Papanya untuk makan nanti bersama Daryl. Namun kenyataan yang ada di hadapannya sukses meningkatkan emosi Adel.

Untold FeelingsWhere stories live. Discover now