Part 23 : Bad Feeling (Part 2)

6.5K 217 9
                                    

Saat ini Rio sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman seperjuangannya dirumahnya. Teman-teman Rio sudah diperbolehkan bermain dirumahnya. Itu merupakan keputusan yang dibuat oleh Giselle saat Rio dan Giselle sedang berbincang bersama.

#Flashback On

Giselle yang sedang menghirup udara malam dibalkon kamarnya terkejut melihat Rio yang tiba-tiba ada disampingnya.

"Jangan lama-lama lo diluar sini, lo sakit ntar gue yang repot," sindir Rio masih dengan posisi yang sama, memandangi langit malam. Giselle melirik sekilas kearah Rio dengan tatapan sebal.

"Gini ya, sekarang gue lagi ga mau berantem sama lo. Jadi to the point aja. Lo ngapain kesini? Ada yang mau diomongin sama gue?" Rio menghela nafas dan memutar tubuhnya menghadap kearah Giselle.

"Gini Sell, hmm gimana ya ngomongnya," ucap Rio ragu-ragu. Tangan Rio tidak bisa diam bergerak. Giselle yang melihatnya mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

"Rio, stop it okay! Now, just tell me. I don't have a lot of time."

"Okay so, gue mau minta lo untuk ga marah soal ini. Jadi, sejak temen-temen gue waktu itu kesini, dengan terpaksa gue kasih tau mereka soal status kita yang sebenernya." Rio sempat berhenti berbicara untuk memberikan sedikit waktu kepada Giselle yang sedang mencerna kata-katanya.

"So?"

"So, ya kalo misalnya gue ajak mereka main disini, lo jangan marah lagi sama gue kenapa mereka tiba-tiba ada dirumah." Selesai mendengar semuanya, Giselle melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar sambil berkata, "okey gue ga akan marah. Dan sekarang lo boleh tinggalin kamar ini, gue mau istirahat."

Rio tersenyum bahagia. Sebelum Rio keluar, ia berkata lagi, "you're the best, sist! Night sist!"

#Flashback Off

"Eh bro, adek lo mana dari tadi gak keliatan," tanya Tio yang masih asik mencoret buku paket matematikanya itu.

"Dia masih dirumah sakit. Gue masih gatau dia kapan pulang," balas Rio dengan tatapan sendu. Teman-teman Rio yang mengerti situasi tidak nyaman ini langsung melakukan jurus andalan mereka.

"Jan sedih lah bro. Gue yakin adek lo cepet deh balik kerumah. Bisa sekolah lagi. Ya ga?" Perkataan Matt mendapat anggukan dari Rio dan juga semua teman-temannya.

TING TONG

Bel rumah Rio pun berbunyi menandakan ada seseorang yang datang berkunjung kerumahnya. Awalnya Rio ragu untuk membuka pintu, pasalnya semua teman-temannya sudah hadir dirumahnya. Seharusnya sudah tidak ada orang yang datang kerumahnya lagi.

Saat membuka pintu, betapa terkejutnya Rio saat mendapati Giselle berdiri tegap didepannya dengan membawa tas.

"Giselle?!" teriak Rio sambil tanpa sadar memeluk tubuh mungil Giselle. Giselle yang tiba-tiba merasakan tubuhnya sudah berada dalam pelukan Rio, membelakkan matanya.

"Sejak kapan lo udah sembuh? Bukannya kemaren keadaan lo masih belom pulih banget ya?" tanya Rio sembari melepaskan pelukannya dari Giselle.

"Kemaren malem, ada suster yang dateng kekamar bilang kalo gue hari ini bisa pulang. Katanya sih kondisi gue udah membaik dan gue udah diijinin buat ngelakuin aktivitas kayak biasa lagi." Rio mengangguk-angguk.

"Tau gitu, gue jemput lo dirumah sakit. Terus lo tadi dianter siapa? Kan bonyok masih kerja."

"Sama Evan. Tadi pas gue beres-beres, Evan jenguk gue yaudah dia sekalian nganterin gue pulang. Cuman dia ga mampir, ada urusan mendadak," jelas Giselle. Mendengar nama Evan membuat Rio merasa tak nyaman. Ada sesuatu dalam dirinya yang tak suka saat mendengar nama itu. Seolah nama itu merupakan masa buruk bagi Rio yang harus Rio jauhkan dari dirinya.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang