Part 16 : Fainted again?

7.7K 288 19
                                    

A/N :
Hello guys. Btw, sorry kalo updatenya kemaleman. Yap, sesuai janji gue, bakal ngumumin hasil votingnya. Dan ya selamat buat yang milih untuk tetep LANJUTIN PART, karena voting kalian yang gue ambil. So this is new part. Sisa 4 part lagi sampe gue melakukan revisi. Thank you, enjoyyy~~

****

"Bagaimana perkembangan target kita?"

"Perkembangannya masih belum terlihat, bos. Target ini sangat susah untuk dilumpuhkan. Jadi saya masih mencari waktu yang tepat untuk melumpuhkannya. Tenang bos, semua aman sama saya," seru pemuda meyakinkan sang bos yang sedang menghisap sebatang rokok dengan santainya.

"Baiklah. Tapi kamu ingat, jika target tidak luluh juga ditangan kamu, saya akan langsung turun tangan menanganinya. Mengerti?" Pemuda itu pun mengangguk.

"Baiklah, kamu bisa kembali sekarang. Terima kasih atas kerja samamu," ucap sang bos.

"Sama-sama bos. Hal ini merupakan keinginan saya sejak dulu. Bos tenang saja, saya tidak akan mengecewakan bos." Sang bos pun mengangguk. Pemuda itu pun keluar dari sebuah rumah kosong dan kembali menjalankan aktivitasnya.

Namun sebelum melanjutkan aktivitasnya, pemuda ini berhenti sejenak di sebuah taman kota. Pemuda ini berjalan menuju salah satu bangku taman dan duduk dengan nyaman. Pemuda ini pun menghembuskan nafas nya sambil membuka aplikasi notes di smartphonenya. Dimana ada catatan mengenai rencana barunya yang tidak diketahui oleh sang bos.

"Nanti malem, semua penderitaan lo dimulai," batin pemuda itu dalam hati.

****

Malam hari ini suasana sangat hening. Hanya sesekali terdengar suara jangkrik. Rio yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya karena sempat terhenti karena ia masuk rumah sakit.

TUKKK

Rio menoleh kearah jendela kamarnya. Seperti ada yang melempar sesuatu ke jendela kamarnya. Namun saat Rio menghampiri jendela tersebut, bunyi itu hilang. Rio pun tak menemukan apa-apa. Rio pun kembali menuju meja belajarnya dan melanjutkan aktivitasnya.

Tak berapa lama saat Rio kembali, terdengar lagi suara pada jendela kamar Rio. Rio yang tak mau terkena jebakan hanya membiarkan hal itu terjadi. Hingga pada akhirnya,

PRAAANGGG

Kaca jendela kamar Rio pecah. Dan bersamaan dengan itu, didekat pecahan kaca jendela itu terdapat sebuah batu. Namun, anehnya dibatu itu terdapat sebuah kertas yang diikat. Karena penasaran, Rio pun mengambil kertas itu dan mulai membacanya.

Bagaimana kabarmu, Reynaldo? Lama tak berjumpa. Aku rasa kau mungkin sudah melupakanku. Tapi tenang saja, aku tidak akan melupakanmu karena masih ada urusan yang belum selesai diantara kita. Dan aku kembali lagi untuk memintamu melunasi janji-janjimu itu. Semoga kali ini kau akan melunasinya.
Semoga kau senang aku kembali, karena aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Reynaldo.

Kertas itu pun jatuh dari genggaman Rio. Rio pun mengambil beberapa langkah ke belakang dengan badan gemetar. Ia sampai tak sadar sudah menabrak pintu kamarnya yang akhirnya membuatnya terduduk lemas. Detak jantung Rio pun berdebar begitu kencang, keringat pun keluar dari pelipis Rio.

Rio pun sempat mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan mengembalikan detak jantungnya seperti semula. Namun tak berapa lama, semua gelap.

****

Mata Rio mulai terbuka perlahan dan cahaya lampu pun mulai menyergap penglihatan Rio.

"Rio? Lo udah bangun? Lo gapa-gapapakan?" tanya Giselle yang khawatir?

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang