[ZenEga 07]

Mulai dari awal
                                    

"Tai!" sungut Zega.

Cowok itu bangkit dari posisi nyamannya dan bergerak menuju lemari pakaian. Di ambilnya baju abu-abu polos, kemudian dalam gerakan cepat Zega meloloskan pakaian itu melewati lehernya.

"Emangnya lo gak takut lagi di tolak Zena kek tadi pagi?" Kini Johan yang bertanya.

"Gak ada kata 'takut' apa lagi 'menyerah' dalam kamus seorang Zega!" senyum miring tercetak jelas di sana, "Dan penolakan tadi? Itu gue anggap sebagai awalan untuk menaklukkan hati seorang Zena. Kita liat sama-sama dalam satu bulan ini, kalau gue gagal jadiin Zena pacar gue. Gue pastiin mobil sport beserta motor kesayangan gue buat kalian semua."

"Serius lo?!" Vikar berseru heboh. Matanya berbinar penuh senang, dalam hati ia berdoa kalau dalam satu bulan ini Zega gagal menjadikan Zena kekasihnya.

Berbeda dengan Galaksi yang berharap bahwa Zega harus cepat-cepat menjadikan Zena kekasihnya dan mencampakkan cewek itu setelahnya.

"Lo hanya akan hancur dalam permainan yang lo ciptakan. Gak ada hati yang bisa lolos dari cinta dan lo akan terjebak di dalamnya tanpa bisa keluar dari permainan itu sendiri."

Gilan berucap memperingati Zega, namun sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh cowok itu. Menghela napas lelah, Gilan beranjak keluar dari kamar Zega.

Dilain sisi, Galaksi tersenyum miring ketika melihat Zega sedang melakukan high five bersama Vikar, Aam dan Johan. Galaksi berseru dalam hati. Lihat saja nanti, bisakah Zega menjalankan taruhannya tanpa menggunakan embel-embel hati atau cinta? Kalau tidak, setidaknya Galaksi bisa bersyukur karena dendam nya pada Zena bisa terbalas kan lewat perantara Zega.

"Wah, rame banget ini rumah berasa di pasar malam gue."

Suara berat itu tiba-tiba terdengar membuat Zega dan lainnya menoleh. Seorang pria berjalan dengan setelan kantor dan tak lupa sebuah tas laptop dia pegang di tangan kirinya, sedangkan di tangan kanannya dia membawa dua plastik besar yang berisi cemilan dan barang-barang kebutuhan lainnya.

Mendengar itu Zega memutar bola matanya malas sedangkan yang lain mengerutkan kening.

"Siapa Ga?" tanya Johan mewakili semua pertanyaan yang muncul di benak teman-temannya.

"Abang gue." Zega menjawab malas.

"Ooh." Semua orang kecuali Zega dan Abangnya mengangguk dan membulatkan mulutnya.

"Lo parah banget sih Ga, gak kasih tau ke temen-temen lo kalau lo punya Abang yang ganteng dan kece badai kayak gue." Abang Zega menyisir rambutnya. "Jahat lo!"

Zega berdecih. Jangan tanyakan dari mana sifat Zega yang narsis, pede tingkat dewa, sok cool, sok ganteng itu, tentu saja dari Abangnya lah! Sifat Zega sebelas dua belas sama Abangnya, tapi bedanya Zega lah yang paling narsis di banding Abangnya.

"Kenalin, gue Ghazero Angkasa Biru, Abang dari Zeganda Angkasa Langit." Zero memperkenalkan dirinya pada teman-teman Zega. "Gue adalah orang terkece, terganteng, tertampan, dan ter-teran asal kalian tahu."

Zega memutar bola matanya malas. "Udah ah, sana lo ke kamar, ganggu orang lagi main aja." Zega mengambil alih stik PS dari tangan Aam membuat cowok bertubuh gempal itu memekik tak terima.

"Berisik!" sungut Zega ketika Aam mulai melancarkan aksi berteriak nya.

Zero mencebikkan bibir. "Jahat banget lo sama gue, gue pecat jadi adek baru tau rasa lo."

ZenEgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang