Genep Puluh Opat (Revisi)

Start from the beginning
                                    

"Maaf ya, Kak." Kata gue dengan gak enak.

Suami gue mengulas senyum dan langsung mengambil alih jam weker di tangan gue dan menaruhnya di nakas.

"Taruh di sini aja ya?!"

"He.em." Jawab gue sambil mengangguk.

Suami gue bangkit dari duduknya dan memeriksa koper gue. Sementara handuk kecil yang tadi dipakai untuk mengeringkan rambutnya disampirkan di bahunya.

"Semua keperluannya udah lengkap?" Tanya dia.

"Udah Kak." Jawab gue.

"Minyak angin sama obat-obatan lain udah dimasukin?"

"Udah."

"Selimut, jas almamater, sandal ganti, alat tulis?"

"Udah udah udah...."

"Celana dalam sama bra kamu?" tanya dia lagi dengan seringai tipisnya yang membuat gue mendelik dia.

"Udah!!!" jawab gue setengah berteriak.

Rese banget sih.

"Yang begituan emangnya perlu ditanya lagi ya, Kak? Rese banget sih jadi orang!!!"

"Yang begituan apa?"

"Saya sumpahin bodoh beneran baru tahu rasa."

"Emang kamu mau punya suami yang bodoh?" Tanya dia yang membuat gue berdecak sebal.

Dia kembali mengecek ulang keperluan gue sambil berkata, "Bukannya gitu, ukuran kamu itu kan unik. Saya takutnya kamu lupa, kamu kan suka ceroboh. Nanti kalau ketinggalan mau minjem ke siapa?"

Bug...

Dan satu lemparan bantal tepat mengenai wajah suami gue.

HN!!!

RESENYA MAKIN KUMAT.

DASAR SASEMSE!!!

Mana mungkin hal sepenting itu bisa lupa?!!!

Suami gue malah terkekeh kecil dan gue mengumandangkan beribu-ribu kata rese buat dia sambil guling-guling dia atas kasur dan menendang-nendang udara. Suami gue menutup koper gue lalu menaruhnya di dekat jendela. Setelah itu dia duduk di tepi tempat tidur dan gue menatap dia dengan cemberut.

"Apa liat-liat, jelek!!!"

"Emang kamu jelek. Tumben nyadar." Balas dia santai.

"Ih reseeee...!!!" teriak gue sambil kembali melempari dia dengan bantal tapi kali ini berhasil dia halau. Tapi gue tidak berhenti begitu saja. Gue terus menyerang dia pakai bantal, guling, dan selimut sampai gue puas.

Kapan sih dia muji gue cantik??? Ngarep nih ngarep.

___

Malam ini bisa dibilang malam terakhir gue tidur bareng sama suami gue sebelum gue berangkat KKN besok. Gue pun memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan nempelin dia terus. Udah macem surat sama perangko aja nih.

"Hati-hati di sananya dan jangan suka keluyuran sendirian." Kata suami gue memperingatkan gue untuk kesekian kalinya mengingat gue punya riwayat hidup tiba-tiba suka ngilang atau yang lebih tepatnya keluyuran sendirian. Sebenarnya gue kadang juga gak sadar gue ngilang dari rombongan. Gue itu termasuk jajaran manusia yang gampang dialihkan fokusnya dengan hal-hal yang unik, aneh, dsb jadi gue kadang tanpa sadar akan mengikuti hal-hal yang menarik perhatian gue itu dan berakhir gue terpisah dari rombongan.

Dulu waktu SMP juga gue pernah ngilang pas acara karyawisata di Dufan. Awalnya gue berang sama rombongan temen-temen sekelas gue eh tahu-tahu gue udah jalan-jalan sendiri. Untung gue inget di mana bus sekolah gue parkir dan saat gue sampai di sana guru pembimbing dan teman-teman gue keliatan panik gitu.

Dosen RESE (ISLY) ✔ [Masa Revisi]Where stories live. Discover now