[ZenEga 17]

Mulai dari awal
                                    

Perlahan Zega memelankan laju mobilnya, saat memasuki area Ribana high School. Dari jarak jauh sudah terlihat beberapa siswi yang mulai berbisik-bisik membicarakan dirinya dan Zena.

Zega tersenyum tipis, sebelum mematikan mesin mobilnya dan beranjak turun diikuti oleh Zena.

Seperti halnya drama korea kebanyakan yang sering Zero tonton, Zega menyampirkan jaket miliknya pada pundak Zena. Lalu bergerak menggengam sebelah tangan Zena, sebelum keduanya berjalan beriringan melewati koridor yang sudah di padati oleh siswi-siswi yang menatap mereka penasaran.

"Ya ampun Zega udah jadian sama Zena?! Populasi cogan di sekolah kita bakalan habis dong."

"Please deh, Zena tuh gak cocok sama Zega. Zega tuh cocoknya sama gue."

"Kek Zega mau aja sama lo, yang ada lo itu cuma dijadiin pelampiasan sama Zega."

"Oh my good! Lo harus tanggung jawab Zega! Lo udah bikin hati dedek potek dan hancur berantakan!"

Ucapan-ucapan itu entah mengapa membuat telinga Zena terasa terbakar. Dan ingin rasanya Zena menghajar wajah Zega yang terlihat menyebalkan ketika sedang tersenyum bangga di sebelahnya. Belum lagi ketika tangan cowok itu beralih melingkar manis di bahunya.

"Singkirin tangan sampah lo di bahu gue!" desis Zena pelan sembari mencoba melepaskan rangkulan Zega.

"Lo lupa kalau kita ini pacaran sweet heart?" tanya Zega dengan senyum manis yang masih setia di wajahnya. Mendengar itu Zena menggeram tertahan ketika Zega menekan kalimat 'Pacaran' yang begitu memuakkan di telinga cewek itu.

Langkah mereka terhenti ketika mereka sudah sampai di kelas Zena. Zega melepas rangkulannya dan memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan cewek itu.

"Belajar yang rajin biar pinter, masa Ibu dari calon anak-anak kita bego si? Jaga pandangan, jangan liatin cowok terus kan lo udah punya gue. Terus jangan mikirin cowok lain mending mikirin gue aja." Zega terkekeh sembari mencolek hidung Zena.

Zena hanya bisa memutar bola mata dan membuang pandangannya ke arah lain. "Hm."

Melihat respon itu, Zega menghembuskan nafas singkat lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Zena dan mendekap cewek itu.

"Lo harus turutin semua perintah gue Zena! Kalau enggak, lo bakal tau apa akibatnya," desis Zega penuh ancaman tepat di telinga Zena yang membuat tubuh cewek itu terdiam kaku. "Anggukin kepala lo kalau lo ngerti," ucap Zega lagi.

Dengan gerakan kaku Zena menganggukan kepalanya membuat Zega tersenyum manis namun terlihat begitu menyeramkan jika tahu arti senyuman itu. Zega terkekeh dalam hati karena dia telah berhasil menaklukkan cewek yang sudah menolak dan mempermalukan nya di depan umum.

"Bagus." Zega melepaskan pelukannya dan menatap Zena lembut. "Istirahat nanti gue jemput lo, kita ke kantin bareng. Oh iya, lo harus inget pesan gue tadi, oke? Kalau gitu gue ke kelas dulu ya sweet heart. Jangan kangen!" Lalu cowok itu memutar badannya menuju kelasnya yang berbeda arah dengan kelas Zena.

"INGET! JANGAN DEKET-DEKET SAMA COWOK, KALAU LO GAK MAU COWOK ITU MATI DI TANGAN GUE! GUE GAK MAIN-MAIN ZENA!"

Zena menggeram ketika teriakan Zega yang menggelegar di ujung lorong, belum lagi semua tatapan mengarah padanya yang membuat Zena menahan kesal setengah mati.

"ARGH! BRENGSEK!"

Maki Zena sembari terus menonjok dinding di sebelahnya. Zena tak peduli dengan murid yang menatapnya ngeri seolah-olah dia adalah orang gila. Zena juga tak peduli dengan rasa sakit yang menjalar dari punggung tangannya. Yang penting dia harus melampiaskan kemarahannya yang sudah memuncak dalam dirinya.

ZenEgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang