Part 40 : The Investigation (Part 1)

3.4K 113 7
                                    

Di sebuah kamar hotel terdapat seseorang yang sedang tertidur. Namun, tidurnya mulai terganggu hingga membuatnya gusar. Kegusaran itu semakin menjadi ketika ia—Rio, mulai merasa bayangan itu semakin nyata diangannya. Semakin lama bayangan itu semakin dekat hingga membuat Rio terbangun.

"Rio? Lo udah sadar? Syukurlah," seru seseorang yang baru saja masuk kedalam kamar hotel Rio.

"Arrgghhh kepala gue."

"Eh kenapa kepala lo? Sakit banget, Yo?" tanya Giselle dengan sangat khawatir.

"Sell, tolong ambilin obat yang ada di tas itu," kata Rio sambil menunjuk sebuah tas yang tergeletak diatas kursi. Dengan segera Giselle mengambil obat yang diminta Rio dan langsung memberikan obat tersebut.

"Yo, ini obat apa?" tanya Giselle dengan suara sangat pelan.

"Oh obat tadi? Cuman buat ngeredain rasa sakit kepala ini kok. Tenang, obat itu bukan apa-apa." Giselle yang mendengar jawaban tersebut pun mengangguk mengerti.

"Btw, gue kemaren kenapa bisa pingsan, dek?"

"Kemaren lo pingsan gara-gara abis liat foto di gudang. Gue gatau lo kenapa yang jelas jauh sebelum lo liat foto itu muka lo udah pucet, kak." Rio mengangguk mengerti. Sekarang Rio sadar bahwa foto itu memang berpengaruh besar dengan ingatannya dan juga mimpi yang baru saja dialaminya.

"Yo, lo gapapakan?" tanya Giselle saat melihat Rio termenung beberapa detik.

"O-oh gue gapapa kok. Cuman tiba-tiba keinget aja tentang sesuatu. Btw, kemaren karna gue pingsan, pencarian dihentikan?"

"Ga langsung kok, Yo. Gue sama Tio memang langsung bawa lo ke hotel tapi temen-temen lo yang lain masih lanjut sampe agak malem." Rio mengangguk-angguk.

"Terus hari ini kita lanjutkan?"

"Iya lanjut kok. Hmm, but I think you shouldn't come. Because om Satria ngelarang lo untuk ikut. Hari ini lo harus istirahat di hotel sama gue. Okey?"

"La-lah tapi gue harus cari dia, Sell. Gu-gue harus cari dia sekarang."

"Yo, stay calm, dude. Hey, liat gue. Mereka tetep nyari kok. Cuman lo sama gue gak ikut. Tio udah janji kalo ada apa-apa, dia langsung ngabarin kita," kata Giselle sambil menangkup wajah Rio yang terlihat gusar. Karena sentuhan tangan Giselle, membuat Rio sedikit tenang. Rio pun segera memeluk Giselle dan membuat Giselle kaget dengan tingkah sang kakak.

"Thanks, Sell. Gue gatau harus ngapain sekarang. Gue cuman pengen cepet ketemu sama orang itu dan gue selesaiin semua ini. Gue gak mau liat lo semakin terluka. Cukup gue aja, Sell. Asal jangan lo. Gue udah janji sama mama untuk selalu ngejagain lo. Bahkan ga sama mama aja tapi sama dunia ini gue udah janji untuk ngejagain lo." Mendengar semua penuturan Rio, membuat Giselle menitikkan air mata dan Giselle pun mengeratkan pelukannya.

"Yo, lo tau sekarang gue gak akan marah lagi sama semua yang udah terjadi dengan keluarga gue. Justru dari semua drama yang terjadi di keluarga gue, gue bersyukur banget bisa dipertemukan sama lo dan papa dan bahkan sekarang gue sangat bahagia bisa punya kakak kayak lo. You know, kalo ga ada lo sekarang sebagai kakak gue, I think I can't face all of this. Gue gak akan jadi cewek sekuat ini. Thanks to you, my big brotha," balas Giselle masih didalam pelukan Rio. Rio pun akhirnya melepaskan pelukan hangatnya. Seketika Rio tersenyum manis kearah Giselle sambil mengelus puncak kepala Giselle dengan sayang.

"Love you, sist."

"Love you too, brotha. Okey, sekarang gue mau balik dulu mau mandi terus nanti kesini lagi ya."

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang