Part 44 : Lead to The Truth

3.4K 101 20
                                    

Readers, jangan lupa untuk follow @/gisel.thewriter_ yaa... untuk tau sneak peek setiap cerita Author:)

Happy Reading--

*****

Saat ini sudah pukul enam sore. Itu artinya sudah satu jam Giselle pingsan. Saat ini Giselle berada di kamar hotelnya dengan ditemani Rio dan lima sekawan. Ya, Rio tahu bahwa adik kesayangannya itu pingsan. Rio tahu ketika dirinya melihat Tio dan Ryan berjalan cepat kearah kamar Giselle sambil menggendong Giselle dalam keadaan pingsan.

"Ada yang bisa jelasin, kenapa Giselle bisa kayak gini?!" tanya Rio dengan nada tinggi. Mendengar nada tinggi tersebut, membuat lima sekawan terdiam sejenak sebelum akhirnya Ryan membuka suara.

"Sorry Yo, asli kita berlima ga ada niat buat Giselle kayak gini. Niat kita tadi cuman mau ajak dia refreshing. Tapi, kita gatau sama sekali kalo tubuh Giselle itu lemah untuk melakukan banyak aktivitas. Jadi, sekarang Giselle harus pingsan begini."

"Iya bro sorry banget. Beneran deh niat kita baik sama Giselle. Kita ga mungkin kok nyakitin dia apalagi bikin dia pingsan gini," sahut Joe dengan nada memohon pada Rio. Meskipun lima sekawan dan Rio baru berteman, tapi lima sekawan sudah tahu tingkah Rio kalau dirinya benar-benar sedang marah besar.

Rio menghela nafas dan berkata, "Iya guys, sorry gue tadi kebawa emosi. Gue tau kalian ga bakal punya niat buruk sama Giselle. Apalagi selama gue ga ada disisi Giselle, kalian selalu siap sedia buat jagain dia. Thanks guys, kalian udah bawa Giselle cepet-cepet kesini. Huft, coba seandainya gue gak pernah jadi kakak tirinya Giselle, gue yakin hidup Giselle aman banget. Dia gak perlu ngerasain semua kesengsaraan ini."

"Yo, lo gak boleh ngomong kayak gitu. Justru, Giselle yang sekarang jadi adek tiri lo itu adalah takdir buat kehidupan lo. Semua yang udah terjadi sekarang itu pasti ada hikmahnya, Yo. Ya, meskipun kalian harus lewatin masalah kelam ini, gue yakin kok setelah semua masalah ini selesai, hidup kalian bakal bahagia," ucap James menghibur sang sahabat.

"Yoi. Malah menurut gue, Giselle itu bahagia banget punya kakak kayak lo, Yo. Karena apa? Karena selama ini, lo selalu ngejagain dia sampe lo-nya sendiri terluka. Tapi percaya Yo sama gue, semenjak lo jadi kakaknya, lo adalah orang yang penting dalam hidupnya," tambah Joe.

"Betul, ya meskipun dulu kalian kayak anjing sama kucing yang kerjaannya berantem mulu sampe pusing gue liat kalian. Tapi, setelah kalian baikan gini, gue semakin yakin kalo takdir lo menjadi kakaknya ga pernah salah, Yo. Justru semua ini benar," kata Matt.

"Yo, lo harus tau. Tanpa lo sadari, sebenernya Giselle udah jadi orang yang penting buat lo. Ya kan, jawab jujur?"

"Honestly, iya. Apalagi kalo Giselle lagi terluka, rasanya gue pengen selalu ada disisi dia buat bantu dia untuk gak terluka lagi. Bahkan, gue rela terluka kalo itu bisa nyelematin Giselle," jawab Rio dengan nada tenang.

"Nah, maka dari itu Yo, lo harus selalu ada disamping dia. Because, she needs you. Dia butuh lo untuk jadi penyelamat saat dia terpuruk, Yo. Because, she's too weak to stand alone. Gue bukan ngeremehin Giselle. Tapi selama ini gue liat dia selalu berusaha untuk jadi cewek yang kuat padahal nyatanya dia bukan cewek yang sekuat itu. Am I right?" ucap Tio yang membuat Rio mengangguk.

"So, kesimpulannya, kalo lo mau Giselle gak semakin tersiksa dengan semua ini dan lo gak semakin merasa bersalah, ayo kita sama-sama selesaiin masalah ini. Kita bantu lo, Yo. Lo ga bakal sendiri. Kalo pun harus sendiri, kita ga bakal biarin gitu aja. Agree with that, bro?" ujar Ryan sambil mengulurkan tangannya kearah Rio.

"Guys, it's too much. You don't have to do this. Becau-"

"Yo, ga ada penolakan. Lo harus mau," paksa Joe sambil melotot kearah Rio. Tak hanya Joe, ternyata semua anggota lima sekawan melotot kearah Rio.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang