Part 27 : Rio Plan (Part 1)

5.5K 189 2
                                    

"Baiklah. Jadi apa rencanamu?" Sosok pemuda itu mulai membisikkan rencananya kepada sang bos. Begitu selesai memberi tahu, bos itu menunjukkan senyum liciknya.

"Bagus. Kali ini kita jalankan rencanamu. Jika kau berhasil, kau akan mendapat lebih banyak bonus." Pemuda itu pun mengangguk dan tersenyum bangga terhadap dirinya sendiri.

****

Pagi-pagi sekali Rio sudah terbangun dari tidurnya mengingat semalam ia tak dapat tidur dengan tenang. Bayangan sosok itu selalu hadir dalam setiap tidur Rio. Dan yang Rio takutkan bukan sosok itu akan mencelakainya melainkan sosok itu akan mencelakai sosok yang saat ini penting untuk Rio. Siapa lagi kalau bukan adik tirinya yaitu Giselle.

Karena terlalu khawatir, Rio pun mengendap-endap masuk ke kamar Giselle. Dan terlihat Giselle yang masih tertidur lelap dan menampilkan wajah polosnya yang cantik. Rio tersenyum kecil ketika mengingat masa-masa dimana diawal pertemuan mereka. Mereka selalu bertengkar hebat dan tidak pernah akur sebelum direlai. Bahkan dulu jelas sekali bahwa Giselle sangat membenci kehadiran Rio. Untung saja situasi itu sudah tak terjadi lagi. Tapi situasi lain datang dan mencoba menganggu kebahagian yang terjadi.

Rio yang sedang asik dengan dunia imajinasinya, dikagetkan dengan suara ringtone iPhonenya. Ternyata dia mendapat telfon dari rekan kerja Herman yang kemarin ia hubungi. Dengan buru-buru, Rio mengangkat telfon tersebut dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Giselle.

"Hallo, om Satria?"

"Hallo Rio. Maaf sekali om baru angkat telfon kamu karena dari kemarin om sibuk banget. Jadi apa yang mau kamu tanyakan sama om?"

"Gini om, aku tau dari papa kalo om kerja juga sebagai detektif ya?"

"Iya benar itu. Jadi, apa kamu mau minta om menyelidiki sesuatu?"

"Iya om saya minta bantuan om untuk menyelidiki sesuatu yang mencurigakan. Sebenarnya om, kita lebih enak bertemu face to face karena banyak yang ingin aku beri tahukan."

"Baik-baik. Bagaimana kalo nanti siang jam sebelas kita ketemu di Sbux dekat rumahmu?"

"Oke baik om. Nanti jam sebelas ya. Sampai ketemu nanti om." Rio pun mengakhiri perbincangannya dengan om Satria. Saat ini Rio sedikit lega karna rekan kerja Herman akan membantunya memecahkan kasus misterius ini.

"Rio, what are you doing?" tanya Giselle secara tiba-tiba.

"FUCK! OMG, Giselle sumpah lo bikin gue kaget! Gila ya lo duh jantung gue," umpat Rio kesal. Giselle yang dimarahi justru tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Rio itu.

"Lagian masih pagi udah nunggu didepan kamar gue. Lo nungguin gue bangun? So sweet banget sih kakak gue," kata Giselle sambil mencubit kedua pipi Rio. Rio pun merintih kesakitan.

"Giselle stop it!" perintah Rio pada Giselle yang masih setia mencubiti pipi kesayangannya itu.

"Giselle, kalo lo gak lepas, gue cium lo!" ancam Rio dan membuat Giselle segera melepaskan tangannya dari pipi Rio yang sudah berubah menjadi merah.

"Ihh apa-apan sih lo, main cium-cium orang aja." Giselle langsung memasang tampang cemberut dengan tangan yang dilipat didepan dadanya. Rio yang senang telah berhasil mengerjai Giselle hanya tersenyum kecil melihat ekspresi Giselle itu.

"Udah ah jangan ngambek, masa pagi-pagi udah ngambek aja sih. Yuk, turun. it's time to breakfast. Hari ini gue yang buat sarapannya jadi lo tinggal duduk manis aja," seru Rio sembari menggandeng tangan Giselle menuju dapur.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang