_Goodbye_ (Revisi)

Start from the beginning
                                    

Gue gak pernah melihat dia dalam keadaan kaya gini. sebelum-sebelumnya dia selalu berwajah teduh bak malaikat. Tapi lihat sekarang, bahkan tatapan matanya lebih tajam dari monster.

"CUKUP BODOH!!!" Bentak suami gue yang membuat gue terkesiap dan hati gue seketika mencelos.

Apa katanyanya barusan? Bodoh? Suami gue baru aja bicara kasar sama gue? Dia ngatain gue bodoh? Seumur-umur baru kali ini gue ngedenger dia marah sampai mengeluarkan kata-kata kasar ke gue. Apa sekarang ini kesalahan gue bener-bener fatal?

Suami gue mencengkram kuat bahu gue, "Tidak bisakah kamu berguna sekali saja, hah?" Tanyanya dengan nada yang menusuk.

"Kamu pikir saya juga gak kehilangan? Kamu pikir saya juga gak ngerasa bersalah? Kamu pikir hanya kamu yang merasa gak adil?"

"SAYA JUGA ANNA, SAYA JUGA!!! JADI SETIDAKNYA BERHENTI BANYAK BICARA DAN MEMBUAT KEPALA SAYA PUSING!!!" Bentaknya tepat di hadapan wajah gue yang menyedihkan membuat air mata gue bertambah deras.

"Ka-kak.." Suara gue tercekat ditenggorokan.

"Sudah cukup selama ini saya nyabarin kamu, ngertiin kamu, dan maafin kamu. Saya kira dengan semua ini kamu akan berubah, tapi nyatanya kamu tetap saja nyusahin. Kamu selalu membuat kepala saya hampir pecah. Saya cape Anna, cape ngadepin kamu."

"Jadi selama ini saya hanya beban bagi Kakak?" Tanya gue dengan perasaan yang begitu ngilu.

"Jika boleh jujur iya. Tapi saya selalu berusaha memperlakukan kamu dengan baik karena saya masih ngehargain kamu. Tapi apa balasan kamu ke saya? Kamu selalu ngecewain saya. Kamu gak pernah menghargai saya. Kamu itu satu-satunya perempuan tolol yang pernah saya temuin." Kata suami gue dengan dingin membuat hati gue mencelos beberapa kali lipat.

Tatapan mata suami gue begitu tajam dan menghujam seperti semua kekesalan dan kemarahannya yang selama ini dia pemdam terluapkan semuanya. Hal itu jelas membuat gue sangat takut sampai membuat tubuh gue gemetaran.

"Maafin saya kak..."

"Maaf?' Suami gue tersenyum sinis, "Kamu pikir hanya dengan maaf dan nyalahin diri sendiri bisa membuat anak saya kembali? Enggak kan? Jadi saya gak butuh maaf kamu!!!" Katanya dengan nada yang tetep menusuk.

Suami gue beranjak dari duduknya tapi gue meraih ujung kemeja dia untuk menahannya. Seenggaknya dia harus tahu kalau gue benar-benar merasa bersalah. Setelah ini gue terima jika dia memang ingin pisah dari gue.

"Kak, saya tahu saya banyak ngecewain Kakak. Tapi tolong terima maaf saya Kak, saya benar-benar menyesal."

"Terlambat Anna, maaf kamu gak akan bisa membuat semuanya kembali seperti semula." Kata suami gue sambil menepis tangan gue.

Gue langsung bangkit dan meluk suami gue dari belakang tapi tenaga kuatnya berhasil menghempaskan tubuh ringkih gue ke tempat tidur. Gue gak nyerah gitu aja dan kembali menahan dia tapi yang gue terima selanjutnya adalah layangan tangan yang menampar keras pipi gue.

Plak...

Bahkan sekarang dia udah berani main fisik?!

Gue sedikit limbung ke belakang dengan pipi yang luar biasa perih dan kepala yang berdenyut sakit. Gue syok dengan tindakannya yang gak pernah gue sangka-sangka. Gue masih belum percaya dia bisa dengan mudahnya melayangkan tangan untuk menampar gue padahal dulu menggoreskan kukunya sedikit aja ke kulit gue dia gak berani.

Gue memegang pipi gue yang sakit dan menelan cairan amis bercampur asin yang sepertinya darah. Gue natap suami gue dengan tatapan nanar dan masih dikuasai rasa tak percaya. Gue sempat melihat perubahan wajah suami gue yang sepertinya kaget dengan apa yang dia lakukan ke gue tapi sedetik kemudian wajah dingin dan kejamnya kembali terpatri.

Dosen RESE (ISLY) ✔ [Masa Revisi]Where stories live. Discover now