Part 30 : The Fragile Side of Giselle

4.4K 153 5
                                    

Sore ini hujan deras sedang mengguyur kota Jakarta yang rindu akan hadirnya. Namun, di balik salah satu kamar apartemen, terdapat seseorang yang sedang meneguk segelas kopi yang dibuatnya sambil memandang kearah luar jendela. Seseorang itu pun sesekali mengusap wajahnya kasar akibat ia lelah dengan semua yang sedang ia lakukan saat ini.

"Harus sampe kapan gue begini? Kapan rencana gue berhasil? Gue pengen banget dia mendapatkan apa yang dia udah ambil dari kakak gue," batinnya dalam hati sambil masih memandang ke luar jendela yang meninggalkan tetes-tetes air hujan.

"Liat aja, setelah ini semua bakalan berubah total. Gak bakal ada senyuman lagi dari bibir lo. Mulai besok, hidup lo gue jamin akan lebih menderita dari sebelumnya." Sosok itu pun berkata dalam hatinya sambil mengepalkan tangan kirinya.

****

Hari ini sekolah berjalan seperti biasa hanya saja seluruh murid saat ini sedang mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester satu yang sudah mereka jalani selama enam bulan ini.

"Gimana Sell lo udah siap buat ujian minggu depan?" tanya Gina yang baru saja menyelesaikan catatan fisikanya. Giselle yang masih mencatat, hanya mengangguk dan tersenyum kearah Gina. Gina yang melihat respon Giselle itu hanya melihat Giselle dengan tatapan tak percaya. Pasalnya, Giselle sempat tertinggal pelajaran saat ia harus dirawat dirumah sakit.

"Sumpah lo Sell? Materi yang ketinggalan itu, lo udah nguasain semuanya?"

"Udah Gina sayang," jawab Giselle yang masih fokus mencatat.

"Gimana bisa?"

"Rio, remember? Lo harus tahu walaupun dia lagi sakit, dia masih encer banget ya otaknya. Sekalinya gue nanya dia bantu gue banget. Beruntung gue punya kakak kek dia," kata Giselle sambil tersenyum.

"Cielah yang sekarang udah ngaku kakak adek. Duh kalian lucu banget sih," ledek Gina yang membuat Giselle menatapnya tajam.

"Ampun nyonya Giselle, gak bermaksud loh tadi," seru Gina yang segera pergi keluar kelas menghindari Giselle yang masih menatapnya tajam.

"Sell?"

"Apasih Gin gue itu lag-" Kata-kata Giselle pun terputus begitu tahu siapa yang memanggilnya.

"Evan? Lo kok tiba-tiba disini? Ga ngantin?"

"Sell, gue mau ngomong penting," ucap Evan dengan nada serius.

"Serius amat sih Van. Yaudah mau ngomong apa?"

"Jadi gini Sell, gue mau bilang kalo gue besok itu-" Kata-kata Evan terputus sesaat. Lalu Evan menarik nafas sejenak dan berkata lagi, "besok gue bakal pindah ke US." Setelah Evan mengucapkan kata-kata itu, Giselle hanya bisa terdiam untuk mencerna semua kata-kata Evan.

"Besok? Lo ke US? Secepet itu?" Evan pun mengangguk.

"Dan lo baru kabarin gue sekarang? Gila tau ga lo." Giselle segera bangkit dan berlari keluar kelas hendak menghindar dari Evan. Namun, karena Evan dapat menyusul langkah Giselle, tangan Giselle langsung ditarik dan membuat Giselle jatuh kedalam pelukan Evan. Evan pun dapat merasakan jika saat ini Giselle sedang menangis.

"Sell, maafin gue. Maafin gue baru bilang semua ini sekarang."

"Lo tau ga, lo itu jahat Van. Lo jahat!" seru Giselle sambil memukul dada Evan. Evan yang dipukul hanya bisa pasrah atas perlakuan Giselle. Evan tahu bahwa Giselle sangat shock menerima kabar Evan itu.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang