Part 11 : Panic Attack

10.4K 324 27
                                    

Seseorang berlari tergesa-gesa menghampiri orang yang sedari tadi ia cari. Dia adalah Evan yang berlari dengan cucuran keringat didahinya.

"Giselle? Lo kemana aja sih dari tadi gue cariin ternyata di perpus," kata Evan yang sedang mengatur kembali nafasnya. Giselle hanya tertawa kecil melihat tingkah Evan yang lucu itu.

"Abis gue tadi dapet tugas sejarah musti cari bahan disini. Eh btw, lo kenapa cariin gue? Kangen ya? Duh jangan berat-berat loh kangen ama gue nanti demen. Hahahaha..." Evan yang mendengarnya menjitak kepala Giselle yang membuat Giselle meringis kesakitan.

"Duh geer banget ya. Gue cuman mau nanya emang kemaren lo beneran pingsan ya? Terus keadaan lo gimana sekarang? Gapapakan? Terus lo pingsan dimana? Ditolong siapa? Jam ber-"

"Duh lo itu kalo mau nanya satu-satu dong. Terus pake nafas, oke? Lo udah kayak dikejar apaan aja deh, Van." Evan yang merasa malu hanya dapat menampilkan hamparan gigi putih miliknya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah gue jawab satu-satu ya. Iya kemaren gue pingsan. Kedua, gue udah gapapa. Ketiga, gue pingsan dihalte bus depan situ. Keempat, gue ditolong Rio aslinya gue ga minta. Kelima, jam berapa lo tanya, gue ga tau pasti. Yang jelas abis pulang rapat OSIS aja," jelas Giselle yang masih menyalin materi dari buku perpustakaan. Evan mengangguk mengerti.

"Syukur deh lo gapapa. Sorry banget ya, gue kemaren ga bisa bantu lo. Malah Rio lagi yang bantu lo. Pasti ga enak kan dibantu dia?" Giselle menatap sekilas wajah Evan. Dan Giselle pun berkata, "engga juga. Biasa aja sih, Van. Malah karena dia nolongin gue secara sukarela, dia malah sakit sekarang gara-gara nungguin gue sampe sembuh."

Evan yang melihat wajah Giselle berubah menjadi murung berusaha untuk menghiburnya.

"Udah lah Sell ini bukan 100% salah lo kok. Kan lagian dia yang mau sendiri kan nolongin lo. Ya udah gapapa," kata Evan mengelus pundak Giselle pelan. Giselle yang sudah disemangati akhirnya menampilkan senyuman lebarnya kearah Evan.

"Nah gitu dong senyum. Itu baru sahabat gue. Eh yuk udah mau bel, lo pinjem aja deh bukunya," sahut Evan yang segera mengambil buku yang dibaca Giselle menuju meja peminjaman.

****

Ditempat lain, Rio sedang asik menyaksikan siaran televisi sembari mengistirahatkan tubuhnya dari rasa nyeri yang dialaminya beberapa hari ini. Namun tiba-tiba terlintas dipikiran Rio, untuk menelpon Giselle. Entah pikiran darimana, Rio segera meraih smartphone miliknya dan mendiall nomor Giselle. Saat telepon tersebut sudah diangkat, saat Rio hendak berkata 'hallo', diseberang sana terdengar suara laki-laki. Suaranya sangat Rio kenali walaupun Rio tak melihat siapa sosok itu.

"Hallo?" Ketika mendengar suara siapa itu, Rio terdiam. Ia tak membalas suara dalam telepon itu. Hingga sang pemilik suara mematikan sambungan antara dirinya juga Rio.

Dengan adanya peristiwa ini, membuat amarah Rio hampir mencapai puncaknya. Rio sudah tak tahan dengan semua bayangan itu. Bayang-bayang yang mulai menghantui kehidupan Rio saat ini. Bayang-bayang masa lalu yang seharusnya sudah tidak ada lagi.

Tapi Rio salah, semakin ia mengabaikan pertanda bayangan itu akan muncul kembali, justru bayangan itu semakin dekat dengannya. Bahkan hampir saja membuat hidupnya kacau seperti dulu.

"Arggggghhhh, kenapa orang itu harus kembali? Kenapa dia harus berhubungan sama dia? Oh Tuhan, gue harus gimana?!" jerit Rio dalam hatinya hingga ia tak sadar bahwa dirinya perlahan jatuh ke ranjang dan menutup matanya.

****

Giselle POV

Huft cape banget deh hari ini apalagi karena tugas sejarah tadi. Dan btw, sekarang gue baru aja sampe rumah. Rumah hari ini sepi banget, cuman ada gue sama Rio. Kemana Bi Imah? Dia pulang kekampung karena jenguk anaknya yang sakit. Ya, jadi gue cuman berdua deh sama Rio. Oh ya Rio sampe sekarang keadaannya belom membaik banget. Udah ada perkembangan tapi sedikit.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang