56. in disguise

44.8K 9.8K 8.9K
                                    

L. Byun
Guys, akhirnya aku pulang ke rumah
I think I have to show you guys something

Alice
Apa?
Nggak bisa di sini aja dulu

L. Byun
No
Ini penting
Kita harus ketemu langsung

Mark Lee
Kangen bilang

L. Byun
Yes I miss you more than anything
r u happy now

L. Byun
Di apartemen alice jam lima sore, bisa?

Alice
Hari ini?
Hm... mungkin aku agak telat

L. Byun
Okay. See you

Alice
Ok

Alice
Mark?

Alice
Hm okay see u mark









***









Selama kuliah pikiranku sudah melayang-layang ke rumah. Adrenalinku rasanya terpacu karena Liv seakan menggantungku dengan teka-teki. Dengan tidak sabar aku melewati kelas demi kelas kuliah, sampai akhirnya jam menunjukkan pukul setengah lima sore ㅡwaktunya pulang.

Entah sedang terjadi anomali cuaca atau apa, udara sore ini benar-benar tidak bersahabat. Aku mengeratkan lengan di depan dada karena tidak membawa jaket, sementara langit mendung, angin dingin dan kering bertiup. Rintik gerimis turun tepat ketika aku baru melangkah dari naungan atap gedung.

Sambil menggerutu, aku mundur lagi untuk berlindung dari hujan.
Sudah hampir jam lima, aku menunduk di atas jam tanganku. Apa lebih baik nekat berlari sampai halte depan lalu memesan taksi?









"Ehem."








Aku mengangkat wajah saat mendengar dehaman. Di depanku, pemandangan yang sudah lama tidak kulihat ㅡMark Lee di bawah payung abu-abunya.


"Mark...?"


Mark menarikku ke bawah payung.
"Aku yakin kamu pasti kehujanan. Untung ada aku."

"Tau dari mana?" tanyaku bingung.

"Hm... mungkin telepati?" Mark tersenyum, dia menggenggam pergelangan tanganku supaya mengikutinya melangkah.


Sebenarnya aku bingung, tapi belum sempat bertanya lagi, aku sadar kami berjalan ke arah yang salah. Biasanya Mark tidak parkir di sekitar sini.

"Loh, mau ke mana? Parkir kan di sebelah sana?" tanyaku.

"Parkir apa? Aku ke sini jalan kaki," kata Mark.

"Apa? Terus, ini mau ke mana? Halte ke arah apartemenku di sebelah sana," ujarku.

"Kamu lupa sama jalan ke rumah sendiri?" Mark terkekeh lagi. "Rumah lama, maksudnya. Bukan apartemen."

Dahiku mengerut.
"Tapi kita kan janjian di apartemen? Liv gimana?"

"Liv tau kok, dia yang kasih saran malah. Lagian rumahmu kan lebih deket dari sini daripada apartemen," ucap Mark. "Dia katanya nyusul nanti."

"Oh..." ujarku akhirnya.

"Liv kangen rumahmu, katanya. Aku juga kangen sih," Mark terkekeh.

Vacancy ✔ [revisi]Where stories live. Discover now