Part 45 : The Truth (Part 1)

3.3K 105 28
                                    

Readers, jangan lupa untuk follow @/gisel.thewriter_ yaa... untuk tau sneak peek setiap cerita Author:)

Happy Reading--

*****

"Hallo, Rio," sapa peneror itu ketika dirinya menampakkan diri didepan Rio dan seketika membuat rahang Rio mengeras melihat sosok didepannya ini.

"Hallo juga, Giorgio Evantio," balas Rio dengan senyum sinisnya. Mendengar namanya dipanggil, Evan pun melangkah mendekat kearah Rio dan menampakkan senyum sinis miliknya.

"Udah lama bro, kita ga ketemu. Gimana kabar lo?" tanya Evan dengan nada sesantai mungkin.

"Ga baik setelah apa yang lo lakukan selama ini sama gue dan Giselle." Rio sempat menghentikan ucapannya dan dirinya berjalan mendekat kearah Evan dan Rio langsung memukul wajah mulus Evan dengan sekuat tenaga. Karena tak siap, Evan pun terhuyung kebelakang dan tanpa sadar sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah segar. Evan segera menyeka darah itu dan kembali berdiri.

"Pukulan itu buat lo yang udah nyakitin sahabat lo! Lo mikir apa sih buat nyelakain Giselle yang jelas-jelas sahabat lo dari kecil. Lo itu sahabat macam apa?! Bener-bener lo ga pantes buat sahabatan sama adek gue," seru Tio sambil menunjuk Evan dengan jari telunjuknya.

"Hah, adek lo? Adek tiri kali maksudnya. Udah deh lo ga perlu manggil dia adek lo. Kalo bokap lo ga nikah sama nyokapnya Giselle, lo ga bakal pernah jadi kakaknya kali. Dan seharusnya kalo lo ga jadi kakaknya, gue ga bakal nyakitin dia kayak sekarang ini," ucap Evan sambil meluncurkan pukulannya kepada Rio. Kali ini darah segar keluar dari sudut bibir Rio. Karena dirinya dipukul, rahang Rio kembali mengeras. Rio sempat terjatuh. Namun dirinya kembali berdiri dan langsung membalas pukulan Evan tadi.

"Jangan pernah ngomong kata-kata tadi dihadapan gue. Gue ingetin sekali lagi, meskipun gue cuman kakak tirinya, status gue sekarang adalah kakaknya salah satu orang yang bisa dia percaya. Gak kayak lo yang katanya sahabat dari kecil, yang katanya selama ini dia percaya dan dia andalkan tapi ternyata orang itu buruk dan pengecut banget," ujar Rio tajam sambil menarik kerah baju Evan. Yang diajak bicara bukannya membalas namun hanya tersenyum miring.

"Ya ya silakan ngomong apa aja, tuan Mario Reynaldo," ucap Evan sambil membungkukkan badannya layaknya seorang bawahan memberikan hormat pada tuannya. Karena merasa dihina, Rio lagi-lagi memukul Evan habis-habisan. Evan yang dipukul hanya diam dan membiarkan tubuhnya diserang Rio hingga memar-memar bertebaran disekujur tubuhnya. 

"Pukulin gue aja sampe lo puas. Lo harus tau, lo ga ada gunanya mukulin gue sampe gue pingsan. Karena nyatanya bukan gue orang yang selama ini lo cari." Mendengar perkataan Evan, Rio menghentikan pukulannya dan mengangkat Evan agar cowok itu berdiri.

"Maksud lo apa? Justru gue gak salah nangkep lo karena orang yang selama ini gue cari itu ya elo. Van, lo ga perlu ngeles. Gue udah tau lo penerornya. Iya kan?! Jawab gue!" seru Rio lagi-lagi dengan nada tinggi. Mendengar pertanyaan Rio, Evan hanya membalas dengan senyuman mengejek.

"Ya ya ya memang bener kalo orang yang selama ini neror lo dan Giselle itu gue. Puas lo?" Rio tersenyum puas mendengar pengakuan Evan berusan.

"Tapi, sebenernya bukan gue yang lo mau. Tapi orang itu yang seharusnya lo pukul, bukan gue." Evan menghempaskan tangan Rio dari tubuhnya. Rio menatap Evan heran.

"Apa maksud lo orang itu yang seharusnya gue pukul? Jelas-jelas lo barusan ngaku kalo lo yang selama ini neror gue sama Giselle. Ada gerangan apa lo malah bawa-bawa orang lain dalam masalah ini, hah?!" Evan kembali tersenyum miring dan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, "Emang bener ya lo itu ga peka! Kalo gue bilang ada orang lain dalam masalah ini itu artinya orang yang lo cari itu ga cuman gue tapi orang itu seharusnya lo cari juga."

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang