Part 38 : The Memory (Part 1)

4K 122 13
                                    

#Flashback On

Suasana di pagi hari yang begitu indah disertai suara merdu dari burung-burung kecil yang berkicau membuat mereka semakin semangat untuk bermain diluar rumah.

Mereka menyebut diri mereka adalah tiga serangkai. Menurut mereka, mereka tak pernah terpisahkan. Mereka akan selalu bersama, mulai dari bermain, pergi sekolah bersama hingga menikmati liburan bersama. Mereka adalah Mario Reynaldo, Christof Julliano, dan Ivara Julliana.

Mungkin kalian heran mengapa nama Christof dan Ivara mirip? Karena sebetulnya mereka adalah kakak beradik. Usia Christof dan Ivara berbeda empat tahun. Meski begitu, Ivara tak malu berteman dengan teman kakaknya yang tak lain adalah Mario. Sedangkan Mario adalah tetangga dari Christof dan Ivara yang sekarang begitu dekat dengan mereka berdua. Mario merasa beruntung dapat memiliki tetangga juga teman sebaik Christof dan Ivara.

Pagi itu, terlihat tim kakak adik sedang berkumpul di depan rumah Mario dan sedang berdiskusi bersama.

"Weh, Risto, ini si Io kemana sih? Kenapa ga keliatan batang idungnya. Udah tau mau main," ucap Ivara sambil tangannya menunjuk-nunjuk kamar Mario yang berada di lantai dua.

"Yaelah Var lo kayak gatau Io aja. Dia kan kebo. Yaudah kita bangunin secara paksa aja. Yoklah," ajak Christof pada Ivara. Mereka berdua pun memencet bel rumah Mario. Tak lama, Bi Surti—asisten rumah tangga Mario pun keluar membukakan pintu utama.

"Pagi den Risto, non Vara. Den Mario masih tidur diatas. Mau main ya?" Christof dan Ivara pun mengangguk. "Yaudah den non keatas aja, bangunin den Marionya. Bibi mau siapin sarapan dulu buat kalian bertiga."

"Makasih banyak bi!" seru tim kakak adik—Christof dan Ivara. Mereka berdua pun segera ke lantai dua dan membuka kamar Mario secara pelan-pelan. Begitu melihat orang yang mereka maksud, mereka segera mengambil barang-barang milik Mario yang dapat dipukul. Dalam hitungan ketiga, tim kakak adik membunyikan dengan nyaring hingga Mario terjatuh dari kasur kesayangannya.

"Anjir pantat gue," seru Mario sambil mengusap pantatnya yang baru saja mencium lantai kamar dengan mulus.

"Mampus lo! Lagian lo ga inget, kan pagi ini kita mau main, Io. Main lo!" seru Ivara sambil menarik Mario supaya berdiri. Diantara tiga sernagkai memang Mariolah yang paling suka telat bangun tidur. Bahkan saat mereka berangkat sekolah bersama saja, Mariolah yang paling terakhir keluar dari rumahnya.

"Mandi sono lo, Yo. Bau anjir lo!" Mario yang malas berniat untuk kembali ke tempat tidurnya. Namun, Ivara yang mengetahuinya, segera menarik lengan Mario dan mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi.

"Kita tunggu sepuluh menit lagi. Sepuluh menit ga turun, traktir kita tiga minggu!" ancam Chistof yang membuat Mario berpasrah dan segera dirinya masuk ke dalam kamar mandi.

Kira-kira setelah lima menit, Mario sudah turun dari kamarnya dan menghampiri Christof dan Ivara yang sedang melahap sarapan dengan lahap.

"Weh, mana sarapan gue? Jangan bilang lo pada ngabisin jat-" Belum Mario selesai berbicara, Ivara sudah meletakkan piring berisi roti dan telur mata sapi di depan Mario.

"Ga usah bawel." Ivara yang sudah selesai sarapan, segera mendaratkan pantatnya disofa dan mulai menyalakan televisi dan menontonnya. Christof yang juga sudah selesai sarapan segera mengikuti Ivara. Mario yang masih sarapan, hanya menggeleng kepalanya pelan saat melihat tingkah kakak beradik itu.

"Inget yak ini bukan rumah kalian!" teriak Mario secara tiba-tiba. Christof dan Ivara yang mendengarnya tak menghiraukannya sama sekali. Karena kesal tak ditanggapi, Mario segera menghampiri mereka dan duduk ditengah keduanya. Mario menoleh kearah kanan kiri untuk mengganggu Christof dan Ivara. Namun, keduanya tak ada yang merasa terganggu.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang